Ceramah Master Cheng Yen: Menjalin Jodoh Baik dengan Ikrar Tak Berujung


“Pembangunan RS Tzu Chi Hualien merupakan sebuah proses yang berat. Namun, berkat seruan Master, kita bisa menghimpun tetes demi tetes kekuatan. Ada seorang anggota komite yang bernama Chen Mei-yu. Ada seorang asisten rumah tangganya yang bekerja untuk delapan rumah setiap harinya. Dia melihat Kakak Chen Mei-yu mengunjungi warga kurang mampu bersama insan Tzu Chi setiap hari dan setelah pulang bersungguh hati mendiskusikan bagaimana menolong mereka,”
kata Hong Jing Yuan Kepala Divisi Penyuntingan Sejarah.

“Suatu hari, dia mendengar bahwa Master ingin membangun rumah sakit dan masih kekurangan banyak dana. Dia lalu bertanya pada Kakak Chen Mei-yu, ‘Apakah hanya orang kaya yang boleh berdonasi?’ Kakak Chen Mei-yu berkata, ‘Bukan, setiap orang boleh berdonasi.’ Dia menyumbangkan sebuah emas berbentuk kimpo. Lebih dari 20 tahun yang lalu, saat putrinya lahir, keluarga dan temannya menghadiahinya perhiasan cincin dan gelang tangan. Dia menjual semua perhiasan itu dan menambahkan uang sendiri untuk membeli kimpo yang saat itu nilainya mencapai 30 ribu dolar NT (sekitar 14,5 juta rupiah),” lanjut Hong Jing Yuan.

“Mei-yu tidak sampai hati melihatnya menyumbangkan semua barang berharga di rumahnya dan bertanya, ‘Apakah Anda benar-benar rela?’ Dia berkata, ‘Orang kaya berkesempatan untuk berbuat baik, sedangkan kami tidak. Master ingin membangun rumah sakit, ini adalah sebuah kesempatan yang langka. Jika menunggu hingga saya memiliki uang lebih, pembangunan rumah sakit pasti telah rampung dan kesempatan ini pun hilang. Jadi, saya harus menggenggam kesempatan ini’," pungkas Hong Jing Yuan.


Pada masa-masa itu, kita sangat bersusah payah. Saat itu, juga ada banyak orang yang bekerja keras demi mendonasikan uang ke Tzu Chi. Saat itu, Gao Ai juga sangat bekerja keras. Beliau bekerja menyapu jembatan demi mendonasikan uang ke Tzu Chi. Beliau terus mendedikasikan diri di Tzu Chi. Setelah Filipina diterjang Topan Haiyan, kita ingin membangun Perumahan Cinta Kasih bagi para korban bencana. Karena itu, kita terlebih dahulu menyiapkan material rumah rakitan sementara dengan lengkap. Setelah itu, semua material dikirimkan ke Filipina dengan kapal. Saat itu, Beliau juga menyumbangkan tenaganya. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Asalkan memiliki niat, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan. Beliau bersumbangsih dengan sukarela. Kapan pun kita melihatnya, beliau selalu tersenyum. Selain menjaga keluarganya dengan baik, beliau juga menjalankan tekad dan ikrarnya untuk bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga. Kita juga melihat berbagai penderitaan di dunia ini. Semua materi di dunia ini, tubuh semua makhluk, dan pikiran semua orang, tiga fenomena ini mengalami empat fase perubahan.

Semua makhluk mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati. Bagaimana dengan pikiran? Pikiran mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Bagaimana dengan materi? Materi mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Semua ini merupakan empat fase perubahan. Jadi, Buddha datang ke dunia ini untuk menjelaskan tentang empat fase perubahan.

Sesungguhnya, sejak saya mempelajari ajaran Buddha dari usia muda, tekad saya tidak pernah berubah. Berubah adalah salah satu fase yang dialami oleh pikiran. Namun, tekad saya tidak pernah berubah. Sejak membangkitkan tekad, saya terus menjalankannya hingga kini. Berhubung telah menentukan arah, saya pun terbebas dari pikiran pengganggu. Saya memiliki kekhawatiran, tetapi terbebas dari noda batin.


Kekhawatiran dan noda batin tidaklah sama. Noda batin ditimbulkan oleh kegelapan batin, tetapi kekhawatiran tidak demikian. Setiap hari, saya merasa sangat khawatir. Saya mengkhawatirkan perubahan iklim, ketidakkekalan yang terjadi di seluruh dunia, dan pikiran manusia yang bergejolak. Teman hari ini mungkin akan menjadi musuh besok. Demikianlah kehidupan.

Manusia diliputi noda batin dan bertikai demi keuntungan. Makin besar kekuasaan seseorang, makin besar keuntungan yang diinginkannya dan makin besar pula pertikaian yang terjadi. Karena itulah, sulit untuk mewujudkan kedamaian dunia. Mengapa bisa terjadi ledakan pabrik di Pingtung? Semuanya berawal dari pengembangan industri. Pikirkanlah, bukankah senjata sekarang juga dikembangkan dengan pengetahuan manusia? Bukankah ini menimbulkan krisis? Jadi, bagaimana bisa saya tidak khawatir?

Dalam hal-hal kecil saja, seperti saat duduk di kursi, seseorang mungkin saja tiba-tiba terluka; saat berjalan, seseorang juga mungkin tiba-tiba terjatuh. Semua ini bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Hubungan antarmanusia, masyarakat, dan negara bergantung pada pikiran manusia. Ketidakselarasan pikiran manusia membuat empat unsur alam, iklim, dan kehidupan manusia menjadi tidak selaras. Singkat kata, prinsip kebenaran sangatlah banyak. Saya berharap kita dapat menggenggam waktu untuk mempraktikkannya.


Saya sangat bersyukur mendirikan Tzu Chi tahun itu. Berhubung memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi, kalian pun membangkitkan sukacita dan mendedikasikan diri di Tzu Chi. Semua ini berawal dari sebersit niat. Dengan sebersit niat ini, kalian menggalang Bodhisatwa dunia di seluruh dunia. Di negara mana pun berada, relawan kita selalu menggenggam jalinan jodoh, mengeluarkan biaya sendiri, dan meluangkan waktu untuk bersumbangsih. Para relawan kita sangat bekerja keras untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan. Demikianlah Bodhisatwa dunia.

Dibandingkan dengan populasi dunia, jumlah Bodhisatwa dunia sangatlah sedikit. Namun, sesuai prinsip kebenaran, setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Hanya saja, kita memiliki kekuatan karma dari berbagai kehidupan lampau. Setiap orang memiliki kekuatan karma dan jalinan jodoh masing-masing. Berhubung memiliki sebersit niat baik dan jalinan jodoh dengan Bodhisatwa, kalian bisa bergabung di Tzu Chi. Ada yang memiliki jalinan jodoh buruk, ada pula yang memiliki jalinan jodoh baik. Dengan jalinan jodoh baik, kita menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih bagi dunia. Di mana ada penderitaan, ke sanalah Bodhisatwa akan pergi. Genggamlah jalinan jodoh untuk bersumbangsih.

Saya bersyukur insan Tzu Chi selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Siapa yang bersumbangsih, dialah yang akan memperoleh pahala. Semua pahala akan kembali pada diri sendiri. Bukankah ini yang terus ditekankan dalam Sutra Ksitigarbha? Yang terpenting, kita harus menjalin jodoh baik. Berhubung kita semua memiliki jalinan jodoh baik, kita bisa menghimpun tenaga dan materi orang-orang untuk menolong orang yang menderita di seluruh dunia.   

Memupuk tetes demi tetes pahala hingga membentuk lautan
Menjalin jodoh baik dengan ikrar tak berujung
Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan tekad yang teguh
Memandang alam semesta dan melindungi semua makhluk dengan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 03 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 05 Oktober 2023
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -