Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Dharma ke Seluruh Dunia dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk


“Kita kembali ke sini untuk pelantikan setelah menjalani praktik lapangan dan pelatihan. Pelantikan bukanlah kelulusan, melainkan sebuah permulaan menapaki Jalan Bodhisatwa,”
kata Bhiksuni De Huai Anggota Sangha Griya Jing Si.

“Saya adalah seorang ibu rumah tangga. Ketika kembali, saya akan mengajak ibu rumah tangga lainnya untuk bersama-sama menjalankan Tzu Chi,” kata Su Rui relawan Tzu Chi Singapura.

“Saya akan memberi tahu kepada semuanya bahwa sesungguhnya, melakukan perbuatan baik tidak berarti harus memiliki banyak uang dan waktu. Sesungguhnya, orang awam seperti kita pun dapat menjalankan Tzu Chi dan hal itu akan membawa sukacita,” kata Mulyanto relawan Tzu Chi Indonesia.

“Saya belajar banyak mengenai prinsip dan semangat Tzu Chi. Cinta kasih dan welas asih Tzu Chi membuat saya sangat tersentuh,” kata Boris relawan Tzu Chi Ekuador.

“Ketika kembali, saya akan membawa semangat Tzu Chi dengan menggalakkan vegetarisme dan daur ulang,” kata Zhang You-qin relawan Tzu Chi Honduras.

Dalam menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk, saya sangat berharap ajaran Buddha dan semangat Tzu Chi dapat tersebar dan terlihat di seluruh dunia. Namun, semua ini bergantung pada hati setiap orang. Selama memiliki hati dan tekad, kita pasti dapat mewujudkannya. Hendaknya kita menyebarkan ajaran yang baik. Tentu saja, Dharma memiliki kriteria tersendiri.


Semua orang harus memiliki cinta kasih dan menghimpun cinta kasih itu bersama-sama. Meski setiap orang memiliki cinta kasih, ketika kita tidak menghimpunnya, cinta kasih itu akan bersifat pribadi dan terpencar. Jadi, hal yang terpenting ialah menyatukan cinta kasih.

Selama puluhan tahun, kita telah menyebarkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan ajaran Buddha. Meski Buddha sudah lahir di dunia, Beliau turut melihat penderitaan semua makhluk. Keinginan terbesar Beliau ialah terjun ke tengah-tengah masyarakat dan melenyapkan penderitaan semua makhluk. Penderitaan tidak lepas dari hukum alam, yaitu kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian. Bagaimana cara kita mengubah penderitaan ini?

Saya juga sering bertanya-tanya bagaimana cara mengubah dan menghilangkan penderitaan. Ini adalah hukum alam. Saat lahir, kulit kita langsung bersentuhan dengan udara dan rasanya sangat menyakitkan. Beberapa orang bertanya bagaimana saya masih mengingat rasa sakitnya. Sebenarnya tidak. Saat saya melatih diri di pondok kayu kecil, saya menyulut lengan dengan dupa. Saat dupa membakar lengan saya, saya menahan rasa sakit yang luar biasa.

Selama 6 bulan berada di pondok kayu kecil, setiap tanggal 24 menurut kalender Imlek, saya membalas budi orang tua dan budi luhur Buddha. Saya juga berikrar untuk terjun ke tengah masyarakat. Ikrar itu harus masuk ke dalam daging dan tulang kita sehingga kita dapat terus mengingatnya. Setiap kali saya menarik lengan baju saya. saya akan terus mengingat ikrar saya. Tzu Chi adalah hidup saya. Meski selalu berada di sini, saya selalu melihat bagaimana relawan Tzu Chi pergi ke seluruh dunia bukan untuk berwisata, melainkan membawa bantuan.


Sama seperti saat ini, dengan banyaknya pengungsi yang telantar di berbagai tempat, relawan Tzu Chi di Warsawa dan Polandia terus menyalurkan bantuan. Kita juga memiliki kantor perwakilan di sana. Di mana pun bencana terjadi, kita akan menjalin jodoh dengan orang-orang di sana, tak peduli apakah hanya satu titik, satu garis, atau satu bidang. Ketika ada titik, akan ada garis dan bidang. Jadi, hendaknya kita bersyukur karena memiliki jalinan jodoh ini.

Tahun ini, makin banyak orang yang terinspirasi dan menjadi insan Tzu Chi di Warsawa. Intinya, Tzu Chi telah berusia 50 tahun lebih dan segera menjelang 60 tahun. Saya berharap bahwa Tzu Chi dapat terus bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Kita tidak bekerja demi kepentingan sendiri. Hendaknya kita menyatukan kekuatan cinta kasih kita. Tanpa membedakan antara saya dan Anda, kita semua harus memiliki pemahaman ini.

Ajaran Buddha layak untuk kita sebarkan karena Dharma ini sangat mendalam dan menakjubkan. Melalui misi budaya humanis, kita harus mengedukasi orang-orang dengan nilai-nilai dan semangat yang bajik. Ajaran Tzu Chi tidak membeda-bedakan agama. Kita membantu siapa pun dengan kekuatan cinta kasih. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.

Hendaknya semua orang membangkitkan hati Bodhisatwa, meneladan hati Bodhisatwa Avalokitesvara, dan memiliki ikrar Bodhisatwa Ksitigarbha. Hendaknya kita berpegang teguh pada misi kita. Misi budaya humanis adalah pilihan kita. Kita telah belajar sesuai dengan minat kita. Tekad dan ikrar kita dalam bidang jurnalisme ialah menyucikan hati manusia. Inilah yang disebut dengan tekad dan ikrar. Ketika berpegang teguh pada tekad, jalan kita akan lapang.


Hendaknya kita menemukan metode untuk menyebarkan Dharma. Kita harus mengkaji segala prinsip kebenaran dan memiliki toleransi terhadap semua agama. Kita harus menghimpun cinta kasih yang banyak. Selama memiliki tekad dan ikrar, kita dapat melakukannya.

Saya sangat berterima kasih kepada badan misi budaya humanis yang telah memikul tanggung jawab untuk menyebarkan semangat Empat Misi Tzu Chi dan memberitakan kebajikan. Ada banyak berita yang berfokus pada hal-hal negatif, tetapi saya sangat berharap bahwa kita dapat selalu memberitakan kebajikan dan membangkitkan cinta kasih dalam segala hal. Inilah yang harus kita lakukan dengan laporan berita kita.

Kita juga harus menulis tentang insan Tzu Chi dan mencatat sejarah Tzu Chi. Kita harus dengan tulus memberitakan apa yang terjadi di zaman ini untuk mencatat sejarah. Inilah yang disebut dengan menulis sejarah. 

Melenyapkan penderitaan dengan semangat Tzu Chi
Menyebarkan Dharma ke seluruh dunia dan membawa manfaat bagi semua makhluk
Membangun tekad dan ikrar yang mengakar hingga ke tulang
Misi budaya humanis melaporkan kebajikan dan menghimpun cinta kasih   

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 08 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 10 Desember 2023
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -