Ceramah Master Cheng Yen: Mewarisi Tekad Guru dan Cinta Kasih Tanpa Batas


“Sejak Kantor Cabang Tzu Chi Chicago berdiri, kami mengadakan kebaktian setiap hari Minggu. Sejak tahun lalu, kami berdoa dengan tulus setiap malam. Kami bergandengan dan bersatu hati untuk berdoa dalam jaringan bagi semua makhluk. Setiap bulan, ada lebih dari enam ribu orang yang berpartisipasi dalam acara doa bersama ini. Pada tahun 2020, ada lebih dari 60 ribu partisipan,” tutur Xie Ji Jie, Ketua Kantor Cabang Tzu Chi Chicago.

Saya mendengar bahwa kalian sangat tekun mendalami Dharma. Saya juga merasakan bahwa para relawan senior dalam keluarga besar Tzu Chi Chicago telah menyerap ajaran saya ke dalam hati dan membina banyak anak muda dengan cinta kasih. Melihat para anggota Tzu Ching mempelajari dan menyebarkan Dharma, saya merasa tenang.

Saya berharap dengan mempelajari dan menyebarkan Dharma dengan hati yang tulus, mereka dapat mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan untuk menganalisis secara lebih mendalam tentang segala hal dan materi di dunia ini agar bisa memahami kebenaran yang tak berwujud dari sesuatu yang berwujud. Ini merupakan kenikmatan batin dan jiwa kebijaksanaan yang abadi. Inilah yang bisa terus berlanjut dan diwariskan dari kehidupan ke kehidupan.

Jalan Bodhisatwa adalah jalan yang abadi, panjang, dan tanpa batas, termasuk batasan usia. Kehidupan kita bukan hanya satu kali dan jiwa kebijaksanaan kita tanpa batas. Karena itu, setelah meninggal dunia, kita akan kembali lagi. Jalan kita adalah Jalan Bodhisatwa yang pemandangannya sangat indah, tetapi tidak membuat kita tersesat.

 

Jalan ini sangat cemerlang sehingga kita bisa pulang pergi tanpa menyimpang sedikit pun. Saat ini, kita harus mempelajari dan menyebarkan Dharma serta membuka Jalan Bodhisatwa kita sendiri dengan Dharma. Kita harus menghimpun kekuatan bersama.

Bodhisatwa sekalian, usia kehidupan kita berkurang seiring berlalunya waktu. Sehari berlalu, kehidupan kita berkurang sehari. Sedetik berlalu, kehidupan kita berkurang sedetik. Karena itulah, kita harus bermawas diri.

Apakah kita menyia-nyiakan waktu? Apakah kita hanya hidup demi diri sendiri? Kita harus lebih menghargai diri sendiri dan hidup demi diri sendiri. Namun, yang lebih penting, kita harus terus melangkah maju untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Inilah nilai kehidupan kita.

Dengan menyerap dan mempraktikkan Dharma di dunia ini, kita dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jika hanya mendengar Dharma, kita akan tetap menjadi makhluk awam. Dharma harus diserap ke dalam hati. Karena itulah, saya terus berkata bahwa usia kehidupan kita berkurang seiring waktu berlalu. Saya berulang kali mengulas hal ini karena saya tidak ingin menyia-nyiakan waktu.

Saya berharap semua ajaran saya bermanfaat bagi orang-orang. Dengan demikian, barulah saya bisa berkata pada diri sendiri, "Kehidupan saya bernilai." Sungguh, saya merasa bahwa kehidupan saya bernilai. Kehidupan saya di dunia ini bernilai karena saya memiliki sekelompok besar murid yang dapat mewariskan ajaran saya.


Bodhisatwa sekalian, jalan yang lapang ini sudah mulai terbentuk. Di jalan ini, kita menyaksikan bagaimana Bodhisatwa dunia membawa manfaat bagi dunia dan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Kini dunia ini penuh dengan penderitaan. Kita hendaknya menghibur orang yang menderita, melenyapkan penderitaan mereka, dan mewariskan Dharma pada mereka agar mereka dapat menghapus kegelapan dan noda batin serta cahaya kebijaksanaan dapat menyinari hati mereka.

Kita harus mengimbau mereka untuk membuka pintu hati, membebaskan diri dari noda batin, dan bersumbangsih di tengah masyarakat. Bodhisatwa sekalian, coba kalian renungkan. Apakah kalian menyerap Dharma ke dalam hati? Apakah kalian membuka pintu hati untuk memancarkan cahaya batin kalian guna membimbing orang lain?

Kini para relawan di Chicago masih membimbing orang-orang dengan cinta kasih dan mewariskan Dharma dengan kebijaksanaan. Kalian membimbing orang dengan cinta kasih dan mewariskan Dharma dengan kebijaksanaan. Inilah yang paling membuat saya terhibur dan gembira.

Di seluruh dunia, saya memiliki banyak murid yang menapaki jalan yang sama dengan saya dengan kesatuan hati, tekad, dan ikrar. Bagaimana bisa saya tidak berpuas diri? Saya sungguh sangat berpuas diri. Tentu saja, saya selalu berharap ada lebih banyak orang yang mewariskan Dharma. Ini merupakan bukti bahwa jiwa kebijaksanaan saya masih ada di dunia ini. Jadi, Bodhisatwa sekalian, berjuanglah.

 

Kehidupan manusia memang tidak kekal. Demikianlah hukum alam. Kini saya terus melapangkan kondisi batin saya. Saya bisa merasakan kondisi batin yang damai. Ini adalah kondisi batin yang sangat indah. Saudara sekalian, mari kita bersungguh hati untuk menyebarkan Dharma. Dengan menyebarkan Dharma di dunia ini, barulah jiwa kebijaksanaan kalian bisa bertumbuh. Terima kasih.

Mendengar kalian tekun melatih diri, saya sangat gembira. Mendengar kalian hidup tenteram, saya sangat tenang. Kita tetap harus memperhatikan saudara se-Dharma. Saya berharap setiap hari, kalian dapat memanfaatkan teknologi dan ponsel untuk menyebarkan ajaran saya dan ajaran kebaikan yang ada dalam ingatan kalian guna menginspirasi kerabat dan teman kalian.

Selain itu, ingatlah untuk menginspirasi cinta kasih menyeluruh dengan menyosialisasikan vegetarisme. Kini pandemi COVID-19 sangat serius. Saya terus berkata bahwa saya sangat cemas. Saya sungguh sangat cemas. Saudara sekalian, mari kita bersungguh-sungguh menjaga kesehatan fisik dan batin diri sendiri serta melindungi semua makhluk dengan kesungguhan hati dan cinta kasih.

Tidak peduli yang kita kenal atau tidak, yang akrab dengan kita atau tidak, kita harus memperhatikan semua orang. Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk mencurahkan perhatian dan menyosialisasikan vegetarisme. Sungguh, kini sudah waktunya. Semoga ajaran saya dapat membimbing semua makhluk dan meresap ke dalam hati kalian agar kalian juga dapat menyebarkan Dharma dan membimbing semua makhluk. Kita harus meneruskan estafet ini untuk meneruskan jiwa kebijaksanaan kita.

Menyelami kebenaran sejati dan menyerap air Dharma
Mewarisi tekad Guru dan cinta kasih tanpa bata
Menyadari ketidakkekalan dan menghargai waktu
Selalu melangkah maju dengan welas asih dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 April 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 25 April 2021
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -