Ceramah Master Cheng Yen: Menolong Semua Makhluk dan Melakukan Kebajikan

Menghadapi terjangan topan Goni, kita yang berada di Taiwan hendaknya bersyukur. Topan ini telah menerjang beberapa negara dan mendatangkan bencana yang tidak kecil bagi banyak orang. Topan Goni terbentuk pada tanggal 15 Agustus. Hingga kini, kekuatan topan ini masih sangat besar dan terus bergerak di atas lautan. Setelah meninggalkan Tiongkok dan Jepang, topan ini menerjang Rusia. Sebelum benar-benar menerjang Rusia, topan ini sudah menimbulkan bencana di sana. Jadi, kita harus senantiasa berhati tulus. Jika unsur alam tidak selaras maka bumi akan jatuh sakit dan terjadi bencana. Demikian pula dengan tubuh manusia. Saat unsur alam tidak selaras, iklim juga menjadi tidak bersahabat. Manusia juga akan jatuh sakit jika unsur tubuh manusia tidak selaras.

Untuk mengatasi ketidakselarasan unsur alam, setiap orang harus membangkitkan ketulusan. Kita harus membangkitkan ketulusan yang murni dari lubuk hati kita, bukan sekadar mengucapkannya saja. Orang yang berpikiran terbuka tahu bahwa mereka harus tulus. Yang dimaksud dengan tulus di sini adalah dapat menerima hukum alam. Jika tidak bisa menerimanya, lalu apa yang bisa kita lakukan? Intinya, kita harus membina hati penuh ketulusan dan jangan berkeluh kesah. Segala sesuatu terjadi karena kekuatan karma yang diciptakan oleh setiap orang. Alam neraka tidak menerima orang yang tidak menciptakan karma buruk. Jika kita tidak menciptakan karma buruk, kita tidak akan terlahir di alam neraka. Namun, jika di masa lalu, kita pernah menciptakan karma buruk dan kini karma buruk itu sudah berbuah, kita harus menerimanya dengan tulus. Kita harus melenyapkan perasaan tidak senang dari lubuk hati kita dan memiliki hati penuh rasa syukur. Dengan memiliki hati penuh rasa syukur, kita dapat menciptakan karma baik dan berkah.

Berkah juga merupakan suatu kekuatan bagi kita. Kita harus membangkitkan ketulusan yang murni untuk menghapus kerisauan dan keluh kesah. Kita juga harus memiliki hati penuh rasa syukur. Dengan demikian, barulah kita bisa menciptakan berkah dan melenyapkan penyakit. Begitu pula dengan unsur alam. Kondisi unsur alam dan tubuh manusia bergantung pada pikiran manusia. Kita harus senantiasa menjaga kejernihan pikiran. Saat hidup aman dan tenteram, kita harus bersyukur. Saat ketidakkekalan terjadi, kita juga harus tahu bahwa semua itu merupakan hukum alam dan harus menghadapinya dengan tenang. Kita harus senantiasa bersyukur.Sebagai umat manusia, kita hendaknya membantu dan meringankan penderitaan sesama dengan tulus. Inilah Bodhisatwa dunia. Untuk bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia, yang terpenting adalah memiliki hati yang tulus.

Lihatlah negara-negara yang warganya dilanda bencana atau hidup kekurangan. Relawan Tzu Chi telah membawa barang bantuan ke berbagai negara yang dilanda penderitaan. Mereka juga menyampaikan kepada warga setempat tentang asal mula berdirinya Tzu Chi. Para warga kurang mampu turut bersumbangsih dengan hati penuh sukacita. Mereka menyumbangkan sepuluh sen ataupun satu sen untuk berbuat kebajikan. Mereka melakukannya dengan hati yang tulus. Yang terpenting bukanlah banyak atau sedikitnya uang yang mereka sumbangkan, melainkan pikiran mereka yang murni dan tanpa kerisauan. Inilah yang benar-benar bisa mengikis karma buruk.

Kita tidak tahu akan perbuatan kita di kehidupan lampau, kita hanya tahu perbuatan kita di kehidupan sekarang. Ada orang yang berkata bahwa mereka berbuat banyak kebaikan di kehidupan ini, mengapa tidak menerima buah karma baik? Sesungguhnya, karma kita di kehidupan sekarang membutuhkan waktu untuk berbuah. Jadi, kondisi kehidupan kita sekarang ini bergantung pada karma kita di kehidupan lampau. Karena itulah, ada orang yang kaya dan ada yang miskin; ada yang sehat dan ada yang sakit; ada yang hidup tenteram dan ada yang dilanda bencana. Ini semua akibat karma yang mereka ciptakan di kehidupan lampau. Tidak ada orang dapat mengubahnya. Jadi, semua itu akibat perbuatan kita sendiri. Saat karma buruk berbuah, kita akan menghadapi kondisi yang sulit.

Lihatlah yang terjadi di bumi ini. Sebuah topan saja bisa menerjang begitu banyak negara. Entah sampai kapan topan Goni bisa melemah. Ini semua bergantung pada kekuatan karma semua orang. Jika kekuatan karma buruk kita besar maka topan Goni akan semakin kuat dan tidak akan melemah. Singkat kata, segala sesuatu di alam semesta mengandung kebenaran yang sulit dibayangkan. Kita juga bisa melihat bahwa insiden ledakan serbuk berwarna di Taiwan telah berlalu selama dua bulan.

Baru-baru ini, ada seorang pasien luka bakar yang menjalani fisioterapi lewat latihan isyarat tangan. Dia sungguh bijaksana dan penuh berkah. Dia merupakan mahasiswi universitas kita. Dia juga bergabung dalam tim isyarat tangan. Relawan Tzu Chi membantunya menjalani fisioterapi lewat latihan isyarat tangan agar tangannya dapat bergerak dengan leluasa. Dia telah membangkitkan tekad dan ikrar untuk memulihkan kesehatannya agar dapat menyelesaikan pendidikannya dan menjadi seorang perawat. Dia memiliki hati penuh rasa syukur. Pemulihan kesehatannya berjalan dengan baik. Banyak korban luka-luka yang telah keluar dari rumah sakit atau dipindahkan ke kamar pasien biasa. Hampir semuanya sudah keluar dari rumah sakit. Ini sungguh membuat orang sangat terhibur. Kita turut merasa gembira dan bersyukur atas hal ini. Kita tetap harus senantiasa menjaga pikiran kita dengan baik. Janganlah kita membangkitkan kegelapan dan noda batin yang dapat mendatangkan bencana, seperti topan Goni yang kekuatannya begitu besar. Jadi, kita harus menjaga pikiran dengan baik.

 Terjangan Topan Goni mendatangkan bencana di beberapa negara

Melenyapkan kebencian serta menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan

Mengatasi berbagai kesulitan dan memberikan penghiburan dengan sepenuh hati

Menjalani fisioterapi lewat latihan isyarat tangan dan menyambut hidup baru

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Agustus 2015
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -