Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih Universal

“Saya, Wu Hui-lan, kembali dari Cile. Saat kami akan berangkat, harga tiket kereta bawah tanah naik menjadi 30 peso sehingga terjadi banyak kekacauan. Meski demikian, kami bertiga bersiteguh untuk kembali mendalami semangat Tzu Chi. Kami membutuhkan doa Master. Saat kami akan naik pesawat terbang dari Cile, pesawat tersebut bermasalah sehingga kami harus naik pesawat terbang selama tiga hari, baru tiba di Taiwan. Saya merasa bahwa ini merupakan ujian besar bagi kami, tetapi kami tidak takut. Kami sungguh sangat yakin. Meski relawan di Cile sangat sedikit, tetapi kami sangat bekerja keras, terlebih kedua relawan lokal yang saya bimbing ini. Saya sungguh sangat tersentuh.”

“Master, saya bekerja di sebuah RS. Awalnya, saya bekerja purnawaktu. Demi menjalankan Tzu Chi, saya mengubahnya menjadi paruh waktu. Jadi, saya punya lebih banyak waktu untuk tekun menjalankan Tzu Chi. Dengan begitu, kami bisa menolong lebih banyak orang. Ada semakin banyak orang yang membutuhkan bantuan yang menghubungi kami dengan harapan menerima bantuan Tzu Chi,” tutur Cecilia, relawan Tzu Chi Cile.

Belakangan ini, saya sering menonton berita Da Ai TV tentang kekacauan di Cile. Saya sungguh merasa tidak tega. Saya tahu bahwa kenaikan harga barang membuat kehidupan warga semakin sulit. Saya bersyukur kita memiliki insan Tzu Chi di sana. Saat ada yang membutuhkan, relawan kita bisa segera bergerak. Saya juga bersyukur kepada Lü Rong yang menjalankan Tzu Chi di Cile dan beberapa negara lainnya di Amerika Selatan.


Tentu saja, Liang-dai termasuk salah satu relawan yang membantu di sana. Selain itu, juga ada beberapa relawan lain. Sungguh tidak mudah bagi kita untuk memiliki beberapa relawan di sana. Dengan dedikasi segelintir orang, banyak orang yang bisa tertolong. Kerja keras kalian tidak sia-sia. Kita harus saling berbagi informasi untuk mencari cara memberikan bantuan. Saya bersyukur kepada kalian berdua yang telah mengatasi berbagai kesulitan.

Saya mendoakan semoga masyarakat Cile semakin damai dan harmonis. Selama bertahun-tahun, saya sering berkata bahwa bencana akibat ulah manusia berawal dari pikiran manusia dan bencana alam berawal dari aktivitas manusia yang merusak alam. Singkat kata, ada banyak bencana yang ditimbulkan oleh ketidakselarasan pikiran manusia.

Sungguh, terdapat banyak hal yang disesalkan di dunia ini. Semoga setelah kekacauan ini berlalu, orang-orang dapat menyelaraskan pikiran dan kembali tercipta kedamaian di Cile. Saya mendoakan kalian. Saya bersyukur kalian tetap kembali meski perjalanan penuh kesulitan. Dengan jarak yang begitu jauh, kembali dengan naik pesawat terbang juga sangat tidak mudah. Semoga kelak, kalian bisa sering kembali dan lancar dalam perjalanan. Semoga warga Cile dapat segera menenteramkan pikiran. Saya mendoakan kalian dengan tulus.


“Di Brasil, kami mendedikasikan diri untuk misi amal dan kesehatan. Dalam baksos kesehatan selama 24 tahun, kami telah melayani sekitar 180.000 pasien dan membagikan sekitar 9.000 kacamata. Jadi, saya sangat bersyukur kepada para relawan yang kembali dan berada di sini hari ini. Kakak Hiroko telah berdedikasi 14 tahun, dia berdedikasi 11 tahun, dan dia berdedikasi 24 tahun. Memiliki jalinan jodoh yang begitu baik untuk kembali dan bertemu dengan Master, dia sangat gembira. Jadi, saya sangat berharap kelak, kami bisa menginspirasi lebih banyak relawan lokal kami bisa menginspirasi lebih banyak relawan lokal untuk menjalankan Tzu Chi di Brasil,” tutur Bapak Lin, relawan Tzu Chi Brasil.

Saya yakin kalian yang kembali kali ini telah melihat bahwa di seluruh dunia, ada banyak orang yang menapaki jalan yang sama dengan kalian. Meski terdapat perbedaan bahasa, tetapi kita memiliki kesatuan hati. Saya tahu bahwa Tzu Chi telah dijalankan di Brasil selama 27 tahun. Saya bersyukur kepada relawan kita yang telah membantu banyak orang yang membutuhkan dan memulihkan kesehatan mereka.

Namun, kita juga sering melihat bencana banjir di Brasil. Warga di dataran rendah sering dilanda banjir. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Namun, yang lebih memprihatinkan ialah penyebaran narkoba yang telah merusak fisik dan batin kaum muda. Ini sangat mengkhawatirkan. Bagaimana masa depan kaum muda di sana? Bagaimana masa depan masyarakat? Kini, satu-satunya cara untuk menolong mereka ialah membawa semangat keagamaan ke sana dengan berbagi Dharma.

Di sana, insan Tzu Chi memberi pendampingan dan bimbingan dengan cinta kasih. Semoga mereka dapat tersadarkan. Dengan menyadarkan satu pecandu narkoba, kita dapat menyelamatkan satu komunitas dan mewujudkan keharmonisan bagi masyarakat. Jadi, dengan mengobati batin mereka, kita baru bisa memulihkan fisik mereka. Untuk mengobati batin, dibutuhkan Dharma. Saya sangat bersyukur kepada kalian yang bagai Bodhisatwa. Bodhisatwa bersumbangsih bukan karena disuruh, melainkan tulus dari lubuk hati.


Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan dan kaya akan cinta kasih. Dengan bekerja sama, kita bisa mencari cara untuk membimbing kaum muda di sana. Setiap orang bisa berubah. Kecanduan narkoba juga bisa dihilangkan dengan bimbingan penuh cinta kasih. Tentu saja, saat pecandu narkoba kambuh, kita harus meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati menanganinya. Selain memulihkan fisik, kita juga harus memperhatikan kondisi batin mereka. Ini perlu kita lakukan.

Mendengar bahwa jarang terjadi bencana di Brasil, saya turut bergembira untuk kalian. Kalian harus berinteraksi dengan kaum muda setempat dan bersama-sama membimbing mereka. Saya berharap kalian bisa berbagi tentang program Da Ai TV, seperti Lentera Kehidupan dan berita Tzu Chi, saat terjun ke tengah komunitas. Dalam kegiatan di komunitas, kalian bisa terlebih dahulu memutar video untuk menarik perhatian kaum muda, baru berbagi kisah dan Dharma dengan mereka. Saya yakin ini sedikit banyak dapat membawa manfaat.

Bapak Lin, Anda harus lebih bersungguh hati. Saudara sekalian yang memahami ucapan saya juga hendaknya menyerapnya ke dalam hati dan lebih banyak berbagi dengan sesama. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa) Baik. Waktu di dunia ini sangat panjang, tetapi waktu kita sangat singkat dan tidak cukup untuk digunakan. Saya bersyukur atas sumbangsih kalian selama ini. Terima kasih.

Semoga kalian bisa terus berdedikasi.

Jalinan jodoh yang istimewa menginspirasi benih Bodhi di Brasil
Bersumbangsih dengan tulus tanpa takut kesulitan
Mendampingi dengan cinta kasih dan membangkitkan hakikat kebuddhaan
Mengobati fisik dan batin dengan aliran jernih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 November 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 November 2019

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -