Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Proyek Harapan dan Menjadi Teladan
“Pada tahun 1989, Master mendirikan Akademi Keperawatan Tzu Chi. Pada tahun 1994, Sekolah Tinggi Kedokteran Tzu Chi didirikan. Tahun 2000, kita mencapai sistem pendidikan yang komprehensif dan menyeluruh dengan berdirinya Sekolah Menengah Tzu Chi,” kata Jian Dong-yuan, relawan Tzu Chi.
“Pada tahun 2007, SMA Tainan Tzu Chi didirikan. Hingga tahun 2024, Universitas Tzu Chi dan Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi resmi digabungkan sebagai respons terhadap kebutuhan masyarakat dan lingkungan yang terus berkembang, Selama 35 tahun misi pendidikan berjalan, Tzu Chi telah mendidik lebih dari 50 ribu siswa, dengan lebih dari 24 ribu di antaranya ialah insan berbakat di bidang medis,” lanjut Jian Dong-yuan.
“Hal yang paling penting ialah misi pendidikan telah menjadi pendukung RS Tzu Chi Hualien hingga menjadi satu-satunya pusat medis di wilayah timur Taiwan. Selain itu, misi pendidikan Tzu Chi juga berhasil mengatasi ketimpangan pendidikan di wilayah timur dan barat. Inti dari semua ini ialah keteguhan ikrar untuk membimbing semua makhluk. Kami berharap dapat mendidik siswa di daerah terpencil sekaligus menjaga semua yang tinggal di sana,” pungkas Jian Dong-yuan.
“Saya adalah warga suku Bunun dari Komunitas Bahuan, Wanrong, Hualien. Kami delapan bersaudara. Beberapa tahun lalu, ayah saya meninggal dunia karena sakit. Sejak saat itu, ibu kamilah yang membesarkan kami. Beruntung, kami mendapat bantuan dari Tzu Chi,” kata Jiang Yu-han, Mahasiswi tingkat 2 Program D2 Keperawatan Universitas Tzu Chi.
“Berhubung kondisi ekonomi keluarga yang kurang baik, saya mendaftar sebagai penerima beasiswa Tzu Chi yang mencakup keringanan biaya sekolah, biaya asrama, dan biaya makan serta tunjangan hidup. Bantuan ini membuat saya bisa belajar dengan tenang tanpa khawatir soal keuangan,” lanjut Jiang Yu-han.
“Motivasi saya mengikuti program pembelajaran internasional dan pelayanan ke luar negeri ialah untuk keluar dari zona nyaman dan mengenal budaya serta keunikan dari negara lain. Di saat yang bersamaan, saya juga dapat memperluas wawasan terhadap dunia internasional. Kami juga mengikuti para anggota TIMA untuk berpartisipasi dalam kegiatan baksos kesehatan di Pulau Pangkor, Malaysia,” pungkas Jiang Yu-han.

Saya merasa sangat bersyukur. Setiap kali mendengar hal-hal seperti ini, saya merasa bahwa kehidupan kita sangat bernilai. Nilai itu muncul karena adanya sumbangsih nyata. Jika ingin bersumbangsih, kita harus melakukannya dengan hati yang tulus.
Namun, dengan hati yang tulus pun, segelintir orang tidak dapat mewujudkan hal yang besar. Kita memerlukan banyak orang yang memiliki kesatuan hati dan pikiran serta dapat bekerja sama dengan harmonis. Ini tidak akan pernah saya lupakan dan selalu saya ucapkan. Jika semuanya bisa memahami isi hati saya, kita dapat menyatukan hati bersama.
Saya sangat berharap kita semua bisa merasa bangga terhadap Tzu Chi. Kita semua adalah insan Tzu Chi. Hendaknya kita menyatukan hati demi Tzu Chi. Dalam dunia pendidikan saat ini, hendaknya kita bersungguh hati. Kita memiliki sistem pendidikan menyeluruh dari TK, SD, SMP, SMA, hingga universitas.
Terkadang, ketika saya berada di Tainan, saya akan pergi ke sana tanpa pemberitahuan. Setiap kali saya pergi, lingkungan sekolah selalu bersih dan rapi. Anak-anak sangat ramah. Mereka saling bergandengan dan menarik tangan saya sambil berkata, "Kami ingin mengenalkan tempat ini kepada Kakek Guru." Mereka menunjukkan ruang kelas satu per satu. Semuanya tertata dengan baik.
Suatu kali, saya melihat ada not balok musik yang penuh dengan nilai seni. Begitu masuk ruangan dan melihat not itu, saya seperti langsung mendengar melodinya. Saat duduk, saya mendengarkan bagaimana anak-anak dan guru berbagi tentang sekolah mereka. Semua ini bisa disaksikan secara nyata. Hati, otak, telinga, dan hidung kita bisa merasakan pendidikan di sana.

Saya berharap semua sekolah bisa memiliki esensi yang sama. Hal yang paling penting ialah terjalinnya keharmonisan. Dengan tersenyum satu sama lain, mulut dan mata pun bisa berbicara. Suasana seperti itu penuh dengan budaya humanis. Terkadang, para guru pun melengkapi satu sama lain. Inilah citra pendidikan Tzu Chi yang dapat dilihat oleh siapa pun yang berkunjung.
Mempertahankan citra yang baik hingga selamanya harus dimulai dari hal-hal sederhana yang dilakukan setiap hari. Tidak ada hal yang mustahil untuk dilakukan selama kita memiliki tekad. Hendaknya kita sungguh-sungguh menjalankan pendidikan yang membawa harapan. Saya juga berharap saya bisa menjadi teladan bagi dunia.
Agama hendaknya bisa membawa pelajaran besar bagi umat manusia. Sungguh, Buddha datang ke dunia untuk menyucikan hati manusia. Demi pendidikan, kita yang berada di Taiwan berusaha untuk menjadi teladan bagi seluruh dunia. Taiwan yang kecil ini dapat menjadi teladan besar dalam dunia pendidikan. Kita semua adalah insan Tzu Chi dan pendidikan Tzu Chi adalah sesuatu yang harus kita jalankan bersama.
Singkat kata, saya mengerahkan seluruh tenaga untuk memberitahukan kepada para kepala sekolah dan guru bahwa kita pasti bisa melakukannya selama kalian bersedia. Terlebih lagi, untuk mewujudkan sesuatu, hanya ada satu hal yang harus dilakukan, yaitu jangan terus memikirkan diri sendiri. Kita harus rela mengorbankan kepentingan pribadi demi pendidikan. Asalkan mampu melepaskan ego, kita dapat berusaha bersama-sama. Inilah harapan saya.

Masa lalu tak perlu lagi diungkit. Mulai sekarang, saya berharap kita semua dapat mengerahkan kekuatan cinta kasih. Dengan fondasi yang telah dibangun di masa lalu, kita bisa membawa harapan bagi masa depan. Apa yang kita lakukan sekarang akan menjadi teladan di masa mendatang.
SD Tzu Chi juga berjalan dengan sangat baik. Kepala Sekolah Li sangat sepenuh hati. Ada sebagian guru Tzu Chi yang sebelumnya merupakan anggota Tzu Ching. Hendaklah kepala sekolah kita lebih bersungguh hati agar para alumni Tzu Ching dapat berhimpun kembali seperti dahulu. Di Universitas Tzu Chi juga ada banyak anggota Asosiasi Guru Tzu Chi. Saya tetap menaruh harapan pada pendidikan karena pendidikan dapat membawa harapan besar.
Di sisi lain, sistem pelayanan medis kita juga perlu diperkuat. Satu misi berkaitan dengan jiwa kebijaksanaan dan misi lainnya berkaitan dengan kehidupan. Kedua misi ini sangatlah penting. Misi pendidikan harus dilanjutkan, misi kesehatan harus diperkuat. Tentu saja, semua ini harus dipadukan dengan nilai-nilai budaya humanis. Tentu saja, baik relawan komunitas maupun bantuan bencana internasional, semuanya dijalankan oleh seluruh insan Tzu Chi. Ini juga berkaitan dengan misi amal.
Hendaknya kita memperkuat Empat Misi Tzu Chi. Singkat kata, kita semua harus saling menghargai, mengasihi, bersyukur, dan menghormati. Jika kita tidak menjalankan Empat Misi Tzu Chi sekarang, semua upaya di masa lalu akan sia-sia. Saat ini, kita sudah memiliki fondasi dan terus menjalankannya.
Kita juga harus berterima kasih kepada mereka yang telah terlebih dahulu menapaki jalan ini. Inilah yang ingin saya sampaikan kepada kalian hari ini dengan tulus. Saya merasa bahwa inilah nilai kehidupan seseorang. Kita bukan menggantikan seseorang melakukan sesuatu. Kita bisa berada di sini berkat adanya jalinan jodoh baik. Hendaknya kita berusaha bersama-sama dan saling berterima kasih. Inilah yang disebut keindahan.
Tulus, harmonis, dan bersatu hati, dan bergotong royong
Pendidikan menyeluruh mengandung nilai budaya humanis
Menjalankan proyek harapan dan menjadi teladan
Misi berkelanjutan menciptakan siklus kebajikan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 05 Mei 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 07 Mei 2025