Ceramah Master Cheng Yen: Menyelaraskan Pikiran dan Meringankan Penderitaan


Belakangan ini, saya bertanya-tanya setiap hari mengapa ada pertikaian antarnegara. Mulanya, kebutuhan sandang, pangan, papan, dan transportasi masyarakat di negara-negara tersebut tercukupi. Andaikan mereka semua bisa hidup damai bersama, bukankah pertikaian dapat terhindari?

Ketidakselarasan pikiran manusialah yang memicu terjadinya perang. Ini karena adanya pertentangan. Mengapa manusia menyakiti satu sama lain? Karena adanya konflik atau pertentangan. Saya terus memikirkan bagaimana cara melenyapkan penderitaan di dunia ini. Apakah perang bisa memecahkan masalah dan menciptakan kedamaian? Tidak.

Lihatlah, ada begitu banyak orang yang kehilangan rumah dan orang-orang yang mereka kasihi. Entah berapa banyak anak yang menderita di tengah perang ini. Mereka bahkan tidak tahu mengapa mereka harus melarikan diri, apa arti dari perang itu, dan apa penyebabnya. Saya yakin bahwa anak-anak ini tidak mengerti dan tidak tahu apa-apa. Bagaimana kehidupan mereka kelak? Bagaimana pula proses pertumbuhan mereka di masa yang akan datang?


Saya tidak bisa tidak berpikir panjang bagi mereka. Setahun, lima tahun, ataupun sepuluh tahun kemudian, bagaimana pola pikir dan kehidupan mereka setelah tumbuh dewasa? Di mana pun mereka berada kelak, bagaimana mereka akan menjalani kehidupan mereka? Mereka mungkin akan sangat menderita kelak. Satu kata untuk menggambarkan masa depan mereka, yaitu penderitaan.

Dibandingkan dengan mereka, kita sungguh dipenuhi berkah setiap detik. Contohnya, jika hari ini terasa dingin, kita bisa menambah sehelai pakaian lagi. Ketika jam makan telah tiba, kita pun menuju ruang makan untuk menikmati sarapan hangat dengan duduk tenang. Namun, ke manakah para pengungsi akan pergi?

Kita hidup di era yang sama, tetapi memiliki kehidupan yang berbeda. Ada orang yang dilanda bencana, ada pula yang dipenuhi berkah. Saat bencana akibat ulah manusia mendatangkan penderitaan bagi sebagian orang, ada pula orang-orang yang dipenuhi berkah dan tengah merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Meski hidup di bawah kolong langit dan di atas bumi yang sama, setiap orang memiliki kehidupan yang berbeda-beda. Demikianlah kondisi kehidupan di dunia ini.


Kini, media massa telah berkembang pesat. Saat menyalakan televisi, kita bisa menyaksikan berbagai acara hiburan yang memberi tahu orang-orang bagaimana cara mengejar kenikmatan dan materi demi memperoleh kebahagiaan. Jika kita berpikir bahwa itu adalah kehidupan yang dipenuhi berkah dan selalu menginginkan lebih, itu akan menjadi bencana bagi kita. Inilah yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita.

Pertikaian ataupun perang, itu semua merupakan krisis bagi kita. Kita harus menjaga hati dan pikiran kita agar tetap tenang. Hanya dengan demikian, barulah kita dapat mewujudkan ketenteraman dunia dan hidup sehat. Ketika hati dan pikiran semua orang selaras, dunia akan bebas dari perang dan ketenteraman dunia akan terwujud. Bagaimana agar tubuh kita tetap sehat? Dengan hidup disiplin.

Orang yang bisa menolong sesama adalah orang yang dipenuhi berkah. Saya sering mengingatkan kalian semua bahwa kita harus bersyukur karena kita mampu bersumbangsih serta memiliki kesempatan untuk menciptakan dan memupuk berkah. Semoga kalian semua dapat membangkitkan ketulusan. Tentu saja, kita tidak berharap bencana terjadi di dunia ini. Namun, begitu terjadi bencana, hendaklah kita bersumbangsih dengan cinta kasih tak terbatas. Demikianlah kebenaran sejati di dunia ini.


Kehidupan kita tidak luput dari penderitaan. Jadi, hendaklah kita terus menciptakan berkah dan bersumbangsih dengan cinta kasih. Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Jika kita menabur benih berkah sekarang, tentu kelak kita akan menuai buah berkah. Dengan demikian, kehidupan yang damai akan terwujud. Kita harus memandang penting hukum sebab akibat. Jadi, kita harus bersyukur. Dengan menabur benih berkah dan menjalin jodoh baik dengan sesama, kita dapat menuai buah berkah serta memperoleh kebahagiaan dan ketenteraman yang sesungguhnya.

Janganlah kita membiarkan setiap detik dalam setiap harinya berlalu dengan sia-sia. Kita harus menggenggam setiap detik untuk bersumbangsih. Para tenaga medis kita menggenggam setiap detik untuk menyelamatkan nyawa pasien, sedangkan relawan kita menggenggam setiap detik untuk menjalankan misi amal dan mewujudkan ketenteraman dunia.

Setiap orang hendaknya menciptakan berkah dengan menolong orang yang menderita. Inilah yang disebut memupuk berkah dengan melakukan kebajikan. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih terus mematangkan jalinan jodoh kita untuk memupuk berkah dan keluhuran. Dengan menciptakan berkah, kita dapat membina keluhuran. Demikianlah kita dipenuhi berkah.

Mari kita bersatu hati, membina keharmonisan, saling mengasihi, dan bergotong royong. Saya bersyukur kepada kalian semua yang telah bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih.  

Bencana terjadi akibat mengejar kesenangan dan materi
Konflik dan pertikaian menimbulkan kekacauan dunia
Menenangkan hati dan menyelaraskan pikiran
Meringankan penderitaan dan terus menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 20 Mei 2022
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -