Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati dan Membimbing Orang untuk Berbuat Baik Bersama
“Selama melakukan survei kasus, saya belajar untuk lebih berempati dalam membantu setiap keluarga yang membutuhkan dan mengerahkan lebih banyak kebijaksanaan dalam mempraktikkan setiap kebajikan. Tanpa Dharma dan kebijaksanaan yang cukup, kita akan mendatangkan noda batin bagi diri sendiri. Ada seorang penerima bantuan yang anak-anaknya bermasalah dalam kesehatan fisik dan mental. Relawan yang bertanggung jawab atas kasus ini bersungguh hati dalam memberikan pendampingan, tetapi dirinya sendiri terluka dalam proses ini,” kata Lu Jing Hui.
“Saya sangat bersyukur kepada tim survei kasus kita yang telah mendampingi relawan kita melewati semua itu. Saat kita dapat menjaga batin kita dengan baik, barulah kita dapat membantu orang lain,” pungkas Lu Jing Hui.
Cinta kasih adalah yang paling berharga. Bodhisatwa adalah makhluk dengan cinta kasih berkesadaran. Semua insan Tzu Chi adalah Bodhisatwa. Hendaklah setiap orang memiliki cinta kasih berkesadaran. Apakah yang berharga di dunia ini? Cinta kasih.
Insan Tzu Chi hendaknya sering berbagi tentang cinta kasih. Cinta kasih selalu ada dalam kehidupan kita. Cinta kasih harus berlandaskan kebijaksanaan. Kita harus memiliki kebijaksanaan. Kehidupan memang penuh penderitaan dan semua makhluk memang tersesat. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan utama, yaitu membimbing semua makhluk dari kesesatan menuju kesadaran. Semua makhluk menderita karena tersesat. Bukankah tadi kita telah mendengar kisah di antara kesesatan dan kesadaran?

Para insan Tzu Chi memperhatikan dan membimbing satu sama lain. Setelah bergabung dengan Tzu Chi dan bersumbangsih, kalian merasa sukacita. Tanpa cinta kasih berkesadaran, akan ada banyak belenggu yang mendatangkan penderitaan tak terkira. Satu membimbing, sedangkan yang lainnya membelenggu. Bodhisatwa membimbing Bodhisatwa. Berhubung banyak orang yang membutuhkan cinta kasih, kita hendaknya mencurahkan lebih banyak cinta kasih. Demikianlah cinta kasih yang murni tanpa pamrih dari Bodhisatwa yang mengasihi dan melindungi dunia.
Bersungguh-sungguhlah melakukan inventarisasi. Bagi relawan yang berada di Kaohsiung, renungkanlah sebelum bergabung dengan Tzu Chi, di mana kalian mencurahkan cinta kasih dan apakah cinta kasih itu membuat kalian damai dan tenang. Umumnya, yang paling dikasihi ialah pasangan. Namun, jika ada sedikit kebocoran pada cinta kasih ini, orang-orang akan diliputi noda batin dan didera penderitaan yang tak terkira. Mengenai para penerima bantuan kita yang tengah kalian dampingi, dalam keluarga mereka juga terdapat cinta kasih. Salah satunya ialah cinta kasih antara orang tua dan anak.
Saat orang tua sudah lansia dan kesehatannya tidak baik, tetapi anak cucu berada jauh dari mereka, apakah mereka tidak akan berkeluh kesah? Mereka ingin berkeluh kesah, tetapi tidak punya tempat untuk mengungkapkannya. Anak, cucu, atau kerabatnya berada jauh dari mereka dan yang datang memperhatikan mereka tidak memiliki hubungan apa pun dengan mereka. Mengapa orang-orang ini terus memperhatikan mereka tanpa pamrih? Karena orang-orang ini adalah Bodhisatwa.

“Saya bisa mengenal Tzu Chi karena saya gemar mengonsumsi minuman keras. Tahun lalu, saya dipenjara karena berkendara dalam keadaan mabuk. Di sana, saya mengenal Guru Guo Shu-juan dan mengikuti kelas Sutra Makna Tanpa Batas. Demikianlah saya mulai menjadi relawan. Bos saya menggunakan caranya sendiri untuk mengajari saya menghadapi masalah dalam kehidupan saya,” kata Yang Dong-sheng, relawan dalam pengenalan.
“Setelah saya kehilangan segalanya, istri bos saya tetap memperhatikan saya. Saya berpikir, ‘Mengapa masih ada orang yang begitu mengasihi saya? Mengapa masih ada orang yang mengkhawatirkan apakah saya sudah makan kenyang dan mengenakan pakaian yang hangat?’ Bos saya memberi tahu saya, ‘Memperbaiki diri berarti menyelamatkan diri sendiri. Kamu dapat menginspirasi banyak orang. Menginspirasi orang berarti menyelamatkan orang’,” lanjut Yang Dong-sheng.
“Dalam perjalanan hidup saya, saya sangat berterima kasih kepada para Bodhisatwa yang telah membimbing dan memotivasi saya. Cinta kasih dan kelapangan hati mereka membuat saya merasa bahwa ternyata seperti inilah rasanya dikelilingi cinta kasih,” pungkas Yang Dong-sheng.
Saudara sekalian, Bodhisatwa muncul di mana pun ada orang meminta pertolongan. Kita bahkan bersumbangsih tanpa diminta. Kini, saya terus berpikir bagaimana cara memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih Tzu Chi. Cinta kasih ini hendaknya bukan satu arah, melainkan dua arah. Mengenai orang-orang yang pernah kita tolong, kita hendaknya membimbing mereka untuk membantu orang lain.
Saat kita membantu orang melakukan pembersihan, tetangga mereka juga akan turut bersumbangsih dan mengemban tanggung jawab untuk membantu antartetangga. Saya sering berkata bahwa setelah memberikan bantuan, kita harus meminta ketua RT atau lurah setempat untuk turut mencurahkan perhatian. Kita berharap penerima bantuan kita dapat bangkit kembali, bersumbangsih bagi komunitas, dan terus berinteraksi dengan insan Tzu Chi. Warga komunitas hendaknya saling membantu.

Kita hendaknya membimbing penerima bantuan dan warga komunitas mereka. Dengan demikian, barulah kita bisa menyucikan hati masyarakat. Jika misi seperti ini hanya diemban oleh insan Tzu Chi, bagaimana bisa insan Tzu Chi membantu orang yang berada di tempat yang jauh? Jika dapat memotivasi warga komunitas untuk saling membantu, setelah merampungkan misi di satu komunitas, kita dapat menjangkau komunitas lainnya. Bagaimanapun, jumlah insan Tzu Chi terbatas. Kita harus membimbing warga komunitas untuk membantu sesama.
Saat setiap keluarga bisa saling membimbing dan semua warga bisa saling mengasihi, misi kita baru bisa disebut sukses. Saya berharap semua orang dapat bersungguh hati dalam hal ini. Yang kalian lakukan sudah benar. Saya bersyukur pada kalian semua. Kalian telah melakukannya dengan baik. Akan tetapi, kalian juga harus menjaga diri. Bersumbangsihlah sesuai kemampuan diri sendiri. Jangan sampai menimbulkan tekanan bagi diri sendiri.
Dari kisah yang dibagikan tadi, sepertinya ada relawan yang terbelenggu. Jangan seperti itu. Kalian harus waspada akan hal ini. Kalian semua harus mengembangkan kebijaksanaan dan sering memperhatikan satu sama lain. Apakah kalian mengerti? (Mengerti.) Baik, saya mendoakan kalian.
Belenggu cinta kasih individual mendatangkan penderitaan tak terkira
Mengubah kesesatan menjadi kesadaran dan menyucikan hati
Bodhisatwa muncul saat mendengar suara penderitaan
Mengajak warga komunitas untuk berbuat baik bersama
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 Juli 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 24 Juli 2025