Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Ajaran dan Menjalin Jodoh Baik


Saya mendengar kalian berbagi tentang pemandian rupang Buddha. Tzu Chi memperingati tiga hari besar sekaligus. Dengan rasa syukur yang dalam terhadap Buddha, kita mengadakan pemandian rupang Buddha setiap tahun untuk memperingati hari kelahiran Buddha, mengenang awal mula berdirinya Tzu Chi, dan mengenang orang-orang yang bergabung dengan Tzu Chi. Jadi, kita tetap harus memperingati hari besar ini.

Kita bisa melihat Dokter Chen berbagi tentang pemandian rupang Buddha di Nepal.

“Kita mengadakan pemandian rupang Buddha dengan tema ‘belajar dan sadar’. Master terus berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Kita hendaknya membawa silsilah Dharma dan mazhab kita ke pantai seberang. Kita menggunakan enam perahu Dharma bertuliskan sila, samadhi, kebijaksanaan, keyakinan, ikrar, dan praktik nyata yang melambangkan silsilah Dharma dan mazhab Tzu Chi serta puluhan ribu praktik Enam Paramita,” kata Chen Ji-min, relawan Tzu Chi Malaysia.

“Dengan semangat seperti ini, kita berusaha untuk menyeberangkan semua makhluk ke pantai kebahagiaan. Kita menyatukan enam perahu Dharma ini dengan tali, bagaikan tali untaian bacang. Ini melambangkan kesatuan ajaran Buddha dan Tzu Chi. Saat hendak menarik tali ini, semua orang harus memiliki kesatuan hati dan melangkah dengan kompak. Saat semua orang bekerja sama dengan harmonis, barulah enam perahu Dharma yang berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk ini dapat ditarik ke pantai seberang,” lanjut Chen Ji-min.

“Saya memainkan peran sebagai Tabib Agung yang memikul tanggung jawab besar dan Kakak Jian-yi memainkan peran sebagai nakhoda yang berdiri di haluan dan membawa rupang Buddha. Kami harus melangkah maju dengan berani. Menghadapi kesulitan sebesar apa pun, kami tetap melangkah maju dengan berani,” pungkas Chen Ji-min.


Kita bisa melihat alas duduk yang disusun membentuk aksara "belajar" dan "sadar". Aksara yang besar ini terbentuk dari satu demi satu alas duduk. Singkat kata, kita harus sangat bersungguh hati dan kreatif. Kita juga harus berbagi pengalaman satu sama lain.

Setiap negara memiliki kreativitas yang berbeda-beda. Kita hendaknya mengumpulkan kreativitas dari seluruh dunia dan kisah yang terkandung di dalamnya. Berhubung waktu tidak menunggu siapa pun, kita harus berbicara dengan jelas.

Saya juga ingin mengingatkan kalian untuk sering membagikan pengalaman dan terus mengembangkan ide-ide kreatif. Dengan demikian, barulah kita dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan kreativitas kita untuk belajar dan sadar. Dengan terus menumbuhkan kreativitas, kita dapat terus belajar dan sadar. Jadi, kreativitas mendatangkan kesadaran.

Kita harus cermat dan bijaksana dalam menumbuhkan kreativitas. Sesuatu yang kecil bisa bertumbuh menjadi sesuatu yang besar dan penuh makna. Begitu mencapai kesadaran atau pencerahan, kita dapat memahami kebenaran yang tak terhingga.


Buddha telah mencapai pencerahan sempurna. Beliau adalah Yang Maha Cerah dan Maha Suci. Setelah mencapai pencerahan, Beliau berusaha untuk membangkitkan kekuatan cinta kasih orang-orang. Yang Maha Suci adalah makhluk suci yang telah mencapai pencerahan sempurna dan menumbuhkan benih yang tak terhingga. Sebagai makhluk yang tercerahkan, Yang Maha Suci dapat membimbing makhluk yang tak terhingga menuju pencerahan.

Baik benih maupun makhluk yang tercerahkan, semuanya dapat membimbing orang yang tak terhingga mengembangkan nilai kehidupan. Jadi, yang tercerahkan dapat mencerahkan orang yang tak terhingga. Saya sering berkata bahwa satu benih dapat menumbuhkan benih yang tak terhingga. Satu orang yang mencapai pencerahan sempurna dapat membimbing orang yang tak terhingga mencapai pencerahan.

Prinsipnya sama dengan benih tadi. Kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk menabur benih di atas tanah, juga dibutuhkan air hujan, tanah, dan udara yang mendukung. Dengan berbagai kondisi pendukung, kita baru bisa menginspirasi Bodhisatwa dunia yang tak terhingga. Kita harus membimbing orang-orang untuk bersumbangsih dengan cinta kasih berkesadaran.

Saya berulang kali mengatakan bahwa setiap orang harus memiliki kesadaran benar. Dalam melatih diri, kita harus belajar dan sadar. Setelah sadar, kita harus terus melangkah maju untuk menabur benih dan menjalin jodoh baik. Intinya, kita harus terus melangkah maju.


Saat saya memberikan ceramah, kalian hendaknya berusaha untuk memahaminya. Sungguh, yang ingin saya sampaikan sangatlah banyak. Namun, jika saya menyampaikan terlalu banyak sekaligus, kalian mungkin sulit untuk menyerapnya ke dalam hati.

Saat berbagai jalinan jodoh matang, barulah kita dapat mengalami kemajuan. Tanpa para Bodhisatwa kita yang menjangkau tanah kelahiran Buddha untuk membawa manfaat bagi warga setempat, saya tidak akan memiliki jalinan jodoh untuk kembali menjelaskan tentang kata "sadar".

Kita bisa melihat daun bodhi di Nepal. Insan Tzu Chi Malaysia kembali mengembangkan kreativitas mereka di sana. Di sini, saya pun menggenggam jalinan jodoh ini untuk membimbing orang-orang menuju pencerahan. Jadi, kreativitas setiap orang sangat dibutuhkan. Setelah melihatnya, saya bisa menyebarluaskannya untuk membimbing makin banyak orang. Mari kita menciptakan siklus yang tiada akhir dengan terus belajar, mengajar, dan sadar. Terima kasih.

Semua orang ingin belajar. Dengan belajar, barulah kita bisa mengetahui, memahami, dan menghayati kebenaran. Karena itu, kita harus terus maju selangkah demi selangkah. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Semoga kalian semua dapat menjalin jodoh baik di berbagai negara. Terima kasih. Saya mendoakan kalian.

Menghimpun niat baik pada peringatan tiga hari besar
Belajar dan sadar dengan kebijaksanaan dan kreativitas
Benih Bodhi menumbuhkan benih yang tak terhingga
Menyebarkan ajaran dan menjalin jodoh baik

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 15 Mei 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 17 Mei 2025
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -