Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Misi Amal dan Kembali Menciptakan Berkah

“Sebenarnya setiap suku termasuk di Kabupaten Asmat, saya merasa harus memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan terhadap mereka, memberi tahu mereka cara hidup yang sehat,” ujar Pendeta Innocentius Rettobjaan.

“Kondisi mereka bikin hati terenyuh. Anak-anak bermain di lumpur tanpa pengawasan orang dewasa,” kata Lister Lalong, relawan Tzu Chi.

Kita melihat Provinsi Papua di Indonesia yang sangat terpencil. Meski menggunakan transportasi air dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mereka kekurangan air bersih.

“Delapan distrik di sini sangat membutuhkan air bersih. Warga sangat bergantung pada air hujan. Setahu saya pada 2014 kami menerima bantuan tangki penampung air,” tutur Herman Bunepei, Kepala distrik Jetsy.

doc tzu chi indonesia

Yang mereka konsumsi adalah air hujan. Jika tidak turun hujan, maka persediaan air akan menipis dan kotor sehingga tidak bisa digunakan. Karena mengonsumsi air hujan dalam jangka panjang, kesehatan mereka kurang baik. Ditambah dengan kurangnya asupan gizi, maka terciptalah siklus yang buruk. Jadi, kelaparan dan penyakit menular terus terjadi dan menimbulkan penderitaan.

Di sana, hanya terdapat satu rumah sakit yang kecil dan sederhana. Banyak pasien yang berbaring di lantai. Mereka sungguh menderita. Tidak mudah untuk menjangkau wilayah itu guna memberikan bantuan. Wilayah itu tidak bisa dijangkau dengan satu alat transportasi saja. Setiap kali, relawan kita harus melakukan dua kali penerbangan selama berjam-jam, lalu menggunakan transportasi darat dan air. Meski demikian, begitu mengetahui kondisi di sana, relawan di Indonesia bisa mengatasi kesulitan untuk memberi bantuan.

“Kami mendapat instruksi dari relawan Jakarta bahwa bantuan kita kepada warga di Kabupaten Asmat adalah bantuan jangka panjang. Hidup di provinsi yang sama maka kita harus berada di garda terdepan dalam pembagian barang bantuan,” ujar Susanto Pirono, relawan Tzu Chi Biak.

Tzu Chi dan TNI mempunyai aspirasi yang sama, yaitu di mana terjadi bencana atau di mana ada masyarakat yang membutuhkan, kita akan membantu secepatnya,” kata Jenderal (Purn) Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan.

Kita bisa melihat penderitaan di dunia. Namun, agar bisa menyalurkan bantuan, kita perlu mengatasi rintangan, seperti jarak yang jauh. Contohnya Papua Nugini yang diguncang gempa bumi. Meski kita sangat mengkhawatirkan dan memperhatikan kondisi di sana, tetapi karena terputusnya akses jalan, kita tidak bisa memberikan bantuan. Tidak ada yang bisa kita lakukan.

doc tzu chi indonesia

Bayangkanlah betapa sulitnya bagi orang yang menderita untuk mendapat bantuan. Meski tahu bahwa banyak orang yang menderita, tetapi sulit bagi kita untuk menjangkau mereka. Meski demikian, kita bisa melihat insan Tzu Chi Indonesia mengatasi berbagai kesulitan untuk menolong orang yang membutuhkan. Saya sangat terhibur.

Namun, bisakah kita memberikan bantuan dalam jangka panjang? Apa yang harus kita lakukan agar bisa memberikan bantuan jangka panjang? Ini membutuhkan kerja keras.

“Kami juga berharap dapat bantuan dari banyak pihak untuk mengajarkan kepada penduduk setempat bagaimana cara yang benar untuk hidup sehat,” kata Innocentius Rettobjaan, pendeta.

“Kita bagaimana cara memberikan bantuan jangka panjang karena Master mengajarkan kita bahwa kita harus membantu orang,” tutur Susanto Pirono, relawan Tzu Chi Biak.

Singkat kata, inilah penderitaan di dunia. Saat jalinan jodoh matang, mereka pun bertemu dengan penyelamat. Namun, sebesar apa berkah mereka? Bisakah mereka mendapat bantuan jangka panjang? Apakah penyelamat mereka dapat memperbaiki kehidupan mereka? Ini bergantung pada berkah mereka. Barang bantuan yang bisa kita bagikan juga terbatas karena wilayah tersebut sangat jauh dan terpencil.

doc tzu chi indonesia

Mengirimkan barang bantuan ke sana juga tidak mudah. Jadi, meski sangat ingin membantu, tetapi bantuan yang bisa kita berikan terbatas. Saya tidak bisa mendeskripsikan banyaknya penderitaan di dunia ini. Selama bertahun-tahun, mereka kekurangan air bersih. Mereka harus naik perahu selama berjam-jam, baru bisa mendapatkan air bersih.

Saya merasa heran, terdapat banyak air di sekeliling rumah warga, mengapa warga bisa kekurangan air bersih? Karena semua itu adalah air asin. Berhubung merupakan air asin, air itu tidak bisa digunakan. Mereka bisa melihat banyak air, tetapi tidak bisa mengonsumsinya. Mereka juga tidak berdaya dalam hal ini.

Pada awal tahun ini, insan Tzu Chi Vietnam kembali ke Taiwan. Saya juga membahas hal ini dengan mereka. Di Vietnam, relawan kita membagikan tangki air agar warga dapat menampung air hujan dan menyaringnya. Saya bertanya pada mereka apakah tidak ada air tanah, sehingga harus menampung air hujan. Mereka berkata bahwa air tanah dari kedalaman 200 meter lebih masih asin. Jadi, hanya bisa menggunakan air hujan. Jadi, bukan setiap tempat di seluruh dunia dapat memperoleh air leding.

Kita sangat beruntung berada di Taiwan. Kita sangat beruntung bisa memperoleh air bersih, baik air pegunungan maupun air tanah. Namun, gunung telah mengalami kerusakan akibat ulah manusia. Kini, saat turun hujan deras, tanah tidak bisa menahan air sehingga terjadilah banjir. Setelah banjir surut, terjadilah kekeringan. Banyak orang yang memompa air tanah sehingga air sungai semakin surut dan air tanah hampir kering.

Kelak, bagaimana manusia bertahan hidup? Semakin dibahas, saya semakin khawatir. Singkat kata, kita harus bermawas diri dan tulus. Mengapa saya terus berkata bahwa kita harus bermawas diri dan tulus? Insan Tzu Chi bekerja keras untuk melenyapkan penderitaan di dunia. Meski kita memiliki relawan di berbagai negara, tetapi berapa lama dan seluas apa kita bisa bersumbangsih?

Saat ada yang mengalami krisis air, apa yang harus kita lakukan? Ada banyak negara yang warganya hidup dalam kondisi yang sulit. Bisakah kita yang hidup dengan sumber daya yang berlimpah tidak menghargai berkah? Bisakah kita tidak mawas diri dan tulus? Jadi, setiap orang hendaknya bermawas diri dan tulus. Kita harus memperbaiki pola hidup kita dan berbuat baik dengan antusias. Semuanya bergantung pada diri sendiri.

Kekeringan dan krisis bahan pangan menciptakan siklus yang buruk
Mengatasi berbagai kesulitan demi menolong korban bencana
Menjalankan misi amal secara tuntas untuk melenyapkan penderitaan
Menghargai sumber daya dan kembali menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Maret 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 8 Maret 2018
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -