Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Pelestarian Lingkungan untuk Menyucikan Hati dan Kembali pada Kealamian


“Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Xingyi telah beroperasi setengah tahun lebih. Hari ini, tim kami melapor kepada Master bahwa kami telah mewujudkan banyak pencapaian. Kami telah mengumpulkan banyak barang daur ulang. Berhubung lahan di sana sangat luas, kami memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan. Kami telah menyiapkan ruang untuk kelas bedah buku dan pertemuan relawan. Baksos kesehatan dan kegiatan amal lainnya juga dapat diadakan di sana. Selain memiliki pemandangan dan sirkulasi udara yang baik, di seberangnya juga ada halte bus. Kami sering berinteraksi dengan lurah setempat sehingga suasana di depo pelestarian lingkungan penuh canda tawa,”
kata Wang Bao-zhu relawan Tzu Chi.

“Ketika saya melihat sebuah rumah berdinding besi di lereng sepanjang Jalan Xingyi, saya berpikir bahwa rumah ini sudah lama terbengkalai dan sepertinya kami bisa menyewanya. Saya pun berbicara kepada pemilik rumah. Mereka juga sangat mendukung pelestarian lingkungan yang dijalankan insan Tzu Chi. Karena itu, mereka memberikan harga sewa yang lebih rendah. Berhubung sudah terbengkalai selama delapan hingga sembilan tahun, kondisi di dalam rumah sangat berantakan dan kotor. Jadi, setelah disewakan kepada kami, saya mengajak relawan lainnya untuk melakukan bersih-bersih dan mencabuti rumput-rumput yang tingginya mencapai setengah tinggi tubuh orang dewasa,” kata Huang Qing-fa relawan Tzu Chi.

“Berkat adanya jalinan jodoh, kabar tentang Tzu Chi yang akan membangun depo pelestarian lingkungan terdengar oleh pemilik perusahaan ekskavator. Dia mengatakan bahwa mereka akan membantu kami meratakan lahan secara gratis. Setelah itu, mereka juga menggunakan truk penyiram air untuk membersihkan seluruh lahan. Saat proses perbaikan, saya juga sangat berterima kasih kepada para relawan. Jadi, dalam waktu 20 hari, depo kami sudah bisa beroperasi,” pungkas Huang Qing-fa.

Kalian semua harus memandang penting pelestarian lingkungan. Saat ini, kita telah membentuk citra positif tentang pelestarian lingkungan di tengah masyarakat. Orang-orang terinspirasi menjalankan pelestarian lingkungan. Jika pelestarian lingkungan dijalankan dengan baik, polusi udara pun dapat berkurang. Yang paling penting ialah menyucikan hati manusia.


Meski menderita polio, saya masih bisa mengemudikan truk dan menjalankan pelestarian lingkungan. Saya juga mengemban banyak ladang berkah di Tzu Chi. Setelah mengundurkan diri dari pekerjaan saya, saya membantu di depo pelestarian lingkungan dengan sepenuh hati karena ada banyak hal-hal kecil yang harus dikerjakan. Dahulu, saya membuat pintu dan jendela aluminium. Karena itu, saya mampu melakukan hal-hal seperti ini. Saya juga membantu mengemudikan truk daur ulang,” kata He Qing-zong relawan Tzu Chi.

“Setiap hari Senin dan Sabtu, para relawan laki-laki yang bertugas piket akan bergiliran mengemudikan truk, sedangkan para relawan perempuan membentuk kelompok untuk memilah barang daur ulang dari Senin hingga Sabtu. Jadi, untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan di depo pelestarian lingkungan, tidak hanya mengandalkan kekuatan satu orang, melainkan semua orang harus bekerja sama dengan harmonis,” lanjut He Qing-zong.

“Saya sendiri sangat menyukai kebersihan sehingga saya membersihkan daun-daun yang berguguran di depo pelestarian lingkungan. Rumah saya dekat dengan depo pelestarian lingkungan sehingga saya sangat leluasa. Jadi, saya melakukannya dengan penuh sukacita,” pungkas He Qing-zong.

Kita tidak hanya memiliki banyak Bodhisatwa lansia, tetapi juga ada Bodhisatwa muda. Bukan hanya orang-orang lanjut usia yang harus menjalankan pelestarian lingkungan, para intelektual juga perlu melakukan pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan mengembalikan sumber daya alam kepada sumbernya.

Nafsu keinginan membuat orang-orang menginginkan banyak hal dan sering kali membuang barang yang hanya digunakan sekali. Ini semua menjadi sumber untuk pelestarian lingkungan. Barang-barang yang dibuang akan menjadi sampah. Para relawan bertekad untuk menyayangi dan menghargai semua barang serta berusaha mengubah barang yang tidak berguna menjadi sebuah karya seni.


“Kakak Chen Zheng-xiang menghabiskan waktu tiga bulan untuk mendaur ulang barang menjadi kerajinan tangan ini. Kami sangat terkesan. Dia mencari sendiri barang-barang di depo daur ulang. Ketika ada beberapa bahan tidak dapat ditemukan di depo pelestarian lingkungan, malamnya ada orang yang mengantarkan apa yang dibutuhkannya ke depo pelestarian lingkungan,”
kata Chen Zheng-xiang relawan Tzu Chi.

Kerajinan tangan ini terlihat hidup.

“Dia sungguh berbakat,” jawab Chen Zheng-xiang.

Ia juga bisa menganggukkan kepala.

“Selain itu, bagian kepalanya juga bisa digerakkan,” kata Chen Zheng-xiang.

Kalian membuat kerajinan tangan dari barang-barang yang dibuang oleh orang-orang. Ini menunjukkan kesungguhan hati kalian. Kalian membuatnya dengan sungguh-sungguh, bukan untuk mencari keuntungan, melainkan untuk menyucikan hati kalian. Daripada hanya mencari keuntungan, kita dapat menumbuhkan cinta kasih bersama-sama dengan mendaur ulang barang-barang. Ketika ada barang yang tidak terpakai, para relawan berpikir bagaimana menggunting dan menggabungkannya.

Lihatlah, dengan menggunting dan menggabungkan berbagai bahan yang berbeda, kita dapat membuat sebuah kerajinan tangan dengan bentuk yang unik dan menawan. Hati pun dipenuhi rasa sukacita ketika melihatnya. Demikianlah pelestarian lingkungan membawa sukacita. Adakalanya, saya melihat para guru mengajak murid-murid berkunjung ke depo pelestarian lingkungan. Bukan hanya para guru dari sekolah dasar, para dosen dari universitas juga mengajak para mahasiswa untuk berkunjung.

Barang daur ulang sungguh berharga, tetapi jika tidak ditangani dan hanya ditimbun di dalam tanah, akan menimbulkan masalah besar. Jadi, jika dapat menggunakan kembali, mendaur ulang, atau mengolah kembali barang-barang yang tak terpakai, kita dapat mengatasi masalah pengerasan tanah. Jika sampah-sampah terus ditimbun dalam tanah, tanah akan mengalami pengerasan. Jadi, Bodhisatwa pelestarian lingkungan tidak hanya mengumpulkan barang daur ulang, melainkan juga membagikan pengetahuan tentang daur ulang.


Pelestarian lingkungan benar-benar merupakan sebuah pelajaran besar. Kita harus saling menghargai dan saling mengasihi. Saya sering mengatakan bahwa kita tidak boleh menyerah pada usia tua. Kita memiliki lebih banyak pengalaman daripada anak muda karena tanpa melewati kesulitan, kebijaksanaan tak akan bertumbuh. Berhubung kita lebih tua dari mereka, mereka mungkin tidak pernah melihat barang-barang yang kita gunakan pada zaman dahulu. Kita dapat memberi tahu kegunaan barang-barang ini kepada mereka.

Apakah kalian masih ingat benda yang kita gunakan untuk mengambil air pada zaman dahulu? Kita menggunakan kulit buah labu. Banyak orang tidak tahu akan hal ini. Ketika buah labu sudah matang, kita akan memetiknya, mengeringkannya, dan membelahnya untuk membuat dua buah centong air. Ini sangat berguna dan tidak menyebabkan polusi. Jika rusak, kulit buah labu dapat terurai dan tidak menyebabkan masalah lingkungan. Ambil spons oyong sebagai contohnya.

Bentuk oyong sangat panjang. Setelah oyong dikeringkan dan dikeluarkan bijinya, kita dapat membuatnya menjadi spons. Ini lebih efektif dibandingkan dengan spons plastik yang kita gunakan sekarang ini. Spons plastik dapat mencemari lingkungan, sedangkan spons oyong lebih ramah lingkungan. Jadi, ada banyak hal dari masa lalu yang dapat dibagikan kepada orang-orang. Harap kalian semua lebih bersungguh hati dalam hal ini.

Pelestarian lingkungan bukan hanya tentang mendaur ulang dan menghargai botol dan kaleng, tetapi juga menggunakan kebijaksanaan kita dalam mengingat kembali sejarah untuk memberikan edukasi kepada orang-orang. Hari ini, saya menggenggam kesempatan untuk membagikan hal ini kepada kalian semua. Meski saya tidak pandai membuat kerajinan tangan dan juga tidak memiliki kesempatan untuk membuatnya, saya berharap para Bodhisatwa pelestarian lingkungan dapat mengembangkan kearifan masa lampau untuk mengedukasi orang-orang zaman sekarang. Ini semua dapat kita capai. Apakah kalian paham? (Paham.)

Melihat kerajinan tangan naga ini, saya sangat gembira. Kalian dapat menunjukkannya kepada semua orang. Kalian juga dapat membawanya ke Griya Jing Si, Hualien untuk diperlihatkan saat Tahun Baru Imlek. Kalian dapat memberi tahu mereka bahwa ini dibuat oleh para Bodhisatwa di Beitou dengan menggunakan barang-barang yang tidak terpakai. Apakah kalian bisa melakukannya? (Bisa.) Terima kasih atas kesungguhan hati kalian semua. Saya sangat gembira melihat kerajinan tangan naga ini. Berkat kebijaksanaan kalian semua, kerajinan tangan yang indah dapat terwujud. Terima kasih.   

Nafsu keinginan dapat menyebabkan pencemaran besar
Melakukan daur ulang sekaligus membersihkan ladang batin
Mengubah sampah menjadi sebuah karya seni
Meneladan orang-orang zaman dahulu dan kembali pada kealamian

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 24 Februari 2024
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -