Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati dan Membangkitkan Kebajikan untuk Membimbing Orang Banyak


“Tzu Chi Cabang Sinar Mas mengalami kemajuan besar. Semua orang sangat termotivasi. Kami berharap dalam lima tahun mendatang, donatur kami dapat mencapai tiga juta orang,”
kata Franky O. Widjaja Wakil ketua Tzu Chi Indonesia.

Ini pasti bukan masalah bagi kalian.

“Terima kasih atas doa Master,” pungkas Franky O. Widjaja.

Saya menyambut kepulangan para Bodhisatwa dari Indonesia. Setiap kali melihat kalian, saya merasa sangat dekat. Saya paling bersyukur kepada Bapak Mike Lee. Tanpa beliau, tidak akan ada jalinan jodoh untuk menginspirasi begitu banyak relawan di Indonesia. Selain itu, juga ada Wen Yu dan Su Mei. Intinya, janganlah kita melupakan tahun itu.

Lalu, saya ingat bahwa ayahmu, Bapak Eka Tjipta, datang untuk bertemu dengan saya dan memberi tahu saya tentang Kali Angke. Saya merasa bahwa kita harus mengenang masa lalu. Saat itu, Indonesia sungguh berada dalam masa-masa yang sulit. Saat itu, Stephen Huang memegang sebuah payung dan berdiri di tepi kali itu. Sekelilingnya sangatlah kotor. Pemandangan ini masih jelas dalam benak saya hingga sekarang.


Berhubung telah menyaksikan kondisi pada era itu, kini saya sangat memuji relawan Tzu Chi Indonesia. Dalam waktu singkat, relawan kita melakukan perbaikan serta membawa kesejahteraan dan cinta kasih bagi masyarakat. Kuncinya ialah cinta kasih.

Saat itu, Bapak Eka Tjipta bertanya pada saya, "Bagaimana agar masyarakat bebas dari pertikaian?" Saya menjawab, "Hanya cinta kasih yang bisa membawa kedamaian bagi dunia." Jadi, cinta kasih sangatlah penting.

Bodhisatwa sekalian, bukankah kita semua memperhatikan warga kurang mampu dengan cinta kasih? Lihatlah Bapak Eka Tjipta. Mendengar jawaban saya, saat itu beliau juga terjun secara langsung untuk melakukan pembersihan dan menyekop sampah. Pemandangan itu sering muncul dalam benak saya. Saya menghormatinya bagai menghormati Buddha.

Beliau sungguh merupakan Buddha dan Bodhisatwa dunia. Ini disebut keluhuran. Beliau telah mewariskan keluhurannya. Karena itulah, saat insan Tzu Chi kembali ke sini, saya sering berkata, "Anda harus lebih bersungguh hati dan jangan melupakan masa itu." Demikian pula, Bapak Mike Lee juga bersungguh hati membimbing relawan setempat.


Indonesia dan Tzu Chi memiliki jalinan jodoh yang sangat dalam. Mengapa bisa begitu dalam? Karena ketulusan. Mereka adalah pengusaha besar. Saat itu, usaha mereka sudah sangat besar. Namun, Bapak Eka Tjipta menyerap ajaran saya ke dalam hati. Setelah pulang ke Indonesia, beliau mengajak sesama pengusaha untuk bersumbangsih. Beliau juga menjadikan diri sendiri sebagai teladan. Beliau terjun secara langsung untuk bersumbangsih dan membimbing orang-orang. Ini selalu ada dalam benak saya. Inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia.

Saya kembali menyerukan kepada kalian untuk membangkitkan cinta kasih seperti masa-masa awal itu. Saat itu, Tzu Chi membantu membersihkan Kali Angke dan membangun Perumahan Cinta Kasih. Bapak Sugianto Kusuma dan yang lainnyalah yang mendukung pembangunan perumahan ini. Saya juga masih ingat bahwa setiap blok bangunan diberi nama dengan nama buah, seperti apel, pisang, dan mangga.

Saya pernah bertanya mengapa menggunakan nama buah dan mereka menjawab, "Itu lebih mudah diingat karena banyak penghuni yang tidak bisa membaca." Saat penghuni hendak pulang ke rumah dan melihat bangunan dengan gambar buah tertentu, mereka dapat menemukan rumah mereka. Inilah percakapan pada saat itu dan saya terus mengingatnya hingga sekarang.


Lihatlah, kini misi pendidikan Tzu Chi di Indonesia mulai berkembang ke arah perguruan tinggi. Dalam waktu 20-an tahun yang begitu singkat, kalian telah melakukan banyak hal hingga meningkatkan daya hidup di Indonesia dan membangkitkan kekayaan batin orang-orang. Kekayaan yang sesungguhnya ialah cinta kasih. Dengan memiliki cinta kasih, barulah kita benar-benar kaya. Tentu saja, kini Indonesia tetap perlu membangkitkan semangat dan cinta kasih seperti dahulu.

“Yang diperhatikan pemerintah ialah kehidupan masyarakat. Kita berusaha untuk menghilangkan kesenjangan antara yang kaya dan miskin dengan memperbaiki rumah warga kurang mampu. Selain itu, kita juga berusaha untuk membangun fasilitas bagi warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, seperti fasilitas kesehatan,” kata Sugianto Kusuma, Wakil ketua Tzu Chi Indonesia.

Di wilayah yang kekurangan, genggamlah jalinan jodoh untuk bersumbangsih. Saat ada yang membutuhkan, kalian bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan perencanaan. Ini sudah bukan masalah bagi kalian. Kini, kalian yang memiliki kekuatan yang memadai hendaknya berusaha untuk berbuat lebih guna menstabilkan kehidupan orang-orang dan melenyapkan kemiskinan di Indonesia.

Sesungguhnya, sulit untuk melenyapkan kemiskinan karena setiap orang memiliki karma masing-masing. Jadi, sangat sulit untuk melenyapkan kemiskinan di dunia. Namun, asalkan bisa kita lihat dan jangkau, kita hendaknya berusaha untuk membantu. Makin bersumbangsih, makin teguh tekad kita. Ini disebut menyucikan hati manusia.


Dengan lebih banyak berbuat baik, secara alami kita akan terbiasa mencurahkan cinta kasih. Berbuat baik dan mencurahkan cinta kasih, inilah yang paling membahagiakan bagi kita. Kebahagiaan belum tentu berasal dari bermain golf ataupun mencari hiburan. Kita hendaknya menjadi orang yang menolong sesama. Dengan begitu, saat mengenangnya, kita akan sangat sukacita.

Menolong sesama adalah sumber kebahagiaan. Menolong orang adalah hal yang paling membahagiakan, bahkan mengenangnya saja mendatangkan rasa sukacita. Ini hendaknya tak hanya dilakukan sekali atau dua kali. Asalkan memiliki jalinan jodoh, kita hendaknya terus-menerus melakukannya. Kita harus memberi tanpa pamrih dan tanpa mengingat berapa banyak yang telah kita berikan. Ini akan menjadi bagian dari kehidupan kita. Demikianlah kita meneruskan jiwa kebijaksanaan.

Warisan keluarga kita ialah cinta kasih. Mewariskan harta kekayaan sebanyak apa pun, itu hanyalah materi yang bertahan sesaat. Jika kita dapat membina generasi penerus kita menjadi orang baik seperti kita, mereka dapat membawa manfaat terbesar bagi komunitas, masyarakat, dan negara serta terus menyucikan hati manusia. Jika bisa menuju ke arah ini, kalian dapat membawa manfaat yang makin besar bagi Indonesia. Saya mendoakan kalian.

Mengenang masa lalu dan melihat perkembangan
Melakukan praktik nyata dengan jalinan jodoh yang dalam dan hati yang tulus
Membangkitkan kekayaan batin dan mewariskan semerbak keluhuran
Menyucikan hati, membangkitkan kebajikan, dan memancarkan mata air yang manis

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 24 Juni 2025          
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -