Ceramah Master Cheng Yen: Menunjukkan Keindahan dengan Pikiran yang Tulus dan Perbuatan Benar
Semua orang berdoa demi kedamaian dunia dengan ketulusan yang sama. Kalian telah 20-an tahun, bahkan mungkin 30-an tahun bergabung dengan Tzu Chi. Kalian sudah sangat senior. Selama ini, kalian selalu membina ketulusan. Dalam menghadapi semua orang, hal, dan materi, kalian selalu memperhatikan tata krama.
Ketulusan dan tata krama telah kalian terapkan dalam kehidupan kalian yang berkualitas sehingga setiap orang yang melihat kalian merasa bahwa kalian sangat ramah dan patut dihormati. Kalian tak perlu menyebutkan bahwa kalian adalah insan Tzu Chi. Sesungguhnya, citra Tzu Chi berasal dari tindakan para insan Tzu Chi. Berkat kalian, barulah Tzu Chi berkualitas di mata orang.
Jika selalu mengikuti ceramah saya, kalian akan mendapati bahwa belakangan ini, saya sering mengulas tentang kualitas diri. Nilai seseorang terletak pada kualitas dirinya. Saya sering berkata bahwa kita harus menginventarisasi nilai kehidupan diri sendiri. Kita harus mengembangkan nilai kehidupan. Orang yang kehidupannya bernilai akan dihormati dan dikasihi orang-orang.
Saat melihat insan Tzu Chi, semua orang merasa hormat. Selain itu, orang-orang juga merasa bahwa insan Tzu Chi memiliki kualitas diri yang baik. Meski kalian selalu mengenakan seragam yang sama saat mengikuti kegiatan Tzu Chi, orang-orang tidak mempertanyakan hal ini. Mereka melihat ketulusan kalian. Kita tidak memberikan kesan berat atau terbebani, melainkan sangat tulus. Ketulusan inilah yang membangkitkan rasa hormat orang. Jadi, kalian semua dihormati orang-orang. Kalian juga sangat polos. Polos bukan berarti tidak mengerti apa-apa. Begitu melihat kalian, orang-orang tahu bahwa kalian adalah orang yang berpendidikan. Kalian bagai mengenakan "jubah kelembutan dan kesabaran".

Setiap tahun, ada banyak relawan yang sibuk melakukan persiapan untuk upacara pemandian rupang Buddha di lokasi yang begitu ramai di Taipei. Orang-orang di sekitar sana tidak pernah terganggu oleh keberadaan kita. Para relawan kita mungkin melakukan persiapan di sana selama berhari-hari, tetapi tidak pernah ada keluhan.
Kita juga menyambut para reporter dengan penuh cinta kasih dan tata krama seperti yang biasanya kita lakukan. Mereka juga melihat apa yang kita lakukan dan menyiarkannya dengan benar dan tulus. Karena itu, saya sangat bersyukur. Mereka menunjukkan ketulusan karena telah dilayani dengan baik dalam segala aspek. Kita menjaga tata krama dalam segala hal dan terus memperhatikan setiap sudut lokasi upacara. Saya sungguh sangat bersyukur.
Hong-zhan juga berinteraksi dengan orang-orang untuk menginspirasi mereka. Para relawan muda kita sungguh sangat tekun dan bersemangat. Jadi, kita memperhatikan setiap aspek. Ini bukan hanya kita lakukan sekali dalam setahun, melainkan selalu diterapkan dalam keseharian. Inilah yang disebut polos. Kita sangat polos dan tulus. Polos dan tulus, inilah nilai insan Tzu Chi.
Mari kita menginventarisasi nilai kehidupan kita. Kita semua mendedikasikan diri untuk bersumbangsih. Dengan tulus, kita mendedikasikan diri untuk melatih diri dan meningkatkan kualitas diri. Demikianlah kehidupan kita. Karena itulah, kita harus menginventarisasi nilai kehidupan kita.

Saya ingin mengingatkan kalian untuk mempraktikkan cinta kasih Tzu Chi, cinta kasih yang berkualitas. Dengan tata krama dan cinta kasih yang berkualitas, kita dapat menjalin persahabatan. Dengan cinta kasih yang berkualitas, kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Inilah pelatihan diri. Kita melatih diri dalam kehidupan sehari-hari.
Tata krama bukan ditunjukkan dengan memakai seragam untuk mengikuti acara tahunan. Ini berkaitan dengan pelatihan diri kita dalam keseharian. Karena itulah, tidak timbul kebisingan meski di lokasi terdapat banyak orang. Meski tidak bisa hadir di sana secara langsung, ketika melihat layar, saya sangat bersyukur atas ketulusan orang-orang.
Setiap tahun, demi upacara pemandian rupang Buddha, kalian harus melakukan persiapan dalam waktu yang lama. Dalam kehidupan sehari-hari, kalian terus berinteraksi. Ingatlah bahwa kualitas sangat penting. Kita tidak memiliki pamrih. Tanpa pamrih, secara alami kualitas akan tinggi. Namun, kita harus bekerja sama dengan harmonis.
Insan Tzu Chi selalu bersatu hati, harmonis, dan saling mengasihi. Karena itulah, saat kita mengadakan kegiatan, segalanya terlihat begitu indah. Saat semua orang berhimpun dengan hati yang tulus, keindahan akan terlihat. Jadi, saya bersyukur kepada semua orang yang telah menampilkan kebenaran, ketulusan, dan keindahan.

Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih harus dikerahkan. Tidak peduli memiliki status sosial yang tinggi ataupun rendah, semua orang hendaknya membangkitkan rasa hormat. Sesungguhnya, upacara pemandian rupang Buddha bertujuan untuk menyucikan hati kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menghormati diri sendiri untuk menjaga kualitas diri kita.
Pada dasarnya, kita memang memiliki kualitas Buddha. Untuk mencapai kebuddhaan, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, kita harus belajar. Kini, kita tengah belajar untuk mencapai pencerahan. Untuk mencapai pencerahan, kita harus melihat jalan kebenaran. Untuk itu, kita harus senantiasa menggenggam jalinan jodoh.
“Tim humas Taiwan Utara berikrar di hadapan Master untuk mengasihi orang yang Master kasihi, melakukan hal yang ingin Master lakukan, menapaki Jalan Bodhisatwa yang Master bentangkan, dan membentangkan jalan Tzu Chi untuk insan Tzu Chi di masa mendatang.”
Baik, saya sangat sukacita. Terima kasih.
Memperlakukan orang lain dengan tulus akan menuai rasa hormat
Mempraktikkan kelembutan dan kesabaran serta menjaga tata krama
Membimbing orang-orang untuk menunjukkan keindahan
Tekun dan bersemangat melatih diri untuk mencapai pencerahan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 13 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 15 Juni 2025