Ceramah Master Cheng Yen: Menyelamatkan Dunia dengan Menciptakan dan Memupuk Berkah


Saya sangat bersyukur melihat para relawan dari Yunlin, Chiayi, dan Dalin yang berhati murni, terlebih saat mendengar para Bodhisatwa lansia berbagi pengalaman. Mereka sangat menggemaskan. Inilah keindahan kemanusiaan. Meski telah lanjut usia, mereka sangat polos. Mereka yang tinggal di pegunungan atau pedesaan juga bergabung dengan Tzu Chi dan melakukan daur ulang dengan sungguh-sungguh. Saya merasa bahwa mereka sangat dekat di hati saya.

Di asrama rumah sakit kita, selama beberapa hari ini, saya mendengar kepala RS serta para wakil kepala RS dan dokter berbagi pengalaman. Meski mereka hanya berbagi tentang keseharian mereka, tetapi saya menganggap kisah setiap orang sebagai kitab. Kehidupan saya tak pernah sejenak pun luput dari kitab. Karena itu, saya menghargai setiap detik dan menit.

Kita telah melihat banyak orang yang menderita di seluruh dunia akibat bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Kita bisa melihat bencana gempa bumi dan kondisi iklim yang tidak bersahabat. Sungguh, kita sering melihat banyak orang yang hidup di tengah penderitaan. Meski bencana akibat perubahan iklim membawa kepiluan dan penderitaan, tetapi dengan upaya penyaluran bantuan bencana dan upaya pemulihan selama beberapa waktu, bangunan yang rusak dapat dibangun kembali. Bangunan yang didirikan pascabencana bahkan lebih agung dan indah dari sebelumnya.


Setelah bencana alam terjadi, orang-orang dari berbagai negara bersumbangsih dengan uang dan tenaga. Ada pula yang terjun langsung untuk memberi perhatian dan membantu pembangunan kembali. Pada akhirnya, bencana akan berlalu. Bencana yang lebih menyedihkan ialah peperangan. Peperangan sangatlah kejam. Awalnya, orang-orang memiliki keluarga yang harmonis. Namun, tiba-tiba terjadi peperangan yang mengubah segalanya dalam sekejap. Orang-orang kehilangan tempat tinggal dan tidak tahu ke mana mereka harus pergi. Setiap kali melihat pemandangan seperti ini, saya merasa sangat tidak tega.

Melihat video ledakan bom, saya teringat akan masa kecil saya. Saat berada di sekolah, begitu mendengar bunyi sirene, kami harus segera berlindung di perlindungan serangan udara. Ada bunyi sirene yang berulang-ulang, ada bunyi sirene yang panjang, ada pula bunyi gong. Semua itu adalah bunyi peringatan. Bunyi-bunyi itu memperingatkan orang-orang akan bahaya yang mengancam. Saat itu, saya masih duduk di bangku SD. Kehidupan pada saat itu sungguh penuh pergolakan dan penderitaan.

Apa yang saya lihat dan dengar saat itu masih tersimpan dalam ingatan saya meski telah lama berlalu. Namun, puluhan tahun ini, kita sungguh dipenuhi berkah. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus bersyukur dan tahu berpuas diri. Sungguh, kita harus bersyukur, tahu berpuas diri, dan bertekad untuk menciptakan dan memupuk berkah. Kita hendaknya berbuat baik untuk memupuk berkah, bukan untuk mengikis karma buruk. Jika hanya mengikis karma buruk, semuanya akan terlambat.


Kini, masyarakat Taiwan sangat aman dan tenteram. Kehidupan orang-orang juga cukup baik. Terlebih lagi, terhadap pelayanan medis dan pendidikan, kita sungguh harus merasa puas. Saat berkunjung ke Taichung kali ini, saya bertemu sekelompok guru dan kepala sekolah yang datang dari Turki. Saya berbincang-bincang dengan mereka di sana.

Saat saya menyapa mereka dengan beranjali, mereka membalas dengan tangan di depan dada mereka. Belakangan, saat saya melakukan gerakan ini, mereka membalas dengan gerakan seperti ini. Lihat, inilah yang disebut saling menghormati. Mereka juga memperagakan isyarat tangan "Satu Keluarga". Mereka menganggap semua orang sebagai satu keluarga dengan kesatuan hati. Semua orang sangat sukacita dan tidak memandang perbedaan agama.

Sebelum datang ke Taiwan, mereka mengadakan rapat terlebih dahulu. Saya mendengarnya dari relawan kita. Saat berkunjung, kaum wanita berpakaian sangat rapi. Saya merasa takjub melihat keanggunan mereka. Mereka mengenakan kerudung dan pakaian mereka sangat rapi. Mereka memberi tahu saya bahwa demi bertemu dengan saya, mereka secara khusus membeli pakaian dengan warna yang seragam. Saya sangat tersentuh mendengarnya. Jadi, kita semua adalah satu keluarga. Saya sangat bersyukur.


Kekuatan cinta kasih dapat mewujudkan kedamaian. Inilah cinta kasih agung. Saya sangat tersentuh. Saya bersyukur atas berdirinya rumah sakit kita di sini. Saya berharap kita dapat selamanya memiliki kesatuan hati dan tekad. Saya bersyukur kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia. Meski tersebar di berbagai negara, para insan Tzu Chi bagaikan berada di sisi saya. Di negara mana pun berada, insan Tzu Chi selalu bersumbangsih dengan cinta kasih. Jadi, kita melenyapkan penderitaan di seluruh dunia.

Asalkan memiliki jalinan jodoh, kita dapat menolong orang-orang yang membutuhkan. Karena itulah, saya selalu mengucap syukur. Saya bersyukur kepada para dokter dan perawat kita. Saya juga mendoakan kalian semua. Mari kita bekerja sama dengan harmonis untuk melindungi kehidupan dan kesehatan warga setempat dengan cinta kasih. Terima kasih.

Menyelamatkan dunia dengan hati yang murni
Berdoa semoga perang berakhir, dunia damai dan tenteram
Bersyukur, tahu berpuas diri, dan memupuk berkah
Menghimpun cinta kasih untuk menyalurkan bantuan ke seluruh dunia

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 06 Desember 2023
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -