Ceramah Master Cheng Yen: Mercusuar Tzu Chi Membawa Kecemerlangan bagi Dunia


Saya bersyukur dalam Pemberkahan Akhir Tahun yang diadakan setiap tahunnya, saya dapat membagikan angpau demi angpau yang melambangkan doa saya. Tahun ini, kita juga menggunakan uang logam 50 sen. Nilainya sangat kecil, tetapi maknanya sangat besar.

Saya masih ingat pada bulan pertama berdirinya Tzu Chi, saya berkata pada 30 ibu rumah tangga, "Jika ingin saya menetap di Hualien, kalian harus melakukan satu hal. Jika kalian bisa melakukannya, saya akan selamanya menetap di Hualien." Saya meminta 30 ibu rumah tangga ini untuk menyisihkan 50 sen setiap hari.

Saya juga berkata pada mereka, "Ingatlah untuk memberi tahu para pedagang bahwa kalian menyisihkan 50 sen setiap hari." Mereka berkata, "Master, itu tidak perlu." Saya berkata, "Itu untuk menginspirasi cinta kasih." Demikianlah, orang yang berdonasi makin lama makin banyak sehingga kekuatan yang terhimpun pun makin besar. Demikianlah Tzu Chi dimulai.

Di Tzu Chi, saya berharap setiap orang dapat menggenggam jalinan jodoh untuk menyebarkan semangat ini. Ini juga disebut menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Mari kita membangkitkan niat baik setiap hari dan mempraktikkannya secara nyata.


Kini, insan Tzu Chi membagikan celengan bambu ke toko-toko dan direspons dengan antusias oleh para pemilik toko. Kita bisa melihat celengan bambu yang diletakkan di berbagai toko. Berhubung kini dunia penuh dengan bencana, kita harus menciptakan berkah bagi dunia dengan menolong orang yang membutuhkan.

Di negara mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi akan menyalurkan bantuan di sana. Ini membutuhkan himpunan cinta kasih dari setiap insan mulia di Taiwan. Demikianlah kita menciptakan berkah. Saat setiap orang menciptakan berkah, akan terbentuk energi berkah yang dapat menghalau bencana.

Saudara sekalian, Tzu Chi dapat menyalurkan bantuan bencana ke berbagai negara berkat orang-orang di Taiwan yang terus menghimpun kekuatan cinta kasih. Berkat akumulasi donasi kecil dari banyak orang, kita dapat berusaha semaksimal mungkin untuk menolong orang-orang di Taiwan. Dana yang berlebih juga terus terakumulasi.

Saat negara lain dilanda bencana, kita kembali mengimbau orang-orang di Taiwan dan seluruh dunia untuk menghimpun kekuatan. Demikianlah Tzu Chi memberikan bantuan di Taiwan hingga seluruh dunia. Sama seperti di Taiwan, Tzu Chi juga berkembang di berbagai negara. Di setiap negara, para relawan kita berbagi tentang Tzu Chi dan menjalankan Tzu Chi.


Dalam hidup ini, hendaklah setiap orang berbuat baik. Asalkan ada yang mengajak, pasti akan ada yang merespons. Karena itulah, di berbagai negara, kita bisa mendirikan banyak Kantor Tzu Chi. Saat negara-negara ini dilanda bencana, kita akan bergerak untuk membantu. Selain membantu warga setempat yang membutuhkan, kita juga akan menginspirasi cinta kasih mereka.

Setelah memberikan bantuan darurat, kita juga memberikan bantuan jangka menengah dan jangka panjang. Saat memberikan bantuan jangka menengah dan panjang, biasanya kita sudah menginspirasi relawan lokal. Demikianlah Tzu Chi berjalan selangkah demi selangkah.

Kini, insan Tzu Chi di seluruh dunia sangat tekun dan bersemangat. Kita yang berada di Taiwan hendaknya lebih bersungguh hati. Kita harus terus menjalankan Tzu Chi dan menghimpun cinta kasih terbanyak karena dari sinilah Tzu Chi berasal. Saya berharap Tzu Chi Taiwan dapat memancarkan cahaya yang paling cemerlang. Semoga mercusuar Tzu Chi di Taiwan makin tinggi dan dapat memancarkan cahaya yang makin cemerlang.

Mercusuar yang tinggi dan cahayanya yang cemerlang dapat menyinari dunia yang luas ini dapat menyinari dunia yang luas ini sehingga semua orang dapat melihatnya. Dengan adanya cahaya yang cemerlang ini, semua orang bisa melihat harapan dan kecemerlangan. Saya berharap Tzu Chi di seluruh dunia dapat memiliki mercusuar yang lebih tinggi dan memancarkan cahaya yang lebih cemerlang.


Murid-murid Jing Si dari wilayah tengah Taiwan berikrar dengan ketulusan tertinggi untuk melakukan daur ulang dengan kedua tangan yang bertepuk serta mempertahankan tekad awal dan semangat celengan bambu. Sebagai murid yang dekat di hati Master, kami akan terus mengemban misi Tzu Chi. Sebagai murid yang dekat di hati Master, kami akan terus menapaki Jalan Bodhisatwa.”

Bodhisatwa sekalian, saya bersyukur pada kalian. Bersyukur adalah kata terindah di dunia ini. Berhubung kalian terus-menerus bersumbangsih, tentu saya harus terus-menerus bersyukur. Keindahan terletak pada sumbangsih yang penuh cinta kasih. Yang saya rasakan dan bisa saya sampaikan hanyalah rasa syukur saya.

Kita memuji dan membalas kebaikan satu sama lain. Semua ini berkat adanya cinta kasih. Para Bodhisatwa daur ulang kita mengasihi dan melindungi bumi. Hendaklah kita bertekad untuk mengumpulkan barang daur ulang yang dibuang dan membersihkannya agar bisa dimanfaatkan kembali. Demikianlah kita memanfaatkan kembali sumber daya.

Di dunia ini, semua orang dan materi memiliki kesempatan untuk memulai hidup baru. Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih kalian. Saya tidak bisa melakukannya secara langsung. Namun, dalam hati saya, saya senantiasa bersyukur pada kalian. Saya bersyukur dan mendoakan kalian. Semoga kalian bisa bersatu dalam cinta kasih dari tahun ke tahun serta mengerahkan cinta kasih kalian dan menyebarkannya ke seluruh dunia setiap hari.

Membangkitkan niat baik dengan praktik celengan bambu
Menghimpun tetes demi tetes donasi untuk menciptakan berkah besar
Bersyukur atas sumbangsih orang lain dan saling memuji
Mercusuar Tzu Chi membawa kecemerlangan bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Desember 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 06 Desember 2025
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -