Ceramah Master Cheng Yen: Menjangkau Semua Makhluk yang Menderita

Setahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 25 April 2015, Nepal tiba-tiba diguncang gempa dahsyat. Nepal adalah tanah kelahiran Buddha. Gempa itu mendatangkan bencana di tanah kelahiran Buddha. Sebagai umat Buddha, kita sangat berharap dapat membawa kembali semangat Buddha dalam menyelamatkan dunia ke tanah kelahiran Buddha untuk menyelamatkan warga setempat yang menderita. Buddha pernah berkata bahwa Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Karena itu, kita ingin menjangkau semua makhluk yang menderita dan membawa kembali semangat ini ke Nepal.

Gelombang pertama yang berangkat ke sana adalah tim medis kita. dr. Chien dan dr. Chao saling berbagi tugas. Rumah Sakit Tzu Chi Taipei bertanggung jawab menyiapkan perlengkapan pengobatan, sedangkan dr. Chien bertanggung jawab menghubungi anggota medis lainnya. Setelah itu, mereka pun berangkat ke Nepal. Namun, berhubung Taiwan tak memiliki hubungan diplomatik dengan Nepal, maka kita harus transit di Thailand terlebih dahulu. Berhubung jumlah barang bantuan sangat banyak, maka kita pun meminta bantuan kepada relawan Tzu Chi Indonesia. Begitu tiba di Nepal, dr. Chien dan dr. Chao segera mengunjungi Dinas Kesehatan setempat untuk mengajukan izin memberikan pelayanan kesehatan di sana. Dengan begitu, kita dapat bekerja sama dengan rumah sakit setempat untuk menjalankan operasi bagi korban yang menderita luka parah. 

Yang paling membahagiakan adalah pada tanggal 3 Mei, tim medis membantu proses kelahiran sepasang bayi kembar. Di saat sang ibu dalam kondisi darurat, tim medis menjalankan operasi untuknya sehingga ibu dan anak itu dapat selamat. Belakangan ini, dr. Nirdesh Shakya, anggota TIMA di Nepal mengunjungi bayi kembar itu untuk melihat perkembangan mereka. Sepasang bayi kembar itu bertumbuh dengan sangat sehat tanpa ada sedikit pun masalah kesehatan. Saya berkata kepada orang tua mereka bahwa anak-anak harus divaksin sesuai dengan usia mereka. Selain itu, kedua orang tua bayi juga sangat sehat. Lihatlah, anak kembar itu sudah belajar berjalan. Mereka sungguh menggemaskan. Tanpa disadari, anak-anak terus bertumbuh besar sesuai dengan hukum alam.

Namun, beberapa bangunan kuno di sana masih dikelilingi puing-puing bangunan. Entah kapan baru kehidupan warga di Nepal dapat kembali normal. Sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Di sana, ada sebuah Vihara Thrangu Tara yang juga mengalami kerusakan akibat gempa. Untungnya, gempa terjadi saat jam makan. Karena itu, tidak ada orang di dalam ruangan ini. Semua orang tengah makan di ruang makan. Jika gempa terjadi lebih awal atau lebih telat sedikit saja, maka kami akan tertimpa oleh ribuan rupang Buddha yang ada di atas. 

Relawan Tzu Chi Malaysia sangat berharap saya dapat mengizinkan mereka menggarap proyek renovasi vihara tersebut. Bapak Huang yang merupakan pengusaha konstruksi di Malaysia sangat berharap dapat membantu. Beliau segera menghubungi sebuah perusahaan manajemen konstruksi di Jepang untuk melakukan evaluasi. Hasil evaluasi menyatakan bahwa bangunan itu tidak perlu dihancurkan seluruhnya. Bangunan awalnya tetap dapat dipertahankan. Jian Ci Lu, Ketua pelaksana Tzu Chi Selangor mengungkapkan “Hari ini kami sangat gembira karena dapat berkunjung ke Vihara Thrangu Tara sebagai perwakilan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Taiwan dan Malaysia untuk menandatangani kerja sama dengan Vihara Thrangu Tara. Kami juga sangat bersyukur karena acara penandatanganan perjanjian kerja sama hari ini dihadiri langsung oleh Thrangu Rinpoche. Karena itu, keseluruhan acara itu berlangsung dengan khidmat.  Dana untuk menggarap proyek ini akan ditanggung sepenuhnya oleh Tzu Chi Malaysia. Kami sangat berterima kasih kepada Master yang telah memberikan ladang berkah ini untuk Malaysia.” Saya sangat gembira karena relawan Tzu Chi Malaysia bersedia mengemban tanggung jawab ini.

Kita berharap dapat menyediakan tempat tinggal yang aman bagi para praktisi. Selain penandatanganan kerja sama dengan Vihara Thrangu Tara, beberapa hari ini arsitek dari Filipina, Taiwan, dan Malaysia telah berkumpul bersama untuk berkunjung ke Nepal guna menggarap proyek pembangunan kembali sekolah dan kamar perawatan untuk pasien penderita kanker. Inilah bantuan bencana internasional yang telah mulai kita jalankan. Cetak biru sudah selesai digambar dan sudah disepakati. Langkah selanjutnya adalah kita harus berdiskusi dengan warga setempat. 

Pada tanggal 25 April 2015 tahun lalu, sekitar 11.50 siang hari, Nepal diguncang gempa bumi yang menelan lebih dari 9.000 korban jiwa. Ini jumlah korban jiwa yang sudah dipastikan. Warga yang mengalami luka-luka berjumlah lebih dari 20.000 orang. Ada orang yang meninggal dunia akibat gempa tersebut, ada pula bayi yang terlahir di masa-masa itu. Kehidupan manusia sungguh sulit diprediksi. Beginilah kelahiran dan kematian di dunia. Hari ini adalah hari peringatan satu tahun berlalunya gempa di Nepal.

Selama satu tahun ini, berapa banyak wilayah di seluruh dunia yang dilanda bencana. Pada tanggal 14 April 2016 lalu, Jepang diguncang gempa. Lalu, pada tanggal 16 April 2016, gempa berkekuatan besar kembali mengguncang. Tiga hari lalu, relawan Tzu Chi telah tiba di lokasi bencana di Kumamoto, Kyushu untuk menyalurkan bantuan bencana. Kemarin mereka telah mengirimkan informasi terbaru ke Taiwan. Inilah upaya penyaluran bantuan yang telah kita jalankan. Relawan Tzu Chi dapat menginjakkan kaki di Kumamoto berkat jalinan jodoh dengan seorang wanita yang menawarkan rumahnya yang tak dihuni untuk relawan Tzu Chi. 

Selama dua hari ini, relawan Tzu Chi membersihkan rumah itu. Wanita tersebut juga membantu memasangkan saluran air dan listrik, serta memasang alat penghangat air dan mesin cuci. Dia membantu relawan Tzu Chi menyiapkan semuanya dengan lengkap. Asalkan ada tekad, maka kita akan memiliki tenaga. Asalkan memiliki niat, maka kita dapat menciptakan berkah. Saya sangat berterima kasih. Inilah upaya penyaluran bantuan yang tengah kita jalankan di Jepang. Ekuador juga diguncang gempa bumi. Berhubung perekonomian Jepang lebih baik dan jarak Jepang lebih dekat dengan Taiwan, maka lebih mudah bagi kita untuk menyalurkan bantuan ke sana. Penyaluran bantuan ke Ekuador akan lebih sulit. Meski demikian, kita harus berusaha mengatasi kesulitan.

Ekuador mengalami kerusakan parah akibat gempa. Sebagai relawan Tzu Chi, kita harus mengatasi kesulitan untuk menyalurkan bantuan. Kini kita masih melakukan evaluasi untuk penyaluran bantuan. Singkat kata, saat terjadi bencana di dunia, Bodhisatwa harus memikirkan cara untuk menolong orang-orang yang menderita. Banyak hal yang tak sempat saya ulas satu per satu. Saya sangat berterima kasih kepada semua relawan di seluruh dunia yang setiap hari berupaya menjangkau orang-orang yang membutuhkan. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri, setiap hari kita dapat melihat jejak langkah relawan Tzu Chi.

Peringatan satu tahun berlalunya gempa di Nepal

Melakukan survei untuk menjalankan program bantuan lanjutan

Menggarap proyek pembangunan kembali sebuah vihara di Nepal

Melihat jejak langkah Bodhisattva di seluruh dunia 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 April 2016

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  27 April 2016

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -