Ceramah Master Cheng Yen: Menyatukan Kekuatan untuk Mewariskan Silsilah Dharma
“Ketika kecelakaan pesawat TransAsia Airways terjadi, saya menjabat sebagai kepala logistik, lebih tepatnya bagian perencanaan komprehensif. Pada waktu kejadian, cuacanya sangat dingin sehingga kami harus menyiapkan berbagai perlengkapan, mulai dari pakaian hangat, penghangat tubuh, hingga menyiapkan wedang jahe. Sesungguhnya, itu semua tidaklah mudah,” kata Lin Yi-cheng, Kepala Batalyon II Dinas Pemadam Kebakaran Pemkot Taipei.
“Saya ingat bahwa pada hari kejadian, kami langsung mengaktifkan seluruh mekanisme logistik. Namun, yang membuat saya terkejut ialah melihat banyak relawan Tzu Chi yang entah datang dari mana sambil membawa banyak barang bantuan,” lanjut Lin Yi-cheng.
“Kami melihat begitu banyak relawan Tzu Chi memberikan sumbangsih tanpa pamrih. Hal itu membuat saya merasa bahwa kita harus menyadari dan menghargai berkah. Saya merasa sangat kagum terhadap sumbangsih relawan Tzu Chi terhadap masyarakat,” pungkas Lin Yi-cheng.
“Saat itu, saya ikut terlibat dalam proses penyelamatan dalam bencana ini. Hal besar yang saya rasakan dari kejadian ini ialah ketika berhadapan dengan bencana besar, kita benar-benar menyadari ketidakkekalan hidup dan saat berhadapan dengan kekuatan alam, barulah kita menyadari betapa kecilnya diri kita,” kata Guo Nai-cheng, Kepala Unit Batalyon II Dinas Pemadam Kebakaran Pemkot Taipei.
“Melihat begitu banyak orang yang menderita, barulah kita bisa menyadari berkah yang kita miliki. Jadi, hendaknya kita terus menyadari berkah, menghargai berkah, dan menciptakan berkah,” pungkas Guo Nai-cheng.

Saya benar-benar tidak bisa berhenti untuk mendengarkan kisah kalian semua agar saya memahami seluruh prosesnya. Saya sangat berterima kasih. Baru saja, ada yang bercerita tentang kecelakaan pesawat TransAsia Airways. Saat itu, cuacanya sangat dingin dan kalian harus memasak wedang jahe. Bahkan, ada pula yang terjun ke air untuk menyelamatkan orang lain. Itulah gambaran kejadian waktu itu.
Ketika ingin menolong orang lain, kita pun harus menjaga kesehatan diri sendiri. Jangan sampai satu insiden belum selesai, lalu muncul insiden berikutnya. Jadi, ketika hendak menolong orang lain, kita harus menilai kemampuan diri sendiri. Kita harus tetap sehat dan aman. Hendaknya semuanya menggunakan kebijaksanaan.
Cinta kasih itu harus disertai dengan kebijaksanaan. Ini bukan hanya soal keselamatan diri, tetapi juga agar tidak menimbulkan masalah bagi orang lain. Begitulah cinta kasih yang disertai kebijaksanaan. Insan Tzu Chi sulit digambarkan dengan kata-kata. Semuanya selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Cinta kasih yang kalian berikan itu tidak bisa diukur nilainya. Saya sangat berterima kasih.
Orang-orang di Taiwan penuh dengan cinta kasih. Sejak kejadian itu, saya merasa bahwa Taiwan tidak memiliki harta apa pun, kecuali kebajikan dan cinta kasih. Di mana pun ada bencana, di sana ada banyak orang yang bergerak untuk bersumbangsih. Saya merasa sangat bersyukur. Berkat itulah, Taiwan bisa tetap aman.
Belakangan ini, saya selalu merasa bahwa Taiwan sangat dipenuhi berkah dan sangat damai. Sementara itu, bencana di dunia makin sering terjadi. Setiap hari, saya melihat berita internasional. Sepanjang hari, insan Tzu Chi mengumpulkan informasi untuk saya. Ketika membacanya di malam hari, saya merasa bahwa itulah akumulasi karma kolektif semua makhluk.
Penderitaan yang terjadi itu sulit untuk diungkapkan. Jika ingin diceritakan, sangatlah panjang. Oleh karena itu, saya sering mengingatkan semuanya untuk berdoa bersama dengan cinta kasih yang tulus. Bukan hanya satu hari, setiap siang Da Ai TV selalu mengajak semua orang untuk berdoa bersama. Ini tidak cukup hanya dilakukan sekali, melainkan harus setiap saat.

Hendaknya kita berdoa bagi kedamaian Taiwan dan dunia dengan cinta kasih yang tulus. Jangan berpikir, "Apa bedanya kalau saya tidak ikut?" Justru karena kurang satu orang, kekuatannya melemah. Hendaknya setiap orang berkata, "Tidak boleh kurang saya seorang." Dengan demikian, kekuatan, cinta kasih, dan ketulusan akan terbangkitkan. Ini penuh dengan harapan.
Saya sangat berterima kasih kepada tim Tzu Cheng. Banyak bencana di Taiwan yang ditangani oleh mereka. Begitu ada seruan, semuanya langsung bergerak. Seperti pada Gempa 921, relawan dari Nantou dan Taiwan Tengah datang membantu selama satu bulan penuh. Semua itu masih sangat jelas dalam ingatan.
Saya menaruh harapan penuh pada anggota Tzu Cheng. Saya sering berkata bahwa saya memiliki satu harapan, yaitu kita bisa mencatat bagaimana perjalanan Tzu Chi di Taiwan. Taiwan pernah mengalami banyak bencana dan warga Taiwan selalu mendedikasikan diri dengan penuh cinta kasih dan ketegaran. Saya berharap semuanya terus mengingat hal ini. Inilah sejarah Taiwan yang paling bernilai dan penuh cinta kasih yang harus kita catat.
Jangan berpikir, "Apakah saya sedang menyombongkan hal yang dilakukan di masa lalu?" Ini bukan untuk menyombongkan diri atau pamer, melainkan untuk menulis sejarah bagi Taiwan. Ini juga merupakan pendidikan bagi generasi yang akan datang dan menjadi harta warisan bagi keturunan kita. Kelak, anak cucu kita bisa mengetahui bagaimana para leluhur mereka berkontribusi dalam setiap hal yang terjadi di Taiwan. Ini merupakan pendidikan bagi generasi penerus keluarga. Menurut saya, inilah hal bernilai yang dapat menginspirasi hati semua orang dan meningkatkan kewaspadaan diri. Dunia ini tidak kekal sehingga kita harus meningkatkan kewaspadaan semua orang.

Saya juga sangat berterima kasih karena kalian mendengarkan kata-kata saya dan menjalankannya dengan tindakan nyata. Setiap kata yang kalian ucapkan penuh dengan kebajikan dan tindakan kalian menunjukkan keteladanan bagi orang lain. Semuanya telah bekerja dengan sangat baik. Saya sangat berterima kasih.
Para anggota Tzu Cheng selalu berani memikul tanggung jawab. Setiap kali terjun dalam bantuan bencana, pengalaman kita akan makin banyak dan koordinasi kita makin tertata. Saat ini, jumlah relawan makin bertambah. Hendaknya kita memiliki kesadaran tentang ketidakkekalan hidup. Dalam keseharian, kita harus selalu siap siaga.
Dalam setiap rapat, kita harus mengingat kembali apa yang terjadi di masa lalu dan apa yang kurang. Dengan begitu, kita bisa mempersiapkan diri untuk masa kini dan masa depan. Semoga keseharian kita dipenuhi kedamaian. Jika sesuatu terjadi, kita harus langsung bergerak dengan teratur. Inilah yang harus kita persiapkan setiap harinya.
Menginventarisasi sejarah dan mewariskan permata keluarga
Menyelaraskan welas asih dan kebijaksanaan untuk bersumbangsih tanpa pamrih
Berdoa dengan tulus di tengah banyaknya bencana akibat karma buruk
Menyatukan kekuatan untuk mewariskan silsilah Dharma
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 25 November 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 27 November 2025







Sitemap