Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Praktik Bodhisatwa demi Melindungi Dunia

“Sekarang kita persilakan insan Tzu Chi dari Hong Kong. Kita persilakan insan Tzu Chi Hong Kong untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek kepada Master.”

“Murid Jing Si di Hong Kong tulus berikrar kepada Master.”

“Selama 25 tahun terakhir, hampir setiap tahun saya mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun. Ini adalah pertemuan terpenting keluarga besar Tzu Chi setiap tahunnya. Meski sekarang ada pandemi, saya tetap ingin berkumpul Bersama keluarga Tzu Chi. Hari ini adalah hari pertama tahun baru. Saya juga ingin merayakannya bersama Master dan keluarga Tzu Chi di seluruh dunia,” kata dr. Robert Sy Dokter TIMA.

“Melewati pandemi tahun lalu, sangat bersyukur kita masih bisa berada di sini untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek kepada Master. Semoga di tahun yang baru pandemi segera berakhir dan kita bisa memulai semuanya dari awal,” kata Chen Rong-sheng relawan Tzu Chi.

 

Manusia memiliki jalinan kasih. Memanfaatkan momen Tahun Baru Imlek ini, semua orang saling mengungkapkan jalinan kasih ini. Griya Jing Si adalah keluarga bagi kita semua yang merupakan saudara se-Dharma. Pada tahun-tahun yang lalu, insan Tzu Chi dari luar negeri kembali ke rumah keluarga se-Dharma di Griya Jing Si ini. Tahun ini orang-orang tidak bisa kembali.

Namun, kita bersyukur atas kemajuan teknologi yang memungkinkan semua orang dari seluruh dunia berkumpul dalam jaringan. Ada yang berbagi kisah, ada yang mendengarkan. Telekonferensi setiap harinya diikuti relawan dari puluhan negara dengan ribuan sambungan. Intinya, kemajuan teknologi informasi memungkinkan semua orang terhubung dan penyebaran Dharma menjadi lebih praktis.

Semua orang bisa berbincang dalam jaringan. Mereka semua juga mendengarkan nasihat saya. Mendengarnya, saya juga merasa terhibur. Meski tidak dapat kembali kemari, mereka tetap mendengarkan nasihat saya. Segala informasi juga tersampaikan. Paling tidak, ini mengobati kerinduan yang ada. Jadi, kini kita harus menggenggam jalinan jodoh. Mengapa para relawan tak dapat kembali meski ingin? Karena adanya pandemi kali ini.

Pandemi ini melingkupi seluruh dunia. Bukankah semua orang juga harus mengenakan masker? Saat berinteraksi dengan orang lain, setiap orang mengenakan masker. Saya sendiri juga harus mengenakan masker. Saya duduk mendengarkan para anggota komite dari setiap daerah berbagi tentang apa yang mereka lakukan di daerah mereka untuk memberi perhatian kepada para lansia di akhir tahun. Saya melihat kesungguhan hati insan Tzu Chi.

 

Begitu pula di Tiongkok, para relawan menjangkau pedalaman untuk memperhatikan para lansia yang hidup sebatang kara. Mereka mendatangi rumah para lansia dan memberi perhatian secara langsung.

“Nek, hari ini kami datang menemanimu merayakan Tahun Baru Imlek.”

“Menemani saya merayakan Tahun Baru Imlek?

“Boleh tidak?”

“Boleh.”

“Lihat ada berapa adik yang datang untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersamamu.”

“Bagus sekali.”

“Enak?”

“Enak, tentu saja enak.”

“Rasanya manis?”

“Manis sekali, manisnya sampai ke hati.”

“Manisnya sampai ke hati?”

“Benar.”

“Manisnya sampai ke lubuk hati.”

Bayangkan, bukankah seluruh dunia bagai satu keluarga? Tak peduli jauh ataupun dekat, para relawan menemani para lansia untuk makan bersama dengan penuh kehangatan. Dalam kehidupan ini, banyak lansia yang hidup sendirian, ada pula yang anak cucunya pergi merantau. Jika ingin meminta anak cucu berada di sisi, sungguh tidak mudah bagi mereka. Mereka sungguh menderita.

 

Melihat para lansia yang hidup sebatang kara, saya sendiri merasa sungguh beruntung karena memiliki begitu banyak murid yang datang merayakan Tahun Baru Imlek bersama saya. Keluarga besar ini sungguh penuh kehangatan. Tzu Chi adalah keluarga besar yang meliputi seluruh dunia. Melihat para lansia yang hidup sebatang kara, saya sungguh tidak sampai hati.

Semoga pandemi kali ini segera berlalu agar para lansia ini dapat makan bersama di Griya Jing Si pada tanggal 24 Imlek setiap bulannya seperti sediakala. Suasana di sini biasanya sangat ramai. Momen ini selalu dinantikan oleh banyak keluarga, termasuk para lansia yang hidup sebatang kara. Namun, dalam masa pandemi, acara seperti ini sulit diadakan. Kita juga tidak berdaya. Jadi, kita harus bersatu hati untuk berdoa Bersama semoga setiap orang senantiasa selamat, pandemi segera berlalu, dan dunia ini dapat memulai lembaran baru yang tenteram serta pulih seperti sediakala.

Kita melihat pada masa kini dunia diliputi bencana alam dan pandemi. Kita juga melihat beberapa negara yang bergejolak. Contohnya Myanmar, beberapa hari ini kita melihat kondisi di sana sangat tegang. Orang-orang di sana tidak bisa tenang. Jadi, kita melihat di dunia ini saat ini, banyak negara yang dilanda bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia. Ada pula negara yang dilanda kemiskinan dan kesulitan.

 

Bodhisatwa sekalian, di era kemunduran Dharma ini, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia semakin sering terjadi. Bagaimana agar manusia segera sadar? Kita hendaknya membangun ketulusan di dalam hati. Inilah obat mujarab untuk saat ini.

Semua orang harus saling mengasihi dan membangkitkan ketulusan hati masing-masing agar terhimpun kekuatan untuk melakukan berbagai hal baik yang harus dilakukan. Kita harus menyerukan kepada orang-orang untuk menghimpun kekuatan cinta kasih. Dengan himpunan kekuatan ini, kita dapat melakukan banyak hal.

Saat ini tidak sedikit insan Tzu Chi di seluruh dunia yang tengah mendengarkan saya berbicara. Kita semua harus menyumbangkan kekuatan bagi semua makhluk yang menderita di dunia. Terima kasih atas kesungguhan hati kalian yang telah bertekad dan berikrar. Saya mendoakan semoga dunia senantiasa tenteram dan setiap orang dapat mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Terima kasih.

Teknologi mempererat jalinan kasih antarmanusia
Menjaga para lansia yang hidup sebatang kara layaknya keluarga sendiri
Bersama-sama melewati masa sulit dan membangkitkan kesadaran
Menjalankan praktik Bodhisatwa demi melindungi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Februari 2021         
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 25 Februari 2021
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -