Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih ke Seluruh Dunia

Kita dapat melihat di Afrika Selatan. Para relawan senior Tzu Chi membimbing relawan baru dengan penuh semangat. Di Durban, Afrika Selatan, mereka mengadakan kamp pelatihan relawan Tzu Chi. Mereka ingin membimbing para relawan baru agar penuh tata krama dan sopan santun. Inilah harapan mereka. Kita sungguh dapat melihat ketekunan dan semangat mereka dalam menebarkan benih kebajikan. Selain di Afrika Selatan, mereka juga menjangkau negara-negara lain di Afrika.

Cinta kasih mereka tidak kalah dengan kita yang berada di Taiwan. Usaha mereka menginspirasi dan membuat orang tersentuh. Kisah yang menyentuh hati sangat banyak.

Relawan Tzu Chi di Serbia juga telah mengirim kabar terbaru untuk kita. Melihat kontribusi mereka, saya sungguh tersentuh. Relawan gelombang pertama yang pergi ke sana mesti kembali setelah 10 hari. Salah satunya adalah Relawan Pfaff. Meski menderita penyakit, dia tetap pergi ke Serbia. Dialah orang yang berdiri paling depan untuk berkomunikasi dengan pemerintah setempat. Setelah itu, dia bergabung dengan relawan lain untuk membagikan bantuan dan lain lain selama 10 hari karena dia harus kembali ke Jerman untuk disuntik. 

Dalam proses pengobatannya, setiap tiga bulan sekali, dia harus disuntik. Setelah 10 hari berlalu, dia harus kembali ke Jerman. Untuk bergerak dan lain-lain, dia bahkan mengalami sedikit kesulitan. Meski menderita penyakit, dia tetap bagaikan nakhoda yang menahan sakit demi menyelamatkan semua makhluk yang menderita. yang menahan sakit demi menyelamatkan semua makhluk yang menderita. Relawan Pfaff sungguh bagaikan nakhoda. Melihat gerakannya, saya sungguh tersentuh. Setelah kembali ke Jerman beberapa hari, dia masih mengkhawatirkan para pengungsi di Serbia. Setelah disuntik, dia seharusnya beristirahat selama beberapa waktu. Namun, karena mengkhawatirkan para pengungsi di Serbia dan para relawan kita di sana, dia pun kembali lagi ke Serbia.

Kemarin, saat berkomunikasi via telepon dengan mereka, saya melihat mereka melambaikan tangan kepada saya. Saya juga melambaikan tangan kepada mereka. Mereka sangat gembira saat melihat saya. Saya juga melihat para murid saya yang baik. Mereka adalah Bodhisatwa dunia. Mereka bersumbangsih di sana dengan penuh sukacita. Saya juga melihat Relawan Zheng dari Perancis dan Relawan Yang dari Jerman. Masa berlaku visa Relawan Yang juga sudah kedaluwarsa, tetapi dia tidak tega meninggalkan para pengungsi itu. Saat masa berlaku visanya kedaluwarsa, dia segera keluar untuk mengurus perpanjangan visa. Sehari kemudian, dia segera kembali lagi ke Serbia.

Saat meninggalkan Serbia dan pergi ke negara tetangga, yakni Kroasia, selama satu hari itu, dia terus berpikir, “Saat kembali nanti, saya harus membeli sayuran dan makanan lainnya untuk sekelompok besar relawan dan para pengungsi di sana.” Inilah cinta kasih tanpa henti yang dimiliki para Bodhisatwa.

Di dalam ceramah tadi pagi, saya berkata bahwa Bodhisatwa menggunakan hati Buddha yang murni untuk memandang semua makhluk. Mereka tidak tega melihat penderitaan makhluk lain. Relawan kita juga mulai berkomunikasi dengan Komisi Penanganan Pengungsi Serbia untuk memberi saran. Karena membawa bantuan nasi Jing Si ke sana, kita berharap dapat merekrut relawan di tenda pengungsian dengan harapan para pengungsi dapat menyiapkan makanan hangat bagi sesama.

Relawan kita berharap para pengungsi dari Suriah, Irak, dan Afganistan yang terdampar di Serbia dapat terinspirasi untuk mengembangkan potensi masing-masing. Kita dapat berharap dapat membuat kelompok-kelompok yang terdiri atas 10 orang untuk belajar bagaimana cara mengaduk dan menyeduh nasi Jing Si. Kita berharap dapat menginspirasi para pengungsi di tenda pengungsian agar bersedia keluar bersumbangsih bagi sesama. Menurut saya, ini merupakan ide yang sangat baik. Jika tidak, tenaga relawan tidak akan cukup untuk memberi bantuan. Relawan kita sungguh mengembangkan kebijaksanaan dan welas asih secara bersamaan. Sungguh ada banyak hal yang patut kita syukuri. 

Tahun ini, Tzu Chi di Texas, Amerika Serikat memperingati ulang tahun yang ke-25. Lihatlah, pada tanggal 1 Januari lalu, barisan relawan yang panjang melakukan ritual namaskara untuk memperingati ulang tahun ke-25. Relawan Tzu Chi di Texas sekalian, saya dapat melihat ketekunan dan semangat kalian. Tanpa memedulikan jauh atau dekatnya jalan, hati kalian semua saling berdekatan. Saya sangat tersentuh dan bersyukur. Tzu Chi di Texas sudah berusia 25 tahun. Kita harus berterima kasih kepada relawan yang memulai misi Tzu Chi di Texas. 

Bapak Li Cheng-fu mendonasikan sebidang lahan untuk kita di Texas. Setelah itu, Ji En dan istrinya, Ci Ming datang menemui saya di Taiwan. Berkat perpaduan berbagai sebab dan kondisi, dibangunlah Aula Jing Si di sana. Karena itu, kini para relawan di sana memiliki tempat untuk melatih diri. Saya sungguh berterima kasih.

Beberapa tahun terakhir ini, Texas sering dilanda bencana banjir. Saya berterima kasih kepada semua relawan yang telah turut mencurahkan perhatian dan bersumbangsih. Saya sering mendengar tentang kontribusi kalian. Saya juga sangat mengkhawatirkan bencana banjir kali ini. Namun, kalian harus memprioritaskan keselamatan sendiri pada saat menyalurkan bantuan bencana. Saya harap kalian dapat mengecek apakah kondisi jalan memungkinan sebelum berangkat ke lokasi bencana Jagalah keselamatan sendiri dan bersumbangsihlah dengan penuh sukacita.

Semoga dengan adanya Aula Jing Si di sana, kita dapat lebih banyak menyucikan hati warga Amerika Serikat. Amerika Serikat membutuhkan lebih banyak Bodhisatwa dunia. Amerika Serikat merupakan panggung dunia. Saya berharap kalian dapat menebarkan lebih banyak benih cinta kasih di sana. Bersemangatlah. Ini harapan terbesar saya. Bodhisatwa sekalian, saya mendoakan kalian semua. Wujudkanlah cinta kasih lewat tindakan. Untuk melatih diri, kalian harus giat mendengar Dharma. Dahulu, saya terus berkontribusi bagi semua makhluk. Kini, saya berjuang untuk menyebarkan ajaran Buddha.

Semoga kalian semua dapat menyerap Dharma ke dalam hati. Saya berharap kalian dapat lebih tekun dan bersemangat menyelami Dharma. Saya mendoakan kalian semoga di Jalan Bodhisatwa ini, kalian dapat dipenuhi sukacita dalam Dharma dan mengembangkan jiwa kebijaksanaan. Selamat berulang tahun yang ke-25. Semoga peringatan ultah ke-25 ini berlangsung dengan penuh sukacita. Semoga kalian dapat terus bekerja keras untuk mewariskan semangat Tzu Chi. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

Bersikap penuh tata krama dan sopan santun serta giat menebarkan benih kebajikan

Menyebarkan benih cinta ke seluruh dunia

Mengajak para pengungsi untuk belajar cara membuat nasi Jing Si

Melihat ketekunan dan semangat para relawan Tzu Chi di Texas

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Maret 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Maret 2016
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -