Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Dharma ke Dalam Hati untuk Menyucikan Dunia

Berdasarkan tradisi Myanmar, bulan April adalah bulan untuk mengungkapkan rasa hormat dan bakti kepada orang tua. Karena itu, kami menambahkan kegiatan membasuh kaki yang juga merupakan suatu tradisi ini dengan harapan hubungan orang tua dan anak dapat semakin dekat. Festival Air di Myanmar merupakan Tahun Baru setempat di mana orang-orang saling menyiram air untuk saling mendoakan. Namun, berhubung ingin menggelar kegiatan Tahun Baru yang lebih bermakna, Tzu Chi pun mengubah kegiatan menyiram air menjadi membasuh kaki orang tua.

Dengan cara inilah kita membimbing anak-anak untuk berbakti kepada orang tua. Berbakti merupakan yang pertama dari segala kebajikan. Kita harus membimbing anak-anak untuk bersyukur setiap waktu, terutama terhadap orang tua. Karena itulah, kita mengadakan kegiatan ini pada Tahun Baru agar anak-anak dapat membasuh kaki orang tua untuk mengungkapkan rasa syukur. Lihatlah betapa indahnya saat orang tua dan anak saling merangkul. Ini semua bisa tercapai jika kita dapat melakukan sosialisasi. Semua orang memiliki hakikat kebuddhaan dan semua hewan juga memiliki perasaan serta kesadaran. 

Di Penang, Malaysia, ada seorang relawan bernama Su-hua. Di komunitasnya, terdapat seekor anjing liar. Dengan penuh welas asih, Su-hua memberikan makanan padanya. Lalu, anjing ini mulai mengikutinya. Setiap hari, saat Su-hua keluar rumah untuk mendengar Dharma, ia pun mengikuti mobilnya hingga ke Aula Jing Si. Awalnya, setelah masuk ke Aula Jing Si, anjing itu suka berkeliaran. Lalu, Su-hua berkata padanya, “Tempat ini merupakan tempat yang suci. Jika ingin ikut ke sini, kamu harus mendengar Dharma dengan tenang.” Sejak saat itu, anjing itu ikut mendengar Dharma dengan tenang. Berhubung merasa penasaran, relawan lain berkata kepada Su-hua, “Lain kali, saat kamu tiba di sini, jangan berhenti dan terus jalankan mobilmu ke tempat lain. Kita lihat apakah ia akan terus mengikuti mobilmu atau datang ke sini untuk mendengar Dharma.”

Saat mobil Su-hua melewati Aula Jing Si untuk pertama dan kedua kalinya, anjing itu tidak mengikutinya. Untuk ketiga kalinya, anjing itu tidak menghiraukannya dan langsung masuk ke Aula Jing Si untuk mendengar Dharma. Singkat kata, bahkan hewan pun memiliki perasaan, apalagi manusia. Manusia membutuhkan bimbingan. Dengan adanya bimbingan, orang-orang dapat mempelajari moralitas dan prinsip kebenaran di dunia ini. Insan Tzu Chi sangat bersungguh hati. 

Di Filipina, insan Tzu Chi juga mengajari anak-anak Kata Renungan Jing Si. Kita berharap lewat kalimat-kalimat yang singkat ini, anak-anak dapat memahami kebenaran di dunia ini. Dengan metode pengajaran yang menarik, kebenaran dapat terisi ke dalam hati anak-anak. Para guru juga mempelajarinya dengan sepenuh hati. Singkat kata, menyebarkan ajaran Buddha ke dalam hati manusia bukanlah hal yang mustahil, tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Master Wei Chueh dari Vihara Chung Tai Chan telah wafat. Setiap orang merasa sangat kehilangan saat mengenang Master Wei Chueh yang telah membabarkan Dharma di dunia ini. Selain itu, juga ada Master Hui Yue yang wafat di Taipei. Ini merupakan kehilangan besar bagi umat Buddha. Namun, inilah kehidupan manusia, empat fase terus berjalan secara alami. Sebagai praktisi Buddhis, kita harus ingat bahwa hidup kita sangatlah singkat. Meski kita bisa hidup hingga 80 atau 90 tahun, itu pun berlalu dengan sangat cepat.

Buddha hidup di alam manusia hanya selama 80 tahun. Itu sungguh sangat singkat. Ada banyak prinsip kebenaran yang belum para guru babarkan kepada kita. Sebelum kita sebagai makhluk awam memahami kebenaran alam semesta, baik tentang yang berwujud dan tidak berwujud maupun tentang empat fase yang dialami oleh tubuh, materi, dan pikiran, mereka sudah pergi. Sesuai hukum alam, semua manusia akan meninggal dunia. Semoga para guru dapat segera kembali dengan membawa ikrar. 

Beberapa waktu yang lalu, Master Xiu Dao juga telah wafat. Saya masih ingat saat saya masih muda dan belum meninggalkan keduniawian, beliau memiliki cita-cita terhadap ajaran Buddha. Kami memiliki tekad dan tujuan yang sama untuk menemukan sebuah jalan di dunia ini. Dalam sekejap, lima puluh tahun lebih telah berlalu. Seiring berjalannya waktu, manusia semakin tua. Akhir dari tua adalah mati. Dalam beberapa hari ini, kepergian beberapa guru yang begitu cepat sungguh membuat kita merasa sangat sedih. Karena itu, kita harus menggenggam setiap detik dalam setiap hari dengan baik dan tidak membiarkannya berlalu sia-sia.

Kita juga melihat Hong Shun-fa, relawan Tzu Chi yang telah memperbaiki kehidupannya. Dahulu, dia pernah berjalan menyimpang. Namun, setelah mengubah pola pikir, dia dapat kembali ke jalan yang benar dan menjadi seorang Bodhisatwa. “Halo, saya adalah relawan Tzu Chi. Saya datang untuk mengumpulkan kantong plastik. Sungguh, Master Cheng Yen telah ‘mendaur ulang’ saya. Saya tidak akan mengecewakan Master Cheng Yen. ‘Beliau mendaur ulang’ saya dan mengubah kehidupan saya. Karena itu, saya sangat berterima kasih kepada beliau,” ungkapnya. 

Dahulu, dia bergabung dengan gangster. Namun, kini dia sudah bisa menjadi teladan. Relawan Hong Shun-fa mengemban tanggung jawab sebagai Da Ai Papa di sekolah untuk berbagi Kata Renungan Jing Si dengan murid-murid. “Berhubung mereka memanggil saya Papa maka saya harus bertindak seperti seorang papa sungguhan,” katanya. Dia tidak memiliki anak, tetapi kini ada banyak anak yang memanggilnya papa. Singkat kata, perubahan pola pikir dapat mengubah kehidupan kita dari makhluk awam menjadi Bodhisatwa. Ini bisa segera kita lakukan dalam kehidupan ini dengan mengubah pola pikir kita. Jadi, kita harus senantiasa lebih bersungguh hati.

Membimbing anak-anak membasuh kaki orang tua sebagai wujud balas budi dan rasa bakti

Seekor anjing ikut mendengar Dharma karena memiliki perasaan

Mengenang keteladanan dan kebaikan beberapa guru yang telah wafat

Mengubah pola pikir menjadi Bodhisatwa 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 April 2016

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 14 April 2016
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -