Ceramah Master Cheng Yen: Menyelaraskan Kondisi Alam dan Menghimpun Cinta Kasih

Tahun lalu, para ilmuwan memprediksi bahwa pada setengah tahun pertama di tahun 2016, perubahan iklim akan semakin ekstrem dan fenomena El Nino akan semakin kuat. Kita bisa melihat Zimbabwe yang terus dilanda kekeringan dari tahun lalu hingga tahun ini. Warga setempat berharap fenomena El Nino dapat segera mereda dan kondisi iklim dapat selaras. Namun, harapan ini tidak terwujud, malah kondisi di sana semakin buruk. PBB telah mengeluarkan peringatan bahwa kekeringan di sana akan semakin parah.

Di dunia internasional, selain bencana alam, juga terdapat penyebaran virus. Di Thailand, seorang laki-laki berusia 20-an tahun yang belum pernah pergi ke luar negeri terjangkit virus Zika. Mengapa bisa muncul virus seperti ini? Apakah virus seperti ini bisa diobati?

Ibu hamil harus lebih waspada dan jangan bepergian. Jika ibu hamil bepergian dan digigit oleh nyamuk pembawa virus ini, maka kelak anak yang dilahirkan akan terkena mikrosefalus, yakni kelainan dengan ukuran kepala lebih kecil.

Penyebaran virus ini juga membuat pemerintah Taiwan sangat khawatir dan memutuskan untuk membentuk pusat koordinasi tingkat kementerian di Taiwan. Jadi, bukan hanya Dinas Kesehatan yang harus memperhatikan hal ini. Kementerian Kesehatan juga harus meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat upaya antisipasi di wilayah sendiri dan wilayah perbatasan. Jadi, baik lingkungan kita maupun pendatang dari luar negeri, semuanya harus diperhatikan dengan saksama. Hidup di dunia ini, kita harus sungguh-sungguh mengembangkan kekuatan cinta kasih.

Kita bisa melihat kunjungan kasih dan upaya pembersihan di Taiwan. Berhubung Tahun Baru Imlek sudah hampir tiba, hampir setiap hari insan Tzu Chi di wilayah selatan, utara, dan tengah Taiwan bergerak untuk melakukan upaya pembersihan. Ditambah lagi, ada sekelompok anak muda yang mulai bergabung dalam kegiatan ini. Anak-anak muda juga turut membantu membersihkan rumah seorang penerima bantuan di Tucheng, New Taipei City.

Kita bisa melihat di Tucheng, seorang ibu tunggal tinggal bersama putranya di wilayah pegunungan yang terpencil. Mereka tinggal di tempat yang sangat bobrok. Bayangkanlah, nyamuk mudah berkembang biak di tempat seperti ini. Hidup di lingkungan seperti ini, bukankah sangat berbahaya? Karena itu, lebih dari 40 relawan yang terdiri atas insan Tzu Chi dan sekelompok anak muda pergi ke sana untuk membersihkan rumah mereka. Ini sangat mengharukan. Sekelompok Bodhisatwa dunia ini sungguh merupakan permata. Permata Taiwan adalah kebajikan dan cinta kasih. Orang yang penuh cinta kasih sungguh patut kita kasihi.

Di Kaohsiung juga demikian. Ada seorang lansia yang kehidupannya bagaikan berada di “Neraka Kotoran”. Berhubung dia menderita inkontinensia, maka rumahnya selalu dipenuhi aroma tidak sedap. Para tetangganya, baik yang tinggal di sebelah maupun di seberang rumahnya, semuanya sudah sulit bertahan menghadapi kondisi seperti ini. Karena itu, anggota TIMA dan insan Tzu Chi Kaohsiung pergi ke rumahnya untuk membantunya. Mereka bukan hanya memandikannya, tetapi juga membersihkan rumahnya.

Sesungguhnya, di alam manusia ini, kita bisa melihat enam alam kehidupan. Kehidupan orang kaya bagaikan di alam dewa jika dibandingkan dengan kehidupan orang-orang pada umumnya. Kita juga bisa melihat akibat noda dan kegelapan batin, terus terjadi konflik antarmanusia yang menimbulkan penderitaan di alam manusia. Kita bisa melihat kehidupan di alam asura yang penuh penderitaan di alam manusia.

Kita juga bisa melihat alam neraka dan alam setan kelaparan. Tadi, saya mengulas tentang wilayah yang mengalami krisis bahan pangan. Wilayah-wilayah tersebut membutuhkan bantuan bahan pangan dari negara lain. Jika tidak, warga setempat sulit bertahan hidup. Ini bagaikan setan kelaparan yang benar-benar kelaparan.

Kita juga bisa melihat alam hewan di alam manusia. Hewan-hewan diternak demi memenuhi nafsu makan manusia. Mereka tidak tahu mengapa mereka hidup di dunia ini. Semua itu bisa kita lihat di alam manusia. Namun, manusia sering kali sulit untuk mempertahankan sifat hakiki. Kita sering terpengaruh oleh orang lain sehingga sangat sulit untuk mempertahankan sifat hakiki. Jika kita dapat mempertahankan cinta kasih, kita dapat sering bersumbangsih.

Kita bisa melihat insan Tzu Chi memperhatikan para lansia. Sebagian dari mereka bukan tidak memiliki anak, tetapi mereka hidup seorang diri dan enggan keluar rumah. Mereka menutup diri. Saat insan Tzu Chi mengunjungi mereka, mereka baru berkesempatan untuk membuka hati dan mengobrol dengan orang lain. Jadi, semua bergantung pada pikiran.

Dengan menyelaraskan pikiran manusia, barulah cuaca bisa bersahabat. Pikiran manusialah yang terpenting. Karena itu, saya berharap pikiran manusia dapat selaras dan kekuatan cinta kasih dapat terhimpun. Jika tidak, entah bagaimana kehidupan manusia di masa mendatang.

Sesungguhnya, bukan hanya di Taiwan, insan Tzu Chi di berbagai provinsi di Tiongkok juga mencurahkan perhatian. Kita bisa melihat mereka selalu berkata kepada penerima bantuan, “Kami membawa cinta kasih dari Taiwan dan curahan perhatian Master untuk kalian. Master sangat memperhatikan kalian.” Lihatlah, mereka menyebarkan cinta kasih tanpa pamrih ke tempat yang paling membutuhkan.

Selain itu, perjalanan pada musim dingin tahun ini sangat sulit. Turun salju lebat di mana-mana yang membuat jalan menjadi sangat licin. Meski demikian, mereka dapat mengatasi semua rintangan. Kita bisa melihatnya di berbagai provinsi. Ini menunjukkan bahwa dunia ini penuh harapan. Terdapat banyak kisah yang menyentuh dan membuat orang merasa tidak tega.Intinya, semua bergantung pada tindakan kita.

Fenomena El Nino memicu bencana kelaparan
Menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran virus
Melihat kehidupan alam rendah di alam manusia dan melenyapkan penderitaan sesama
Menyelaraskan pikiran manusia dan menghimpun cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Februari 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 5 Februari 2016

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -