Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Empat Latihan dan Menghimpun Berkah

Bodhisatwa sekalian, perlu kalian ketahui bahwa Buddha melatih diri di tengah masyarakat. Dengan mengandalkan sepasang kaki-Nya, Beliau mengunjungi praktisi Buddhis lain dan mempelajari cara mereka melatih diri. Demi memahami kebenaran, Beliau mempelajarinya dengan sepenuh hati. 

Jika itu merupakan cara yang baik, maka Beliau akan menyerapnya. Jika itu merupakan cara yang kurang baik dan menyimpang, maka Beliau bisa menggunakannya untuk memperingatkan orang lain di masa mendatang. Jadi, Buddha menghabiskan banyak waktu untuk mengunjungi berbagai tempat di wilayah yang luas di sekitar perbatasan antara Nepal dan India. Buddha berkelana di sepanjang Sungai Gangga.

Bayangkanlah, dalam sehari, berapa jauh jarak yang ditempuh dan berapa banyak orang yang dikunjungi? Jadi, pelatihan diri sungguh membutuhkan kerja keras. Meski kini, ada banyak hal yang harus kita lakukan dan semuanya membutuhkan kerja keras, tetapi kerja keras kita akan membuahkan berkah. Yang kita lakukan adalah menciptakan berkah bagi masyarakat.

 

Meski sumbangsih membutuhkan kerja keras dan prosesnya sangat melelahkan, tetapi kita menciptakan berkah bagi masyarakat. Kedengarannya, kita seakan-akan banyak bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi orang lain, tetapi sesungguhnya, kita sedang menciptakan berkah bagi diri sendiri. Hidup manusia sangat singkat dan tidak kekal. Segala sesuatu tak dapat dibawa, hanya karma yang akan terus mengikuti.

Apa yang bisa dibawa saat meninggal? Apa pun tidak bisa dibawa. Yang akan terus mengikuti kita adalah benih karma yang tertanam dalam kesadaran kita. Karma adalah segala sesuatu yang kita lakukan sepanjang hidup kita.

Sepanjang hidup kita, berapa banyak kebajikan dan kejahatan yang telah kita lakukan dan berapa banyak jalinan jodoh buruk dan jalinan jodoh baik yang telah kita bentuk? Berbuat baik akan mendatangkan berkah, sedangkan berbuat jahat akan mendatangkan bencana. Karena itu, kita harus waspada terhadap perbuatan kita.

Jika kita menciptakan karma buruk, maka di kehidupan mendatang, kita akan sering menghadapi jalinan jodoh buruk. Karena itu, kita harus bersungguh-sungguh memahami hukum karma. Jadi, kita harus bersungguh hati. Jika kita menjalin jodoh baik, maka di kehidupan mendatang, kita akan dipenuhi berkah. Karena itulah, kita harus menjalankan Empat Ikrar Agung.

Ikrar pertama adalah menyelamatkan semua makhluk. Kita berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk yang tidak terbatas. Untuk menyelamatkan semua makhluk, kita harus menghadapi semua makhluk dengan ketulusan. Dengan ketulusan berikrar menyelamatkan semua makhluk.

Kita harus tulus. Kita bersumbangsih tanpa pamrih dengan penuh ketulusan, rasa syukur, dan rasa hormat. Jadi, selain tulus, kita juga menghormati. Empat Latihan meliputi latihan menyeluruh, latihan tanpa henti, latihan jangka panjang, dan latihan penghormatan. Dalam Empat Latihan ini juga terdapat latihan penghormatan.

Selain melatih diri dalam jangka panjang dari kehidupan ke kehidupan, kita juga harus terus melatih diri tanpa henti tanpa melewatkan satu kehidupan pun. Kita harus terus-menerus melatih diri. Inilah yang disebut latihan tanpa henti. Kita juga harus melatih diri dalam jangka panjang, jangan mencoba sekali saja.

Begitu membangun tekad, kita harus sangat tulus. Kita harus membangun tekad abadi. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus menggenggam waktu, lalu? (Mempertahankan tekad untuk selamanya) Benar, mempertahankan tekad untuk selamanya.

Kita harus menggenggam waktu untuk melakukan hal yang menurut kita benar. Contohnya Buddha Sakyamuni, saat masih seorang pangeran, Beliau menggenggam waktu untuk melakukan hal yang benar dan menjadi seorang bhiksu. Berkat Beliau, baru ada ajaran Buddha.

Sekitar 51 tahun yang lalu, saya juga menggenggam waktu untuk mendirikan Tzu Chi dan terus mempertahankan tekad saya hingga sekarang. Saat guru saya memberi tahu saya untuk menjalankan misi demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk, saya juga menggenggam waktu menjalankannya dan tidak berani melupakannya hingga sekarang. Jadi, dari kehidupan ke kehidupan dan dari hari ke hari, saya menjalankan misi demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Kedua hal ini dilandasi prinsip yang sama.

Menggenggam waktu dan mempertahankan tekad untuk selamanya merupakan wujud dari latihan jangka panjang, latihan tanpa henti, dan latihan menyeluruh. Saat sebersit niat baik terbangkitkan, kita harus menggenggam waktu menjalankannya dan terus mempertahankannya untuk selamanya. Kita harus menggenggam setiap kesempatan dan waktu untuk bersumbangsih serta mempertahankannya untuk selamanya. Kita harus menjalankan Empat Latihan, yakni latihan menyeluruh, latihan tanpa henti, latihan jangka panjang, dan latihan penghormatan.

Saling bersyukur, menghormati, dan mengasihi, inilah semangat budaya humanis Tzu Chi. Budaya humanis Tzu Chi mengajari kita bahwa saat bersumbangsih dan memberikan barang bantuan, kita harus membungkukkan badan lebih dalam daripada penerima bantuan. Ini untuk menunjukkan rasa hormat kita. Saat bersumbangsih, kita juga menghormati penerima bantuan.

Jadi, kita bersumbangsih dengan penuh ketulusan dan rasa hormat. Setelah bersumbangsih, kita juga beranjali dan berterima kasih karena berkat penerima bantuan, kita baru berkesempatan untuk bersumbangsih. Saat penderitaan mereka terlenyapkan, kita bisa merasa tenang, damai, dan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Bukankah demikian?

Bodhisatwa sekalian, kini dunia ini penuh dengan Lima Kekeruhan dan kondisi iklim tidak selaras. Saya berharap insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Menghargai dan kembali menciptakan berkah adalah kewajiban kita. Yang terpenting adalah menyucikan hati manusia. Jika dunia ini tersucikan, dunia ini akan terbebas dari bencana. Mari kita melatih diri dengan tulus dan tekun. Terima kasih.

 

Karma baik ataupun buruk yang diciptakan akan menyertai dari kehidupan ke kehidupan

Membangun ikrar agung untuk menyelamatkan semua makhluk yang tak terbatas

Bersiteguh menjalankan Empat Latihan untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk

Menghimpun berkah demi ketenteraman dunia

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Maret 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 28 Maret 2017

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -