Ceramah Master Cheng Yen: Menyadari Berkah setelah Melihat Penderitaan dan Bertindak dengan Waspada dan Bersemangat
“Pascatopan Danas, seorang kepala bagian yang pertama kali melakukan kunjungan kasih berkata bahwa dia telah melihat dan memahami makna dari ‘saat suatu tempat dilanda kesulitan, bantuan datang dari segala penjuru’. Ada pula kepala bagian lain yang berkata, ‘Master berkata bahwa saat orang yang menderita tidak bisa keluar, orang yang dipenuhi berkah harus menjangkau mereka.’ Apakah maksud dari ‘berkah’ ini?” kata Lin Xiao-ying, Kepala Kantor Humaniora SMA Tzu Chi Tainan.
“Dipenuhi berkah bukan berarti mengendarai mobil mewah, makan makanan yang lezat, ataupun bersenang-senang. Dipenuhi berkah berarti memiliki kesempatan untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi orang banyak,” ujar Lin Xiao-ying.
“Para guru ini berasal dari berbagai bidang. Seorang guru ilmu sosial berkata bahwa dalam buku pelajaran dipaparkan tentang parahnya kondisi warga lansia sebatang kara di wilayah terpencil. Dalam kunjungan kasih kali ini, dia mendapati bahwa kaum lansia sungguh tidak berdaya saat harus membersihkan rumah mereka. Dia tidak menyangka kondisinya separah ini,” lanjut Lin Xiao-ying.
Lin Xiao-ying melanjutkan “Ada pula guru lain yang biasanya mengkaji penyakit demensia. Dia mendapati bahwa saat dia meminta warga lansia untuk mengisi data, mereka tidak bisa mengingat nomor telepon dan alamat sendiri. Mereka harus mencari catatan yang ada dan meminta kita untuk menulisnya. Ternyata, demikianlah kondisi kaum lansia yang mengalami demensia.”
“Ada banyak guru kita yang menghubungkan apa yang mereka baca di buku dengan kondisi yang mereka lihat secara langsung. Saya merasa bahwa dengan melihat fenomena nyata, murid-murid kita dapat belajar bersama kita,” pungkas Lin Xiao-ying.


Mengenai usia tua, sesungguhnya, hidup hingga usia tua itu merupakan berkah ataukah masalah? Saya sendiri merasa bahwa saya dipenuhi berkah. Namun, saya juga merasakan bahwa usia tua mendatangkan banyak ketidaknyamanan dan banyak hal yang tidak berjalan sesuai keinginan. Ini mendatangkan penderitaan.
Hal apakah yang tidak berjalan sesuai keinginan? Salah satunya, saat berbicara sekarang, saya harus bersusah payah untuk mengeluarkan suara. Selain itu, suara saya juga tidak enak didengar. Semua ini tidak saya inginkan, tetapi justru saya alami. Yang saya inginkan malah makin jauh dari saya. Inilah penderitaan akibat keinginan yang tidak tercapai.
Kini, saya memiliki banyak murid yang sangat menghormati dan mengasihi saya. Namun, ada hal-hal yang sangat saya harapkan atau butuhkan, tetapi tidak tercapai. Inilah penderitaan dalam kehidupan. Saya telah terlahir di dunia ini dan berusia hampir 90 tahun. Jadi, saya telah mengalami fase "lahir" dan "tua".
Fase tua menandakan bahwa perjalanan hidup seseorang hampir berakhir. Setelah mengalami fase lahir dan tua, apa yang kita inginkan? Kita hanya ingin terbebas dari penyakit. Meski terbebas dari penyakit, penuaan juga bagai penyakit karena fungsi tubuh dan kekuatan kita terus menurun. Jadi, yang saya inginkan sudah tidak mungkin tercapai. Keinginan yang tidak tercapai juga termasuk penderitaan.


Saya selalu teringat akan kata-kata berikut, "Tali yang digunakan untuk menarik sang kakek juga akan digunakan untuk menarik sang ayah." Terdapat sebuah kisah seperti ini.
Ada seorang ayah yang berkata kepada anaknya, "Kemarilah, mari kita bersama-sama menarik kakekmu dengan tali ini ke tempat yang jauh dan biarkan dia hidup di sana sendiri." Sang anak bertanya, "Bagaimana Kakek hidup sendiri?" Sang ayah berkata, "Kita bisa membawanya ke alam bebas dan meninggalkannya di sana." Sang anak benar-benar membantu ayahnya membawa kakeknya ke tempat yang jauh dan meninggalkannya di sana.
Dia lalu berkata kepada ayahnya, "Ayah, saya ingin membawa pulang tali ini. Kelak, setelah Ayah tua, saya dan anak saya bisa menggunakannya untuk menarik Ayah ke sini." Mendengar ucapan anaknya, sang ayah sangat terkejut. "Saya telah memberikan contoh yang buruk kepada anak saya. Tiga puluh tahun kemudian, saat saya sudah tua dan anak saya yang menjadi kepala keluarga, apakah saya juga akan dibawa ke sini?" Saat itu, hati nuraninya terbangkitkan. Dia pun segera berlari menghampiri ayahnya, berlutut, dan bertobat. Dia berkata, "Ayah, mari kita pulang."
Kisah ini mengingatkan para anak dan cucu untuk tidak menelantarkan orang tua mereka. Jadi, kita harus membentuk tradisi yang baik. Kini, kita hendaknya mengimbau orang-orang untuk menghormati kaum lansia. Kita harus menghormati kaum lansia. Jika sudah lanjut usia, tetapi semangat dan stamina masih mendukung, kita hendaknya mendedikasikan diri untuk menolong orang-orang yang menderita. Mari kita mendedikasikan diri untuk menolong mereka.


Saya bisa melihat kalian membantu membersihkan rumah. Kalian rela menjangkau pedesaan dan pegunungan demi membantu membersihkan rumah orang. Ini sungguh sangat menyentuh. Inilah yang terindah. Kalian telah menunjukkan kondisi batin yang paling bajik dan indah. Momen-momen ini menunjukkan keindahan sifat manusia. Di sinilah letak keindahan sifat manusia, yaitu tidak tega melihat makhluk lain menderita. Kita menjangkau orang-orang yang menderita untuk membersihkan sampah di rumah mereka.
Selain melakukan pembersihan, kita juga memperbaiki, bahkan mengecat rumah mereka sehingga rumah mereka menjadi bersih dan cemerlang. Saya sungguh sangat bersyukur. Dibandingkan dengan mereka, kita sangat beruntung. Kita masih bisa membantu membersihkan rumah mereka dan menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Inilah Bodhisatwa dunia.
Kita harus menyerukan hal ini, baik di rumah sakit maupun sekolah kita. Kita juga perlu mengajak para guru dan murid kita untuk mengunjungi keluarga yang membutuhkan. Bimbinglah mereka untuk membuka pintu hati dan turut membersihkan rumah yang kotor. Dengan membantu membersihkan rumah, mereka juga membersihkan hati sendiri. Mereka membuka pintu hati serta membersihkan hati sendiri dan lingkungan. Mereka membersihkan hati sendiri, lalu membersihkan lingkungan luar.
Setelah pembersihan selesai, hati mereka dipenuhi rasa sukacita. Singkat kata, saya sangat tersentuh melihat mereka membantu melakukan pembersihan. Hendaklah kalian terus membimbing para murid dan dokter agar mereka dapat membuka pintu kebajikan. Ini disebut menciptakan berkah dan membina kebijaksanaan di dunia.
Empat fase dari tiga fenomena menunjukkan kebenaran
Menyadari berkah setelah melihat penderitaan dan bertindak dengan waspada dan bersemangat
Menghormati kaum lansia dan menapaki jalan kebajikan
Mencerahkan dunia dengan kondisi batin yang indah
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 September 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 28 September 2025