Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Dharma Tanpa Batas dan Menapaki Jalan Bodhisatwa
Hanya karena satu kalimat yang saya ucapkan, "Saya berharap bisa kembali ke tanah kelahiran Buddha untuk mengubah kondisi mereka yang kurang mampu," sekelompok Bodhisatwa dari Singapura dan Malaysia mulai membangun tekad dan ikrar untuk mewujudkannya. Sudah hampir 3 tahun ini, para pengusaha besar rela meninggalkan usaha mereka dan mengemban tanggung jawab untuk mengubah kondisi kehidupan di Nepal.
Saat ini, kita dapat melihat bagaimana semangat Tzu Chi tersebar di kabupaten, kota, dan pedesaan di Nepal. Kita juga telah membantu anak-anak di sana untuk dapat menerima pendidikan. Dalam perjalanan ini, saya telah melihat hasilnya. Hasil kerja keras para Bodhisatwa dunia sangat terlihat di sana. Sebelum saya memulai perjalanan, saya sempat berbagi dengan mereka. Saya telah melihat bagaimana mereka mengadakan baksos kesehatan di sana dan menjadikannya sebagai kegiatan jangka panjang.
Kita telah menemukan metode untuk membantu dan merawat orang-orang kurang mampu di sana. Saat ini, mobil pengobatan keliling sering mengunjungi pedesaan untuk memberikan pelayanan. Semua ini dimulai dari kesulitan, tetapi kini relawan Tzu Chi telah membentangkan jalan. Terlebih lagi, para pejabat setempat sangat memuji Tzu Chi dan berharap Tzu Chi bisa terus hadir untuk mendukung pendidikan di sana.

Saya sangat berterima kasih kepada salah satu relawan Tzu Chi Malaysia yang juga merupakan anggota komite, Ci Wei. Suaminya adalah seorang pengusaha besar. Setelah dia menceritakan kondisi di Nepal, suaminya mendukung penuh, bahkan mencukupi kebutuhan hidupnya agar dapat merawat orang-orang kurang mampu di sana. Oleh karena itu, hati saya menjadi lebih tenang. Meski saya masih mengkhawatirkan kondisi dunia, setidaknya sedikit demi sedikit jalan sudah mulai terbuka.
Belakangan ini, saya mengingatkan kepada semuanya untuk menginventarisasi nilai kehidupan. Ketika kalian membagikan laporan di sini, saya merasa bahwa murid-murid saya telah menciptakan nilai dalam kehidupan. Kalian sudah melakukan banyak hal selama puluhan tahun. Semuanya bermula dari kegiatan penggalangan dana dengan tema "Berjanji Menciptakan Tanah Suci di Dunia".
Dari masa kunang-kunang, kini kita telah melihat bintang di langit. Sekelompok kunang-kunang benar-benar telah menjadi bintang-bintang yang terang di langit. Singkat kata, kita harus terus melangkah maju dan melakukan hal yang benar tanpa mengeluh lelah.


Lihatlah dalam Sutra Teratai, ada sebuah perumpamaan tentang seorang pemandu yang memimpin sekelompok orang untuk berjalan di jalan yang agung dan benar. Setelah berjalan jauh, mereka mulai merasa lelah dan ingin berhenti. Pemandu itu menunjuk ke depan dan berkata, "Lihat, tempat harta karun sudah dekat. Kalian istirahatlah sebentar."
Pemandu itu membabarkan Dharma kepada mereka dimulai dengan Kendaraan Kecil hingga mereka beristirahat. Kemudian, dilanjutkan dengan Kendaraan Menengah untuk mengingatkan mereka bahwa hendaknya bukan hanya mencari pencapaian pribadi, melainkan juga harus ingat untuk menyebarkan Dharma seluas mungkin.
Lalu, pemandu itu juga membagikan tentang tujuan besar Buddha datang ke dunia, yaitu untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa dan membimbing semua orang menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah yang harus kita lakukan saat ini, yaitu mengemban misi Buddha yang telah dibangun sejak lebih dari 2 ribu tahun yang lalu.
Saat ini, jalan yang kita tempuh adalah Kendaraan Agung. Ini bukan sekadar sepeda yang cukup untuk 2 orang, bukan pula mobil kecil. Kita adalah bus besar. Saat saya membangun rumah sakit, ingatlah bagaimana kalian membawa banyak orang menggunakan "Kereta Tzu Chi". Jika bukan karena kalian yang menggerakkan "Kereta Tzu Chi", RS Tzu Chi tidak mungkin berdiri. Terlebih lagi, saat itu, satu per satu rombongan terus berdatangan ke Hualien.

Hari ini, ketika melewati Jalan Raya Suhua, saya merasa sangat bersyukur. Saat ini, Jalan Raya Suhua sangat lebar dan rata. Saat melewatinya, setiap jengkal jalan membuat hati saya penuh rasa syukur. Dahulu, ketika mobil tiba di Su'ao atau tempat yang lebih luas, kita harus berhenti sampai kendaraan dari arah lain lewat, barulah kita bisa jalan kembali.
Pada masa itu, betapa beratnya perjuangan kalian. Setiap langkah penuh dengan tantangan dan kesulitan. Namun, kalian telah berhasil melaluinya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tekad insan Tzu Chi sangatlah teguh karena semuanya mengenal rasa puas dan bukan melakukannya demi kesenangan pribadi. Jadi, ketika bertemu orang lain, kita harus memperkenalkan Tzu Chi kepada mereka.
Hendaknya semuanya menggenggam jalinan jodoh dan waktu. Sesungguhnya, kisah-kisah yang kalian bagikan adalah kitab sejarah Tzu Chi. Ketika saya datang dan mendengarkan kalian, hati saya merasa penuh dan bersyukur. Inilah waktunya kalian membangun tekad dan ikrar untuk menceritakan tentang Tzu Chi kepada siapa pun yang kalian temui. Bagaimanapun, kita harus membuat mereka berkesempatan untuk mendengarnya. Inilah yang harus kita upayakan saat ini.
Kita harus terus menggenggam waktu dan ingat untuk menceritakan Tzu Chi kepada orang lain. Kita harus terus membagikan pengalaman tentang perjalanan yang telah dilalui dan semua yang telah dilakukan. Kata-kata baik harus sering diucapkan dan tulisan yang baik harus terus dicatat. Selama itu mengandung prinsip yang benar, kita harus mengumpulkannya. Inilah cara kita mengumpulkan catatan dari hal-hal yang baik layaknya Sutra Agama. Jadi, kita semua harus tulus dan sepenuh hati.
Mengenal rasa puas membawa ketenangan dan kedamaian
Membalas budi Buddha dengan mentransformasi kemiskinan dan penderitaan
Membangun tekad dan ikrar untuk mengemban misi
Menyebarkan Dharma tanpa batas dan menapaki Jalan Bodhisatwa
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 24 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 26 Juni 2025