Ceramah Master Cheng Yen: Menyucikan Pikiran dengan Tulus dan Menjalin Jodoh Baik


“Hari ini, Ming-xue bertanya kepada saya mengapa di usia 70-an tahun ini saya masih sangat bersemangat. Saya berkata bahwa ini semua karena saya selalu bersyukur setiap saat dan bersyukur adalah kekuatan terbesar saya. Terlebih lagi, saya merasa sungguh dipenuhi berkah karena dapat mengikuti Master. Meski usia Master telah lanjut dan perlu mengerahkan kekuatan saat berbicara, Master terus membuka ladang berkah bagi kita. Master bahkan berikrar untuk mengubah Afrika Timur. Tiada orang yang berani menyatakan ikrar seperti ini,”
kata Chen Luo Mei-zhu relawan Tzu Chi.

“Dengan begitu banyaknya bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, Master terus mengingatkan kita untuk menanam berkah. Jadi, kita harus bersyukur. Kita semua adalah manusia biasa. Kita semua hanyalah ibu rumah tangga. Berkat bergabung dengan Tzu Chi dan dibimbing oleh Master, kita dapat menjalin jodoh baik yang sangat luas. Terlebih lagi, kita dapat memahami ketidakkekalan dan menghargai kehidupan. Oleh karena itu, kita harus bersyukur setiap saat,” pungkas Chen Luo Mei-zhu.

Kita memperoleh berkah ketika kita melakukan hal baik. Saya sungguh berterima kasih dan selalu merasa bahwa hidup saya dipenuhi berkah. Setiap hari, saya selalu bertemu dengan orang baik. Ketika bergabung dengan Tzu Chi, kita akan berjalan langkah demi langkah dengan mantap. Jalan Tzu Chi sungguh tidak mudah untuk ditapaki. Namun, para relawan perempuan dapat terus berjalan dengan sangat anggun. Setiap langkah mereka selalu menciptakan berkah bagi dunia.

Masyarakat dan dunia membutuhkan kebajikan. Hanya ketika kita berbuat baik dan menanam berkah, barulah masyarakat akan damai dan tenteram. Meski kita sering merasa bahwa kita belum melakukan banyak hal, saya sering berkata bahwa kita harus menginventarisasi nilai dalam kehidupan. Seandainya kita tidak melakukan pekerjaan Tzu Chi selama puluhan tahun ini, masyarakat kita mungkin tidak seperti sekarang. Ini semua dimungkinkan karena setiap orang telah bekerja dengan sangat tekun untuk membuka jalan dan membentangkan jalan Tzu Chi. Sungguh, kita telah melakukan ini.


Lihatlah RS Tzu Chi Taipei. Saat itu, rumah sakit masih dalam tahap pembangunan. Saat saya datang pun, pembangunan belum selesai. Namun, sebelum saya datang, anggota Tzu Cheng turun ke ruang gelap dan sempit untuk membersihkannya. Sebetulnya, tidak ada yang memperhatikan tempat itu. Namun, mereka sungguh menunjukkan ketulusan dengan membersihkan semua tempat sebelum saya datang. Meski masih dalam tahap pembangunan, bahkan keran air yang tidak terlihat pun tetap mereka bersihkan. Inilah insan Tzu Chi. Mereka melakukan hal bukan untuk dilihat orang lain. Selama diri sendiri melihat, tidak peduli jika tidak dilihat oleh orang lain.

Hendaklah kita mengintrospeksi diri. Kita juga harus menyucikan hati dan pikiran kita. Ketika lingkungan luar telah bersih, hati kita pun harus bersih. Inilah yang disebut dengan ketulusan. Sebelum melantunkan Sutra, kita akan melantunkan Gatha Pendupaan yang berbunyi, "Berkat ketulusan yang mendalam, para Buddha menampakkan diri-Nya." Sebelum melantunkan Sutra, hendaklah kita memiliki hati yang tulus. Prinsipnya sama, kita juga harus memiliki ketulusan untuk mendedikasikan diri dalam misi Tzu Chi. Kita harus menjalankannya dalam jangka panjang. Saya yakin bahwa semuanya melakukan hal ini.

Saya sering mendengar bahwa bahkan saat tidur pun, insan Tzu Chi bermimpi sedang menjalankan Tzu Chi. Saya percaya bahwa semuanya pernah mengalami hal ini. Dengan ketulusan dari hati dan pikiran, pembangunan RS Tzu Chi Xindian dapat terselesaikan. Sungguh, meski kekurangan dana, kita tetap harus membangun rumah sakit ini. Semuanya tahu jelas akan hal ini.  Ada orang yang bertanya, "Master, Anda tidak memiliki uang, tetapi mengapa ikrar Anda sungguh besar?" Saya berkata, "Yakin diri sendiri tidak memiliki pamrih dan yakin setiap orang memiliki cinta kasih."


Selama saya membangun ikrar, semuanya akan memiliki ikrar yang sama dengan saya. Jumlah orang yang banyak menghasilkan kekuatan yang besar. Insan Tzu Chi senantiasa menggalang Bodhisatwa dunia. Sesungguhnya, ketika memegang kotak cinta kasih untuk menggalang dana di jalan, kita melakukannya bukan demi uang, melainkan untuk menggalang cinta kasih orang-orang.

“Seorang donatur bernama Xu Hui-xing datang ke Kompleks Tzu Chi Sanchong dan berkata bahwa dia ingin menyumbangkan dana. Tentu saja, kami merasa sungguh senang. Kemudian, kami berkata kepadanya, ‘Apakah Anda ingin berpartisipasi dalam kegiatan kami? Gempa Turki sungguh memilukan. Kami akan turun ke jalan untuk menggalang dana. Apakah Anda ingin ikut dengan kami?’ Dia langsung menyetujuinya dan mengajak pula seorang temannya untuk bergabung,” kata Chen Li-xiu relawan Tzu Chi.

“Kami senantiasa mendampinginya sehingga dia merasa tersentuh. Setelah itu, dia terinspirasi untuk bergabung di Tzu Chi dan selalu mengikuti kegiatan bedah buku. Ada satu kisah yang lebih menyentuh. Saat menggalang dana di pasar malam, kami bertemu dengan orang Turki dan dia berkata, ‘Jarak Taiwan dan Turki sungguh jauh. Namun, kalian tetap menggalang dana bagi kami.’ Dia sangat tersentuh dan memeluk kami,” pungkas Chen Li-xiu.

Kita telah menggalang cinta kasih bagi korban bencana gempa Turki. Kita harus memberi tahu orang lain tentang apa yang telah Tzu Chi lakukan. Saya berharap kita semua dapat terus mengingat sejarah Tzu Chi. Hendaklah kita menyusun setiap kisah kita. Ini akan menjadi seperti Sutra Agama dalam 12 Bagian Tripitaka.


Setiap orang memiliki kisah masing-masing tentang bagaimana dapat bergabung dengan Tzu Chi dan apa saja misi Tzu Chi yang telah dijalankan. Saya selalu merasa bahwa hal paling benar dalam kehidupan saya kali ini ialah menjalankan Tzu Chi. Saya percaya pasti semuanya juga berpikir bahwa sepanjang kehidupan ini, tidak peduli seberapa besar karier kita, itu bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan. Namun, ketika kita menjalankan Tzu Chi, itu merupakan hal yang sangat membanggakan karena kita telah meningkatkan nilai kehidupan kita.

Jika Anda memberi tahu jumlah uang yang Anda miliki, orang lain tidak akan peduli dengan hal itu. Namun, jika Anda menceritakan tentang hal baik, orang lain mungkin akan memuji Anda dan meminta Anda untuk mengajaknya. Dengan cara ini, semua orang akan merasa senang. Asalkan kita mau menceritakannya kepada orang lain, mereka akan mengikuti kita. Inilah cara menginspirasi orang lain.

Sebelum mencapai kebuddhaan, Bodhisatwa harus menjalin banyak jodoh baik. Tanpa jalinan jodoh yang baik, sulit bagi kita untuk menginspirasi orang lain. Melihat bagaimana kalian melangkah dengan mantap dan bersumbangsih dengan tulus, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian. Kalian juga telah menginspirasi anak-anak, terutama Tzu Shao, Tzu You, dan Tzu Ching. Kita harus memandang anak-anak muda di seluruh dunia sebagai anak kita sendiri. Jadi, kalian harus mengasihi mereka dengan hati orang tua dan hati Bodhisatwa. Begitulah cara kita menjalin jodoh baik dengan tulus.

Sebelum mencapai kebuddhaan, kita harus terlebih dahulu menjalin jodoh baik. Kalian semua sungguh layak disebut sebagai Bodhisatwa. Begitulah Bodhisatwa. Bodhisatwa terjun ke tengah masyarakat untuk melakukan aktivitas bajik. 

Orang-orang dengan kebajikan unggul berkumpul bersama
Membentangkan jalan untuk menciptakan berkah dan pahala
Menyucikan pikiran dengan tulus dan menginspirasi secara luas
Membawa manfaat bagi semua makhluk dan menjalin jodoh baik 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 29 Juli 2023
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -