Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad dan Menjalankan Ajaran untuk Menyelamatkan Dunia


Dokter sekalian, melihat kalian kembali, saya bersungguh-sungguh mendengar kisah yang kalian bagikan. Sungguh, rasa syukur dari lubuk hati saya sulit untuk dideskripsikan dengan kata-kata. Misi kesehatan berkaitan erat dengan kehidupan. Dalam kehidupan manusia, lahir, tua, sakit, dan mati adalah bagian dari hukum alam. Semua ini mendatangkan penderitaan.

Saat lahir, kita menderita. Kehidupan kita juga penuh penderitaan. Namun, banyak orang yang hidup aman dan tenteram tidak menyadari bahwa kehidupan penuh penderitaan. Mereka masih menjalani hidup tanpa tujuan dan membangkitkan ketamakan yang tak berujung sehingga menimbulkan berbagai konflik bagi masyarakat dan dunia yang memicu terjadinya bencana alam dan bencana akibat ulah manusia.

Bencana alam juga ditimbulkan oleh manusia. Ada berbagai aktivitas manusia yang telah melanggar prinsip kebenaran, mencemari udara, dan merusak bumi. Tenangkanlah pikiran kita untuk merenungkannya. Bukankah kita seharusnya menyalahkan diri sendiri? Ini adalah akibat dari aktivitas sehari-hari kita. Kita tahu bahwa tidak mudah untuk terlahir sebagai manusia. Karena itu, kita hendaknya menghargai, mengasihi, dan melindungi kehidupan orang-orang.


Saya sering berkata bahwa kita harus melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Ini adalah cara yang paling langsung untuk mengembangkan nilai kehidupan. Tiada seorang pun yang bisa terhindar dari penyakit. Semua orang akan menua, tetapi penyakit bisa ditimbulkan oleh berbagai faktor. Saat seseorang jatuh sakit, ada dokter yang bisa melenyapkan penderitaannya. Baik itu penyakit mata, penyakit gigi, penyakit mental, maupun penyakit pada bagian tubuh lainnya, semuanya mendatangkan penderitaan. Selain pasien, keluarga pasien pun turut menderita. Jadi, kehidupan sungguh penuh dengan penderitaan.

Para dokter memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan kehidupan serta melenyapkan penderitaan fisik dan batin pasien. Memikul tanggung jawab seperti ini membutuhkan kerja keras. Setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing. Jika kita tidak memikulnya, kehidupan kita tidak akan bermakna. Berhubung telah terlahir sebagai manusia, kita hendaknya bertekad dan berikrar untuk memikul tanggung jawab.

Saya bukan dokter, juga bukan guru. Saya bukan apa-apa. Namun, yang terpenting, saya memiliki tekad dan ikrar. Kita harus membina pikiran benar dan berikrar untuk menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Kalian semua adalah dokter. Ada banyak orang yang menaruh harapan pada kalian untuk melenyapkan penderitaan dan rasa sakit mereka. Saat jatuh sakit, mereka membutuhkan dokter.


Pasien ini tinggal di Yilan dan harus melintasi Pegunungan Xueshan untuk berobat ke rumah sakit kita. Beliau adalah seorang guru SMP. Lebih dari setahun yang lalu, beliau menjalani pengobatan 3 hingga 4 bulan karena mengidap kanker lambung stadium 4. Setelah itu, kondisinya memburuk dan mengalami obstruksi usus ganas. Setelah berdiskusi dengan tim bedah, tim onkologi yang menanganinya merasa bahwa kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk menerima pengobatan apa pun dan menyarankannya untuk menerima perawatan paliatif. Keluarganya lalu menghubungi tim kita lewat internet dan kita melakukan telekonferensi dengannya untuk membahas penyakitnya,” kata Yu Zheng-zhan Kepala departemen bedah.

“Lebih dari seminggu kemudian, beliau diopname di rumah sakit kita dan berharap saya dapat menanganinya. Beliau menempuh perjalanan 3 jam lebih dari Yilan ke rumah sakit kita demi menerima pengobatan. Dari Yilan ke sini, terdapat banyak rumah sakit lain. Mengapa beliau mau bersusah payah datang? Sesungguhnya, saya pun khawatir akan mengecewakannya. Kemudian, kita mencoba untuk melakukan penanganan intraabdomen. Namun, hasilnya mengecewakan. Kita tidak bisa melakukan apa-apa karena ususnya telah menyusut dan sama sekali tidak bisa digerakkan,” lanjut Yu Zheng-zhan.

“Saat itu, kita menanamkan sebuah kateter kemoterapi di dalam rongga perutnya. Pascaoperasi, kita mengatur kemoterapi dan imunoterapi sekaligus memberikan obat kemoterapi lewat kateter kemoterapi tadi. Saat baru diopname, ususnya sepenuhnya tersumbat sehingga beliau tidak bisa makan. Namun, dua bulan kemudian, beliau bisa makan,” pungkas Yu Zheng-zhan.

Berhubung pasien tersebut tinggal di Yilan, maka rumah sakit di Taipei adalah yang terdekat. Mengapa beliau memilih rumah sakit kita di Taichung? Ini karena jalinan jodoh antara dokter dan pasien. Kita bisa melihat di rumah sakit kita, ada banyak dokter humanis yang berhimpun. Semuanya memiliki kesatuan hati, ikrar, dan tekad. Karena itu, semua orang sangat harmonis.


Setiap kali berkunjung ke Taichung, saya setiap pagi mendengar para dokter kita membagikan kisah yang penuh kehangatan, harapan, dan vitalitas. Karena itu, saya sangat yakin terhadap para dokter kita. RS Tzu Chi Taichung telah berjalan dengan stabil. Di tengah kestabilan ini, yang terpenting ialah bekerja sama dengan harmonis dan terus mengejar kemajuan. Berhubung kini teknologi makin canggih, kita harus bisa mengikuti perkembangan teknologi medis. Kita juga melakukan inovasi yang sangat langka dan berharga. Saya sungguh sangat sukacita dan bersyukur.

Namun, kita tidak boleh berhenti di tempat. Orang lain juga bisa mencapai apa yang telah kita capai. Karena itu, kita tetap harus berusaha mengejar kemajuan. Saya tidak memiliki permintaan apa pun. Saya hanya berharap rumah sakit kita dapat berjalan dengan stabil dan semua orang bersatu hati untuk melindungi kesehatan orang-orang di dunia ini. Inilah kebahagiaan dalam kehidupan kita. Singkat kata, saya berharap RS Tzu Chi Taichung dapat sungguh-sungguh melindungi kesehatan orang-orang.

Kita harus memiliki keyakinan dan kesatuan hati. Jadi, kita harus memiliki arah tujuan hidup. Manusia dapat mewujudkan berbagai hal. Saya sangat bersyukur kepada kalian yang telah melintasi pegunungan untuk kembali ke Griya Jing Si. Saya sungguh sangat tersentuh. Saya berharap semua orang dapat saling mendukung dengan cinta kasih agung. Inilah harapan saya terhadap kalian.

Di kehidupan ini, demi membangkitkan cinta kasih agung orang-orang, saya mendirikan Empat Misi Tzu Chi. Mengenai Empat Misi Tzu Chi, saya merasa sangat tenang. Saya yakin bahwa RS Tzu Chi Taichung juga akan membuat saya merasa tenang.

Para dokter memikul misi untuk melenyapkan penderitaan akibat penyakit
Memperlakukan pasien bagai keluarga sendiri dan melindungi kesehatan mereka
Tekun dan bersemangat untuk terus mengejar kemajuan
Menjaga tekad dan menjalankan ajaran untuk menyelamatkan dunia

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 19 Oktober 2023
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -