Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Hati Manusia dengan Semangat Misi


“Saat Kakek Guru berusia 29 tahun, beliau memutuskan untuk menjadi bhiksuni dan menerima ajaran Buddha. Kemudian, beliau mendirikan Tzu Chi dan kini misi Tzu Chi tersebar ke seluruh dunia. Semua ini membuat saya sangat tersentuh,” kata Liu Min-qi, anggota Tzu Ching.

“Kakek Guru bersiteguh selama bertahun-tahun, semuanya adalah demi membawa manfaat bagi semua makhluk di seluruh dunia. Saya merasa sangat terinspirasi dan harus baik-baik memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan kebajikan,” kata Tao Yong-hui, anggota Tzu Ching yang lain.


Saya sungguh senang melihat relawan muda kita. Setiap orang merupakan benih yang baik. Mereka semua adalah benih Bodhi. Kata "Bodhi" berarti kesadaran. Di dunia ini, ada banyak orang yang tersesat dan tak banyak orang yang sadar akan kebenaran hidup. Para Bodhisatwa muda, kalian sudah tersadarkan dari kesesatan dan tak sama dengan anak-anak pada umumnya di dalam masyarakat.

Ada orang yang saat liburan musim panas memilih untuk berlibur. Contohnya, ada yang memilih untuk berlibur ke luar negeri. Intinya, kehidupan mereka banyak perencanaan dan sangat kompleks.

Namun, Bodhisawva Tzu Ching memilih arah yang sama, yaitu bersumbangsih dengan cinta kasih berkesadaran. Kita adalah makhluk hidup yang memiliki perasaan dan kehidupan.

Ketika bersumbangsih di tengah masyarakat, kita bisa merasakan penderitaan di dunia. Ini disebut memiliki cinta kasih. Jika lewat bersumbangsih kita bisa sadar, ini disebut cinta kasih berkesadaran. Kalian tidak memilih untuk pergi bermain berbagai permainan, melainkan kembali ke sini untuk mengikuti kamp dan menjadi Bodhisatwa yang bersumbangsih dengan sukacita di tengah masyarakat.


Meski kalian menjalankan semua ini dengan susah payah, saya sering mendorong kalian untuk melakukannya dengan sukacita. Daripada menjalani kehidupan yang tak tahu arah, lebih baik kita menjadi Bodhisatwa yang bersumbangsih dengan sukacita atas dasar cinta kasih berkesadaran. Sekarang saya sering berkata bahwa tak cukup waktu lagi. Kita harus tahu bahwa Buddha datang ke dunia adalah untuk menyelamatkan hati manusia. Setelah hati manusia terselamatkan, barulah dunia bisa aman dan tenteram.

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha meramalkan bahwa dunia pada zaman kita ini akan penuh bencana. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha telah meramalkan bahwa dunia pada zaman kita ini akan dipenuhi lima kekeruhan. Kekeruhan ini termasuk udara kotor. Dunia kita ini dipenuhi dengan udara kotor dan pencemaran lainnya. Bukankah ini kenyataan yang kita lihat saat ini? Jika tidak, kita tak perlu terus menekankan perlunya menyucikan hati manusia.

Kaum muda sekarang juga tak akan sadar akan pentingnya mengurangi emisi karbon. Semua orang tahu bahwa polusi udara adalah masalah serius. Ini adalah salah satu kekeruhan di dunia. Dunia ini penuh dengan kekeruhan. Dari mana asal semua kekeruhan ini? Tentu saja dari populasi dunia yang berlebih. Berapa banyak orang lagi yang dapat ditampung oleh bumi kita ini? Bumi kini sudah kelebihan muatan.


Karena populasi manusia yang banyak, bahkan saat embusan napas pun dapat mencemari udara. Setiap manusia mengembuskan udara kotor dan menghirup udara segar saat bernapas. Namun, kini udara menjadi semakin keruh. Dengan semakin banyaknya populasi manusia,

semakin banyak udara kotor yang diembuskan dan polusi udara menjadi semakin parah. Jadi, dunia kita sekarang ini penuh dengan kekeruhan. Ditambah lagi, gaya hidup orang-orang sekarang telah merusak lingkungan dan mencemari udara. Ini semua disebabkan oleh manusia sendiri.

Bodhisatwa muda sekalian, saya hanya memberi sebuah contoh saja. Kalian juga bisa pergi mencari tahu mengapa saya sering mengungkit tentang populasi manusia yang berlebih dan kekeruhan di dunia. Ini semua membawa kerusakan bagi Bumi dan merupakan ancaman bagi manusia. Saya terus merasa sangat khawatir. Waktu tak akan menunggu siapa pun dan akan berlalu dengan sangat cepat.

Hidup ini terbatas dan tak banyak waktu yang tersisa untuk saya. Namun, populasi manusia di dunia begitu banyak dan masih banyak orang yang belum menemukan arah yang benar, apa yang harus kita lakukan?


Lima puluh tahun yang lalu, saya menentukan arah hidup saya dengan tekad yang teguh, yaitu berbuat demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Guru saya berharap saya bisa berbuat demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Saat itu, saya bertanya-tanya, "Seperti apakah kehidupan di masa mendatang? Berapa banyak orang di dunia yang tahu tentang ajaran Buddha? Apakah dunia di masa mendatang akan penuh dengan kesulitan? Akankah ada kedamaian dan keamanan di seluruh dunia? Apakah dunia bisa benar-benar harmonis dan aman? Akankah ada bencana alam atau bencana akibat ulah manusia?" Itu semua saya tidak tahu. Namun, tak peduli bagaimanapun, harapan saya terhadap para Bodhisatwa Tzu Ching sangat besar karena kalian merupakan pilar masyarakat di masa depan dan kalian masih harus meneruskan semangat Tzu Chi.

Kalian masih memiliki banyak waktu untuk bersumbangsih di tengah masyarakat. Yang terpenting adalah kalian harus mempertahankan benih kebaikan yang ada di dalam hati kalian. Sebutir benih bisa tumbuh menjadi tak terhingga; benih yang tak terhingga tumbuh dari satu. Jadi, semoga orang-orang berikrar untuk menjadi benih yang bisa tumbuh menjadi tak terhingga.


Saya berharap dengan dedikasi kalian, benih kebaikan ini bisa tumbuh menjadi hutan Bodhi. Kita harus melindungi Bumi kita ini dengan membentuk hutan Bodhi. Kita harus membentuk hutan Bodhi untuk menginspirasi orang-orang untuk bersumbangsih dengan cinta kasih berkesadaran. Setiap orang adalah sebutir benih Bodhi. Hutan Bodhi (tumbuh dari akar yang sama) Ya. Saya berharap Bodhisatwa sekalian bisa membentuk hutan Bodhi dan berbagi akar yang sama.

Setiap orang harus berikrar untuk menjadi sebutir benih. Apakah kalian bersedia? (Bersedia) Baik. Kalau begitu, saya memiliki harapan besar terhadap kalian semua. Kita semua memiliki tekad yang sama untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Sulit terlahir sebagai manusia, kita tak patut menjalani kehidupan dengan sia-sia. Kita harus tahu dengan jelas arah untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Inilah nilai kehidupan kita.

 

Menyucikan hati manusia dengan semangat misi

Berikrar untuk menyucikan hati manusia

Mewariskan misi dengan tekad yang teguh

Benih Bodhi tumbuh berkembang menjadi hutan

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 4 November 2018

Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -