Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih Agung Tanpa Batas


“Tahun ini, Da Ai TV telah berusia 25 tahun. Pada usia ke-25 tahun Da Ai TV ini, kita mendoakan semoga dunia damai, setiap tahun adalah tahun yang baik, dan setiap orang bersumbangsih sebagai relawan dengan tenteram dan sehat. Pada usia ke-25 tahun Da Ai TV ini, semoga semua orang dapat menjalin jodoh baik secara luas. Pada usia ke-25 tahun Da Ai TV ini, kami berikrar untuk mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan tanpa penyesalan,”
kata Huang Tian-ming Staf Departemen Riset Komunikasi Publik Pusat Pengembangan Merek.

Bertutur kata baik pada permulaan akan membuat suasana penuh dengan doa untuk sesama. Sesungguhnya, Da Ai TV bermula dari menyiarkan program kita di Saluran U2 satu jam dalam sehari. Sejak saat itu hingga kini, sudah sekitar 30 tahun berlalu. Demikianlah kita menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.

Tujuan kita ialah menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Dengan kata lain ialah "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk". Namun, "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk" cakupannya agak terbatas. Kita hendaknya menyebutnya "demi seluruh dunia, demi semua makhluk".

“Di Lumbini, orang-orang tetap lebih mementingkan anak laki-laki daripada anak perempuan. Ada sebuah kisah yang meninggalkan kesan mendalam bagi saya. Sesungguhnya, Tzu Chi telah lama menjalankan program bantuan di Lumbini agar anak-anak tidak putus sekolah. Awalnya, ibu Kabita menolak bantuan kita karena kakak-kakaknya telah menikah dan hanya Kabita yang bisa mencari nafkah sekarang. Kabita memiliki seorang adik laki-laki dan ibunya ingin dia menyekolahkan adiknya. Kami semua yang berada di sana merasa sangat sedih,” kata Yang Jing-hui Staf Pusat Kreativitas Program.

“Berhubung ibunya menolak, apa yang harus relawan kita lakukan? Relawan kita berkata pada ibunya, ‘Berapakah penghasilannya per bulan? Kami akan menggantinya.’ Mendengar bahwa ada bantuan finansial, ibunya pun setuju. Kini, dia bersekolah di Lumbini, dekat dengan tempat para relawan kita menginap. Bukan hanya Kabita, bahkan para relawan kita pun menangis. Kami tinggal di sana selama 50 hari hingga akhirnya menyaksikan Kabita masuk sekolah dengan mengenakan seragamnya. Kami sangat tersentuh,” pungkas Yang Jing-hui.


“Bertahun-tahun yang lalu, Kakak Faisal Hu terjun ke jalan di Turki untuk membantu anak-anak pengungsi yang sangat ingin bersekolah, tetapi tidak mampu. Beliau membawa anak-anak itu ke Sekolah Internasional El Menahil. Ada 2 murid kelas 1 SMP Sekolah Internasional El Menahil yang bernama Samih dan Borhan. Saat baru datang, mereka mengalami trauma sehingga tidak bisa tidur nyenyak pada malam hari. Lihatlah gambar sang kakak. Apa yang ada dalam ingatan masa kecilnya? Misil demi misil jatuh bagaikan hujan. Ada pula puing-puing bangunan. Kita juga bisa melihat batu-batu nisan tempat kerabatnya dikubur. Namun, jika dilihat dengan saksama, kita akan mendapati cahaya matahari di kejauhan. Saya merasa bahwa gambar ini menunjukkan kondisi batin anak ini,”
kata Guo Yuan-ling Staf Pusat Penyiaran Berita.

“Saat kami menanyakannya, dia menjawab bahwa cahaya matahari itu melambangkan Sekolah Internasional El Menahil. Jadi, di bawah pendampingan relawan di Sekolah Internasional El Menahil, mereka banyak berubah. Sang adik yang berusia 12 tahun berkata bahwa dia juga membuat sebuah gambar. Dia berkata bahwa hidup di dunia ini, memiliki kekayaan sebanyak apa pun, saat meninggal dunia, uang, rumah, kendaraan, dan harta lainnya tidak bisa dibawa pergi. Hanya perbuatan baik yang akan terus menyertai. Artinya, segala sesuatu tidak bisa dibawa pergi, hanya karma yang selalu menyertai. Karena itu, kita seharusnya menciptakan karma baik,” pungkas Guo Yuan-ling.

Saya selalu berkata bahwa kita tidak memandang perbedaan agama. Lihatlah foto-foto yang diambil oleh Da Ai TV. Saat bencana terjadi, insan Tzu Chi pasti bermunculan di lokasi bencana. Jadi, Bodhisatwa bermunculan dari dalam bumi dan segala penjuru. Para relawan kita pergi ke lokasi bencana dengan naik pesawat dari segala penjuru. Jadi, insan Tzu Chi telah tersebar di berbagai tempat.


Kita bisa memiliki begitu banyak relawan karena Tzu Chi telah berdiri sangat lama, yaitu lebih dari 50 tahun. Sejak tahun pertama Tzu Chi hingga kini, kita terus maju selangkah demi selangkah. Selain itu, kita semua memiliki hati yang murni tanpa noda. Dengan hati yang sangat murni, setiap orang bersumbangsih tanpa pamrih. Meski diperlakukan secara tidak adil, kita tetap membungkukkan badan dan bersyukur. Kita memiliki cinta kasih, tata krama, dan hati yang sangat murni.

Saya sering berkata bahwa kita harus menyucikan hati manusia dan mewujudkan masyarakat yang harmonis. Saya sering berkata demikian. Bagaimana kita menyucikan hati manusia? Bagaimana kita mewujudkan masyarakat yang harmonis? Ini bagaikan udara. Bagaimana kita menciptakan udara yang segar? Di mana pun insan Tzu Chi berada, atmosfernya akan terasa. Asalkan ada insan Tzu Chi di suatu tempat, secara alami akan tercipta atmosfer yang harmonis di sana. Atmosfer ini merupakan bagian dari budaya humanis Tzu Chi.

Lihatlah, saat duduk, semua orang sangat rapi. Dilihat dari sini, setiap orang mengenakan seragam yang sama. Dilihat dari sisi lain, baik yang mengenakan kemeja maupun kaus abu-abu, semuanya juga sangat rapi. Jadi, kerapian menunjukkan keindahan. Ini juga merupakan bagian dari budaya humanis Tzu Chi. Jadi, di Tzu Chi, semua orang memiliki kesatuan hati. Dalam kegiatan Tzu Chi, keindahan seperti ini akan secara alami terlihat dari penampilan setiap orang. Saat melihat orang baik, kita secara alami akan mengucap syukur.

“Saat memulai program ‘Selamat Pagi, Tzu Chi’, kita melihat para relawan kita menggunakan tindakan nyata mereka untuk membabarkan Dharma. Sesungguhnya, kami adalah orang-orang beruntung yang pertama memperoleh manfaat dari mereka,” kata Huang Li-qi Editor Pusat Penyiaran Berita.

“Kami berharap para relawan dapat lebih dekat dengan Da Ai TV. Da Ai TV adalah milik insan Tzu Chi sedunia. Manfaatkanlah stasiun televisi kita untuk menyiarkan aktivitas Tzu Chi yang kalian lakukan,” kata Chen Xiang-fei Produser Pusat Penyiaran Berita.


Kita harus menyajikan program sesuai kapasitas penonton. Dengan kondisi kaum muda dan masyarakat zaman sekarang, kita harus terus meningkatkan kualitas kita. Kita harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Di sisi lain, kita juga harus menjaga kestabilan fondasi kita. Contohnya, para penonton lansia yang telah terbiasa menyaksikan Da Ai TV. Mereka bagaikan fondasi kita yang kokoh. Kita harus menjaga fondasi ini dengan baik. Seiring berkembangnya teknologi, kita harus terus meningkatkan kualitas kita. Saya telah melihat ketulusan para staf kita dan peningkatan kualitas kita.

Hari itu, melihat pameran Majalah Rhythms Monthly, saya sungguh sangat tersentuh. Kondisi kehidupan di seluruh dunia ditampilkan lewat foto demi foto. Saya sering berkata bahwa foto bisa membabarkan Dharma. Orang-orang juga bisa mengamati dengan jelas pada era apakah foto-foto itu diambil. Ini bagaikan menulis sejarah. Saya berharap kita dapat melakukannya.

Kita menggunakan hati yang tulus untuk melakukan hal yang bermakna dan menulis sejarah bagi umat manusia. Kita harus menulis sejarah masa lalu dan masa kini. Jika kita tidak menulis sejarah masa lalu, tidak ada orang yang akan melakukannya. Kita dapat menelusuri apa yang terjadi di masa lalu. Ini dapat kita lakukan. Tentu saja, kita juga tidak boleh melewatkan apa yang terjadi sekarang.

Akibat perubahan iklim, bencana alam kerap terjadi, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan badai. Kita sering membahas hal ini. Demikianlah dunia ini, lingkungan tempat tinggal kita. Bumi ini adalah tempat tinggal manusia. Saya berharap kita dapat lebih bekerja keras untuk menjadi saksi sejarah bagi dunia dan menulis sejarah bagi zaman sekarang. Inilah tujuan dari misi budaya humanis kita. 

Menyebarkan cinta kasih agung tanpa batas
Menunjukkan budaya humanis dengan hati yang murni tanpa pamrih
Menulis sejarah dengan ketulusan dan kesatuan hati
Menyaksikan keindahan dan kebajikan serta mewujudkan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 Agustus 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 22 Agustus 2023
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -