Ceramah Master Cheng Yen: Merasakan Manisnya Hidup pada Usia Lanjut

Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun di Hualien tahun ini, saya melihat tiga kapal Dharma yang dipersembahkan oleh staf administrasi, staf misi pendidikan, dan staf misi kesehatan. Kepala rumah sakit dan kepala sekolah juga turut berpartisipasi. Dalam pementasan adaptasi Sutra Bhaisajyaguru, para partisipan yang terus melangkah maju dengan langkah yang mantap menggambarkan bahwa tidak peduli betapa banyaknya rintangan di dunia ini dan betapa sulitnya perjalanan, mereka tetap akan maju selangkah demi selangkah. Saya juga mendengar dr. Lee Jen-jyh mengatakan bahwa saat datang ke Hualien, dia berusia 36 tahun. Tahun ini, dia sudah berusia 63 tahun. Selama hampir 30 tahun, dia mendedikasikan diri di wilayah timur Taiwan. dr. Lee beserta timnya telah berhasil mengurangi kasus tuberculosis (TBC) dan tingkat kematian akibat penyakit ini. Jasa mereka sungguh sangat besar. Interaksi antara dr. Lee dan para pasien sungguh penuh keakraban. Ini sungguh membuat orang sangat tersentuh.

Kali ini, acara Pemberkahan Akhir Tahun juga dihadiri oleh para tamu dari tujuh negara dan wilayah. Tamu dari Filipina berjumlah lebih dari 70 orang. Tujuan mereka datang ke sini adalah untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas sumbangsih insan Tzu Chi pascatopan Haiyan yang telah memulihkan ekonomi setempat dan menenteramkan hidup warga. “Pertama, kami berterima kasih kepada Master Cheng Yen dan Yayasan Buddha Tzu Chi atas segala bantuan dan semua yang telah kalian lakukan untuk kami. Kami berharap warga kami dapat seperti para relawan Tzu Chi dan menjadi orang yang penuh cinta kasih, kebajikan, dan welas asih,” ucap Remedios L. Petilla, Wali kota Palo, Filipina.

Acara Pemberkahan Akhir Tahun pada sore hari dihadiri oleh para anggota komite dan calon komite dari Hualien dan Taitung yang akan menjalani pelantikan. Setiap orang membangkitkan kekuatan. Dahulu, saya selalu sangat khawatir bahwa jumlah relawan di Hualien akan berkurang. Namun, kali ini, saya melihat banyak relawan muda. Selain itu, para relawan senior juga berpartisipasi dalam pementasan dengan penuh kekuatan. Lebih dari seribu orang bergerak dengan serempak. Baik di atas maupun di bawah panggung, semuanya sangat rapi. Melihat pemandangan ini, saya bisa merasa tenang. Yang lebih menggembirakan adalah melihat insan Tzu Chi Hualien menerapkan pendidikan sosial hingga ke lembaga pemasyarakatan. Sore itu, seorang sipir datang bersama tiga orang mantan narapidana untuk berbagi pengalaman mereka. Mereka bertiga merupakan orang yang berpotensi dan telah mengubah kehidupan mereka dari kegelapan menuju kecerahan. Mereka telah meninggalkan kegelapan. Kini, mereka tekun melangkah maju menuju masa depan yang cerah. Mereka semua memiliki kekuatan ikrar. Berhubung ada yang ingin menjadi pejabat pembuat akta tanah, kita pun membantunya mengikuti kursus. Di lembaga pemasyarakatan, mereka melanjutkan pendidikan ke SMP dan SMA. Mereka belajar dengan sepenuh hati. Setiap orang memiliki cita-cita masing-masing. Kini, mereka bertekad dan berikrar untuk memulai hidup baru. Mereka bahkan merekam sebuah video untuk mengucapkan selamat Tahun Baru kepada saya.

“Semoga Master Cheng Yen sehat selalu. Tahun ini, saya tidak akan melanggar aturan." (kata seorang penghuni Lembaga Pemasyarakatan)

Master, selamat Tahun Baru Imlek! Saya sedang berusaha berhenti merokok. Saya berharap bisa berhasil."

Pada tahun 2016, kami harus berhasil berhenti merokok.

Pada tahun 2016, saya akan kembali ke rumah menjadi anak baik yang berbakti kepada orang tua. Master, selamat Tahun Baru Imlek!” (kata seorang penghuni Lembaga Pemasyarakatan)

Meski belum keluar dari lembaga pemasyarakatan, mereka tetap membangkitkan ikrar. Ini sangat mengharukan. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih dan sumbangsih insan Tzu Chi yang tulus. Namun, meski memiliki cinta kasih yang tak terbatas dan jalinan kasih sayang yang tak berujung, tetapi masih ada tempatyang belum bisa kita jangkau. Kita bisa melihat kekeringan di Ethiopia. Kekeringan dalam jangka panjang telah menimbulkan bencana kelaparan yang membuat orang tidak tega melihatnya.

Kita juga bisa melihat Guatemala. Sungguh, kehidupan warga Guatemala sangat menderita. Kehidupan masyarakat lapisan bawah sangat sulit. Banyak anak yang putus sekolah dan bekerja secara ilegal. Ini menunjukkan bahwa dunia penuh penderitaan. Selain orang-orang yang hidup kekurangan, juga ada banyak orang yang hidup menderita. Jumlah pengungsi terus meningkat. Orang yang menderita sungguh banyak. Kita bisa melihat bahwa kini cuaca di Eropa begitu dingin. Serbia sudah tidak mampu membantu para pengungsi yang melintasi wilayah mereka. Untuk membantu pengungsi yang melintas saja, negara tersebut sudah mulai merasa berat. Karena itu, negara ini mulai mengajak organisasi-organisasi kemanusiaan untuk membantu mereka. Sepucuk surat berisi permohonan bantuan dikirimkan ke Taiwan lewat negara lain. Lalu, Kementerian Luar Negeri meneruskan surat ini kepada Tzu Chi. Surat ini ditujukan kepada Tzu Chi dengan harapan Tzu Chi dapat membantu Serbia.

Insan Tzu Chi di Eropa mengemban tanggung jawab untuk melakukan survei dan lain-lain. Kemudian, relawan kita berkata kepada saya bahwa di Serbia, salah satu barang bantuan yang dibutuhkan para pengungsi adalah sehelai mantel bulu untuk menghadapi cuaca yang dingin. Saya meminta relawan kita untuk membantu mereka dengan segenap tenaga. Selain mantel bulu, saya juga meminta relawan kita untuk mengevaluasi barang bantuan apa saja yang dibutuhkan oleh para pengungsi. Mengenai barang bantuan, seperti selimut dan sebagainya, saya menyarankan mereka untuk membeli di sana. Jika dikirimkan dengan kapal dari Taiwan, maka akan tercipta semakin banyak emisi karbon dan memperburuk kondisi iklim. Benar, waktu terus berlalu. Semakin cepat kita memberikan barang kebutuhan bagi para pengungsi, maka semakin cepatdan semakin banyak orang yang tertolong. Singkat kata, orang yang menderita masih sangat banyak. Yang paling dibutuhkan adalah setiap orang membangkitkan cinta kasih.

Mendedikasikan diri di wilayah timur Taiwan dengan tekad yang tidak tergoyahkan

Mengungkapkan rasa terima kasih kepada Tzu Chi

Mengubah kehidupan orang lain dengan sumbangsih yang tulus

Mengantarkan kehangatan dan cinta kasih pada saat yang tepat di musim dingin

Sumber: Lentera Kehidupan tanggal 1 Februari 2016 - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Februari 2016

Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 3 Februari 2016

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -