Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Dharma dengan Kisah Nyata untuk Membimbing Semua Orang di Dunia


“Kami melihat langsung pandangan tentang hidup dan mati. Master mengajarkan kepada kami bahwa jika yang hidup memiliki ketenangan batin, barulah yang meninggal dapat memperoleh ketenangan jiwa,”
kata Yang Qing-zhong, relawan Tzu Chi Taoyuan.

“Saat mendampingi keluarga untuk mengenali jenazah, ada keluarga yang bahkan tidak berani membuka kain putih penutup korban. Para relawanlah yang menemani mereka satu per satu. Dengan begitu, keluarga bisa lebih cepat mengenali anggota keluarga mereka. Semua ini berkat Master yang tiada hentinya membimbing para murid sehingga di saat yang paling sulit pun, kami bisa memberanikan diri. Apa pun rintangannya, semua bisa dilewati. Melihat para relawan senior, saya merasa sangat berterima kasih,” kata Yang Jin-xue, relawan Tzu Chi Taoyuan.

Hidup ini memang penuh dengan ketidakkekalan. Saat mengenang kembali, masih ada rasa kehilangan dan tidak tega, seakan-akan kejadian itu masih ada di depan mata dan membuat hati begitu pilu. Para korban sama sekali tidak siap, hanya sempat mendengar dentuman keras, lalu segalanya berakhir dan mereka tidak tahu apa-apa.


Bagi keluarga yang menerima kabar itu, hati mereka seolah tersayat, kesedihan dan rasa sakitnya begitu mendalam. Hal ini sangat menyedihkan. Beruntung, ada sekelompok orang yang meski tidak mengenal para korban, dengan welas asih agung yang merasa sepenanggungan dan cinta kasih berkesadaran segera bergerak. Mereka rela turun tangan di tempat penuh darah untuk mengumpulkan potongan tubuh yang terpisah.

Ada keluarga yang tidak berani mendekat dan hanya meminta bantuan kepada relawan untuk melihatnya. Mereka menjelaskan tentang cincin yang dipakai korban, ciri khas wajah, dan pakaian yang dikenakan korban. Keluarga korban tidak berani mengenali jenazah dan hanya menjelaskan ciri-cirinya kepada relawan.

Lalu, relawan berusaha menyampaikan kepada keluarga yang sedang berduka dengan cara yang tidak membuat mereka makin sedih. Bagaimana cara menyampaikannya? Bagaimana cara menghibur mereka? Setiap relawan Tzu Chi membangkitkan hakikat kebuddhaan yang ada dalam diri masing-masing dan keteguhan Bodhisatwa yang mereka miliki.

Pada saat itu, relawan Tzu Chi benar-benar adalah Buddha dan Bodhisatwa hidup. Saya merasa sangat bersyukur dan tersentuh. Saya bersyukur karena ada sekelompok Bodhisatwa di dunia yang senantiasa tekun dan bersemangat serta terus menyemangati satu sama lain.


Belakangan ini, saya sering menekankan tentang hubungan antarmanusia, ruang, dan waktu. Saat ini, kita perlu menginventarisasi kehidupan. Mengapa kita bertekad mendedikasikan diri di Tzu Chi dan melakukan banyak hal di sini? Semua ini karena adanya waktu, ruang, dan jalinan jodoh.

Saat kalian menapaki Jalan Bodhisatwa, saya berharap bahwa kisah-kisah Bodhisatwa dapat dicatat dengan baik. Inilah kisah nyata tentang Bodhisatwa dunia. Kisah-kisah nyata ini harus dicatat sebagai bukti bahwa dunia ini memang memiliki Bodhisatwa yang hadir untuk menghibur dan melindungi orang lain. Ada begitu banyak kisah menyentuh yang dapat diceritakan.

Dalam kehidupan antarmanusia, selalu ada momen kita bertemu dengan orang lain. Mengapa kita bisa bertemu dengan Tzu Chi? Mengapa kita sangat mencintai Tzu Chi? Mengapa kita mau berusaha mengemban tanggung jawab untuk menjalankan misi Tzu Chi? Ada begitu banyak "mengapa" yang harus dicatat. Di balik pertanyaan-pertanyaan itu, tersimpan banyak kisah menyentuh hati. Inilah yang disebut menginventarisasi nilai kehidupan.

Selain diri sendiri, kita juga harus menceritakan kisah orang lain. Dengan saling berbagi, kita dapat menceritakan kisah nyata yang mengharukan di dunia ini. Inilah yang senantiasa saya harapkan. Saat ini, menginventarisasi kehidupan sangatlah penting karena sejarah harus disusun dan dibukukan. Semua ini akan menjadi abadi.


Bodhisatwa dunia bertanggung jawab untuk membimbing semua orang. Buddha hadir di dunia untuk membimbing semua makhluk. Ajaran Buddha di dunia tidak lepas dari ketidakkekalan, penderitaan, dan kekosongan. Mendengarkan satu peristiwa saja, seperti kecelakaan China Airlines atau Singapore Airlines, setiap orang memiliki perasaan dan keadaan batin yang berbeda. Semua perasaan dan keadaan batin itu sebaiknya ditulis dengan baik.

Setelah dirapikan, itu akan menjadi saksi bagi dunia. Semua ini terjadi dalam lingkup manusia, peristiwa, dan waktu. Inilah yang disebut dengan sejarah, yaitu sesuatu yang sangat berharga yang terjadi di antara Anda, saya, dan dia. Dalam kisah-kisah nyata era ini, kita semua pernah ikut terlibat, baik dalam hal-hal kecil maupun besar. Hendaknya kalian semua melakukan ini, terutama yang berkaitan langsung dengan Taoyuan.

Saya masih mengingat dengan jelas, waktu itu sangat dingin, bahkan turun hujan gerimis. Saat itu, tidak ada barang yang siap digunakan. Semua harus disiapkan secara mendadak. Masing-masing orang membuka lemari pendingin di rumah dan mengumpulkan apa pun yang ada di dalamnya. Begitu banyak orang tidak hanya memikirkan diri sendiri. Demi sebuah peristiwa besar, semuanya bersedia terjun untuk mendedikasikan diri. Ini sangatlah penting.

Memiliki welas asih yang sepenanggungan dan berani untuk bersumbangsih
Berusaha menghibur dengan kasih sayang Bodhisatwa
Menginventarisasi kehidupan dan menjadi saksi dunia
Menyebarkan Dharma dengan kisah nyata untuk membimbing semua orang di dunia

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 13 September 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 15 September 2025
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -