Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Aroma Kebajikan ke Seluruh Dunia

Hari ini (27 September 2015 –red) kita merayakan Festival Kue Bulan.  Anggota TIMA (Tzu Chi International Medical Association) dari 22 negara dan wilayah kembali ke Taiwan dan berkumpul di Aula Jing Si Hualien. TIMA seharusnya dihitung berdiri sejak hari pertama kita melakukan baksos kesehatan, yakni tanggal 10 September 1972. Dokter yang berpartisipasi  berasal dari Rumah Sakit Hualien, yakni dokter ahli bedah, dr. Huang Bo-shi dan dokter spesialis anak, dr. Chang Cheng-wen. Mereka berdua adalah kepala departemen. Ayah dr. Chang juga merupakan seorang dokter. Kedua ayah dan anak itu berpartisipasi dalam baksos kesehatan kita. Ada pula dokter ahli kandungan, dr. Chu, dokter ahli penyakit dalam, dr. Zou, dan relawan Chang yang merupakan seorang apoteker.

Enam tahun setelah Badan Amal Tzu Chi berdiri (tanggal 14 Mei 1966 -red), melalui misi amal, kita melihat banyak orang yang hidup kekurangan akibat menderita penyakit. Karena itulah, kita mulai merencanakan baksos kesehatan. Berkat bantuan berbagai pihak, kita mendirikan klinik pengobatan gratis dan secara berkala mengadakan baksos kesehatan di wilayah pedesaan. Dimulai dari Hualien, kita menuju wilayah selatan untuk menjangkau Shoufeng, Guangfu, Rueisuei, Yuli, dan Taitung. Setiap kali ada hari libur, dokter kita akan memanfaatkan hari liburnya untuk mengadakan baksos kesehatan. Jadi, sesungguhnya TIMA sudah berdiri sejak tanggal 10 September 1972.

Hari ini juga merupakan hari yang sangat penting bagi misi kesehatan kita. Pada tanggal 27 September 1981, kita membentuk komite perencanaan untuk pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi. Mengingat pada saat itu, Rumah Sakit Tzu Chi Hualien sangat sulit mencari sumber daya manusia untuk dipekerjakan di sana. Saat itu, orang-orang yang bersedia bekerja di RS Tzu Chi Hualien sungguh orang yang penuh cinta kasih. Saya melihat dokter yang sudah bergabung dengan kita sejak rumah sakit berdiri hingga sekarang. Hingga kini hampir 30 tahun sudah berlalu. Rambut mereka juga sudah beruban. Pencapaian mereka terbukti seiring waktu berlalu. Berkat sekelompok dokter yang berpengalaman serta para perawat yang memiliki kesatuan hati dan tekad, RS Tzu Chi Hualien dapat menjadi pusat pendidikan medis di wilayah timur Taiwan.

Selain itu, demi misi kesehatan Tzu Chi, kita pun mendirikan sekolah kedokteran. Untuk membina tenaga medis di wilayah timur Taiwan, kita mendirikan sekolah keperawatan. Saat itu, kita membuka program kejuruan 5 tahun. Selanjutnya, kita meningkatkan statusnya menjadi Institut Teknik Tzu Chi. Tahun ini, kita kembali meningkatkan statusnya menjadi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Sekolah ini telah membina banyak perawat. Kekuatan cinta kasih ini bermula pada tahun 1972, pada hari kegiatan TIMA dimulai. Kini, pada tanggal 15 bulan 8 Imlek setiap tahunnya, yaitu saat Festival Kue Bulan, para anggota TIMA akan kembali untuk melewati festival ini bersama-sama. Tradisi ini dimulai oleh sekelompok dokter asal Filipina. Sekelompok dokter asal Filipina, yakni dr. Qua, dr. Leh, dr. Sy, dan beberapa dokter lainnya, selalu kembali ke Griya Jing Si pada saat Festival Kue Bulan setiap tahunnya. Sekelompok dokter ini memiliki kesatuan tekad. Mereka selalu mengadakan baksos kesehatan di pulau terpencil beberapa kali dalam setahun.

Dokter Leh adalah seorang umat Katolik, tetapi cinta kasihnya terhadap Tzu Chi sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Beliau sungguh orang yang perhatian. Setiap kali melakukan baksos kesehatan di pulau, seusai kegiatan, dia selalu menelepon saya pada malam harinya untuk melaporkan kondisi mereka serta jumlah pasien yang mereka terima. “Hari ini kami menerima lebih dari seribu pasien penyakit dalam, dan kami juga menjalankan operasi pengangkatan kelenjar tiroid,” kata dr. Leh. Beliau selalu memberi tahu saya secara mendetail tentang operasi yang mereka jalankan dan berapa jumlah pasien gigi, mata, dan lain-lain. Saat memberi laporan kepada saya, mereka selalu bersikap penuh hormat seperti relawan Tzu Chi. Saat berbicara via telepon dengan saya, relawan Tzu Chi selalu berkata kepada saya, “Dokter Leh berlutut seperti kami pada saat berbicara di telepon.” Sungguh, setiap kali mendengarnya, saya sungguh merasa tersentuh. Meski menganut agama yang berbeda, tetapi beliau memiliki kekuatan cinta kasih yang sama dengan kita. Dengan kesatuan hati dan tekad, beliau bersumbangsih bagi orang lain.

Dimulai dari pertemuan para dokter asal Filipina di Griya Jing Si, kita mulai mengadakan Konferensi Tahunan TIMA pada Festival Kue Bulan setiap tahunnya. Melihat bulan yang bulat sempurna, semoga kesatuan hati orang-orang juga sempurna. Pada saat ini setiap tahunnya, para anggota TIMA selalu berkumpul di Aula Jing Si untuk menikmati keindahan bulan purnama.

Sejak dulu hingga sekarang, tekad kita tidak berubah seperti bulan di langit yang juga tidak berubah. Namun, karena jumlah peserta terus bertambah, tempat konferensi pun beralih dari Griya Jing Si ke Aula Jing Si. Mengenang masa-masa itu, sungguh dunia ini penuh dengan kehangatan. Inilah perjalanan yang pernah kita lalui. Setiap hari, kita hendaknya membangkitkan niat yang bajik dan penuh cinta kasih, lalu mempraktikkannya lewat tindakan. Saya tidak pernah melupakan tekad awal saya dalam menapaki setiap langkah saya. Selama 40 tahun lebih ini, arah saya tidak pernah berubah. Kini barisan relawan Tzu Chi semakin panjang. Misi Tzu Chi pun telah berkembang ke arah kesehatan dan pendidikan. Berkat kekuatan cinta kasih setiap orang, TIMA berkembang hingga tahap internasional.

Hati Bodhisatwa sangat terang bagaikan sinar rembulan

Mempertahankan tekad untuk bersumbangsih tanpa pamrih

Menjadikan misi kesehatan sebagai misi seumur hidup

Menyebarkan aroma kebajikan ke seluruh dunia

Sumber: Lentera Kehidupan  -  DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 September 2015

Ditayangkan tanggal 29 September 2015

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -