Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Kebajikan lewat Da Ai TV


Sudah begitu lama, saya menantikan untuk melepas masker. Namun, saya ingin memberi tahu semua orang untuk tetap tulus. Kita harus tetap tulus dan berdoa bersama dengan kesatuan hati. Kita harus percaya dengan hal ini.

Saya berharap semua umat beragama dapat menyatukan hati untuk berdoa. Ini adalah pelajaran besar di zaman sekarang. Pelajaran besar ini diharapkan bisa menyadarkan semua orang. Saat bencana terjadi, kita harus meningkatkan kewaspadaan dan tersadarkan. Saya berharap kita bisa memanfaatkan Da Ai TV dengan sebaik mungkin.

Tzu Chi memiliki misi amal, misi kesehatan, dan misi budaya humanis. Da Ai TV adalah bagian dari misi budaya humanis. Kita harus membuat tayangan yang memiliki nilai budaya humanis agar penonton tidak hanya menonton acara menyanyi atau acara bincang-bincang saja.

Di tengah masyarakat, banyak orang yang menonton acara bincang-bincang. Tayangan tersebut mungkin menarik bagi orang-orang sehingga telah membawa dampak besar bagi masyarakat. Saya merasa bahwa kata-kata yang digunakan tidak baik. Ini menyebabkan anak kecil dan orang dewasa meniru perkataan yang tidak baik itu. Media massa seperti ini sungguh mengkhawatirkan. Oleh karena itu, saya memutuskan bahwa kita harus memiliki stasiun televisi sendiri agar dapat mengedukasi masyarakat dengan video dan audio sekaligus.

Ajaran dan perbuatan baik sudah seharusnya disebarluaskan. Kita tidak pernah berhenti belajar. Tidak ada kata berhenti untuk belajar. Saat kita membuka jalan di dunia ini, jalan tersebut ada ujungnya. Namun, jalan kebenaran tidak berujung. Kita harus terus menapaki jalan kebenaran dan menuju ke arah yang benar. Sekarang kita sedang memegang roda kemudi. Asalkan mengarahkan roda kemudi ke arah yang benar, kita bisa bergerak maju selangkah demi selangkah. Da Ai TV dapat bersinar cemerlang.


Baru-baru ini, saya sering mengulas tentang kunang-kunang. Kunang-kunang ini membuat saya merasa bahwa semua makhluk hidup di dunia ini memiliki nilai kehidupan masing-masing. Namun, untuk bisa bertahan hidup dan tetap bernilai, mereka harus berusaha keras.

Contohnya kunang-kunang. Untuk membuat badannya bersinar, kunang-kunang harus berusaha menghirup oksigen. Makin banyak oksigen yang dihirup, makin besar kekuatan mereka untuk terbang. Makin banyak oksigen yang dihirup, makin cemerlang pula cahaya kunang-kunang.

Cahaya satu atau dua ekor kunang-kunang tidaklah cukup. Namun, jika sekelompok kunang-kunang terbang bersamaan, mereka dapat membimbing orang di dalam kegelapan. Intinya, dibutuhkan orang-orang untuk terus menapaki jalan kebenaran di masa mendatang.

Sebenarnya, berapa jauh lagi saya bisa melangkah? Saya pun tidak tahu, tetapi saya yakin bahwa para Bodhisatwa dan staf yang hadir hari ini memiliki tekad yang sama dan sudah bersatu hati. Dengan hati yang tulus, kita menyiarkan tayangan yang benar dan bajik.

Sekarang memang banyak perusahaan media, tetapi sangat sedikit yang memberitakan perbuatan baik karena mereka merasa ini sudah sangat umum. Walau begitu, kita tetap harus memberitakannya. Di mana ada kebaikan, kita harus memberitakannya. Terlebih lagi, saya selalu mengatakan bahwa Tzu Chi harus menjadi saksi sejarah zaman sekarang dan menulis sejarah bagi umat manusia. Inilah misi kita.


“Hari ini saya akan berbagi tentang berlomba dengan waktu untuk menyelamatkan pasien dari dewa kematian. Sebenarnya, kita membuat video ini karena Kepala RS Chao berkata pada saya bahwa sangat disayangkan tidak ada yang mendokumentasikan kondisi di unit perawatan intensif ketika pandemi. Saya pun menyampaikan hal ini kepada Jimmy dan mengajaknya melakukan dokumentasi,”
kata Yang Jing-hui Tim kreatif.

“Saya berterima kasih kepada RS Tzu Chi Taipei yang menugaskan seorang perawat untuk mendampingi kami dan mengajari kami cara mengenakan alat pelindung diri. Jika belum pernah mengenakan alat pelindung diri, kita tidak akan bisa memahami kesulitan para tenaga medis. Pakaian ini benar-benar sangat berat dan panas, bahkan membuat orang sulit bernapas. Saya sempat kehabisan napas beberapa kali ketika melakukan peliputan. Saya hanya bertugas selama setengah hari, tetapi sudah merasa sangat lelah, apalagi para tenaga medis yang harus mengenakan pakaian ini seharian, bahkan satu bulan untuk merawat pasien. Saya benar-benar merasa takjub,” lanjutnya.

“Saya juga merasa tersentuh oleh dr. Su Wen-lin. Kami mengikutinya ke unit perawatan intensif untuk mengambil gambar. Saya masih ingat ketika mau masuk, beliau menoleh dan bertanya, ‘Sekarang kita akan memasuki kamar pasien Covid-19, apakah kamu yakin?’ Saat itu, muncul dua pikiran dalam benak saya. Pikiran pertama, saya sudah masuk, tentu harus mengambil gambar. Pikiran kedua, saya merasa takut. Saya pun bertanya, ‘Apakah Anda merasa takut?’ Beliau menjawab, ‘Saya tentu merasa takut, tetapi yang saya takutkan ialah tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien," Pungkasnya.


Para tenaga medis benar-benar bekerja keras. Mereka mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan nyawa pasien. Saya selalu berkata bahwa mereka sangat mulia. Saya sungguh berterima kasih kepada mereka.

Ada begitu banyak hal yang harus disyukuri. Kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih dan jangan melupakan tahun itu. Jangan pula kita melupakan hari ini. Jadi, jangan melupakan tahun itu, orang itu, dan peristiwa itu.

Hari ini kita berkumpul di sini untuk menyemangati semua orang dalam badan misi budaya humanis kita. Saya berharap Da Ai TV dapat menyebarkan kisah tentang kunang-kunang ke seluruh dunia agar saya dapat melihat kunang-kunang beterbangan dan bersinar cemerlang di seluruh dunia.

Pada tahun itu, tepatnya 1 Januari 1998, Da Ai TV didirikan. Ingatlah kalimat ini, "Da Ai mencerahkan dunia." Sejak saat itu, kita semua telah bersama-sama melindungi Da Ai TV, juga melindungi kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Yang kita lakukan ialah mencerahkan dunia. Demikianlah kita menyebarkan Dharma lewat kebajikan.

Kita menyebarkan Dharma ke seluruh penjuru dunia. Walau kita tidak menggunakan istilah-istilah Buddhis, tetapi kita berbuat baik dan bertutur kata baik. Kita harus memberitakan hal-hal yang baik.     

Berdoa dengan tulus dan membina pikiran benar
Rajin belajar dan menyadari ketidakkekalan
Sekelompok kunang-kunang memancarkan cahaya cemerlang
Menyebarkan kebajikan lewat Da Ai TV         

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 24 Mei 2022
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -