Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan dan Mengibarkan Panji Ajaran

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Setahun sekali kita mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Saya juga selalu datang setiap tahun. Tahun ini saya masih bisa datang ke sini untuk mendoakan kalian dengan hati yang tulus. Kita harus menggenggam jalinan jodoh yang sangat luar biasa ini.

Buddha datang ke dunia demi satu tujuan penting, yakni untuk membimbing kita agar kita memahami cara melangkah dari tataran awam menjadi Bodhisatwa. Buddha mengajarkan praktik Bodhisatwa kepada kita.

Selama perjalanan kali ini, saya bertemu dengan banyak relawan Tzu Chi yang berbagi tentang kehidupan mereka yang pernah tersesat. Setelah mengenal Tzu Chi, mereka mulai mengubah pola pikir dan mengubah kehidupan mereka yang sebelumnya berada dalam kesesatan menjadi Bodhisatwa dunia yang bijaksana dan bisa menciptakan berkah bagi dunia. Mendengar kisah yang mereka bagikan, saya sangat tersentuh.

 

Relawan Tzu Chi bersumbangsih layaknya Bodhisatwa yang membimbing dunia dan mengubah dunia ini menjadi ladang pelatihan. Kondisi batin Bodhisatwa sangatlah murni dan jernih. Kita harus melenyapkan ketamakan, kebencian, kebodohan, keraguan, dan kesombongan. Ini adalah lima racun di dalam hati makhluk awam. Saat terdapat ketamakan di dalam hati, kita akan melukai diri sendiri. Selain itu, kita juga akan menghalalkan segala cara, bahkan melukai orang lain demi keuntungan pribadi.

Karena populasi yang terus bertambah dan besarnya nafsu keinginan manusia, Bumi terus dirusak melampaui batas toleransinya. Dahulu alam sangatlah hijau dan mengandung daya hidup. Banyak gunung yang hijau dan subur. Namun, akibat penebangan yang berlebihan, fungsi konservasi air dan tanah juga mengalami kerusakan.

Pegunungan kehilangan fungsi dan kemampuannya untuk menyerap air hujan. Karena itu, begitu turun hujan lebat, tidak ada akar untuk menahan tanah karena pohon-pohon telah ditebang. Tidak ada daun, ranting, dan batang pohon untuk menyerap air hujan.

Dahulu, air hujan selalu diserap oleh daun, ranting, batang, dan akar pohon, lalu perlahan-lahan dilepaskan ke tanah. Kini pegunungan sudah kehilangan fungsi itu karena manusia telah merusak dan menebang pohonnya. Jadi, manusia merusak alam dan gunung demi memenuhi nafsu keinginan. Ini telah melebihi batas toleransi alam.

 

Sesungguhnya, alam telah menyediakan berbagai sumber daya agar manusia dapat hidup dengan aman dan tenteram. Namun, manusia malah merusak alam. Kini kita sudah kehabisan waktu untuk menyadarkan manusia.

Saya ingat pada belasan tahun lalu, saya terus mengatakan bahwa sudah tiada waktu lagi.

Di dalam kitab sejarah Tzu Chi, kalian dapat mendengar ceramah saya yang dahulu. Kita sungguh tidak punya waktu lagi untuk menyelamatkan Bumi. Bagaimana agar manusia dapat hidup aman dan tenteram? Setiap orang harus menabung berkah. Jika manusia tidak menciptakan berkah, dunia tidak akan aman dan tenteram.

Ada ungkapan berbunyi, "Keluarga yang berbuat baik pasti akan penuh berkah." Jika setiap keluarga berbuat baik dan hidup penuh berkah, secara alami kehidupan di komunitas dan masyarakat juga akan harmonis. Singkat kata, setiap orang di masyarakat harus menyucikan hati sendiri.

 

Saat setiap orang tahu berpuas diri dan tahu untuk menciptakan berkah, secara alami kehidupan masyarakat akan harmonis. Saat setiap orang berbuat baik dan bajik, secara alami dunia ini akan aman dan tenteram.

Relawan Tzu Chi di seluruh dunia senantiasa menghimpun kekuatan cinta kasih. Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi di seluruh dunia. Kalian semua adalah generasi pertama Tzu Chi. Karena itu, kita harus bekerja keras untuk mewariskan semangat dan nilai Tzu Chi kepada generasi-generasi penerus.

Belakangan ini kita sering mendengar tentang, "Dari kehidupan ke kehidupan dan dengan sepenuh hati, berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk." Kita harus terus mewariskan ajaran Buddha dan semangat Bodhisatwa di dunia. Kita juga harus terus bersumbangsih bagi semua orang yang menderita di dunia ini. Inilah yang disebut Bodhisatwa dunia.

Bodhisatwa sekalian, kita harus membangun ikrar dan tekad luhur, menciptakan berkah, serta membina kebijaksanaan. Ini yang disebut mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan.

 

“Kami murid Jing Si, berikrar dan bertekad di hadapan Master. Kami akan bahu-membahu dengan satu tangan, ratusan tangan, bahkan ribuan tangan. Saat Master mengimbau dengan lembut, kami akan berusaha untuk menjalankannya. Dalam misi amal Tzu Chi, kami akan membuka dan membentangkan jalan untuk membimbing lebih banyak Bodhisatwa dunia. Kami akan mewariskan dan mendampingi. Dalam misi kesehatan, kami akan menjangkau orang-orang yang menderita. Kami akan mempraktikkan Enam Paramita dan menjalankan yang sulit dijalankan. Kami akan mengemban tanggung jawab. Dalam misi pendidikan, kami akan lebih giat mendengar Dharma dan melatih diri. Dalam misi budaya humanis, kami akan selalu mengingat pelajaran besar. Kami akan bervegetaris dan menyosialisasikan vegetarisme. Kami semua akan bervegetaris.”

Saya telah mendengar ikrar kalian dan menyimpan setiap kata di dalam hati saya.

Bodhisatwa sekalian, kalian harus selamanya berusaha untuk memperluas Jalan Bodhisatwa ini. Semoga kita bisa selalu mempertahankan tekad pada saat ini. Kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa ini dari kehidupan ke kehidupan dan dengan sepenuh hati.

Bendera Buddhis telah berkibar. Bendera Tzu Chi juga telah berkibar di tengah sumbangsih para Bodhisatwa dunia. Saya merasa tenang dan sangat bersyukur.

Saya mendoakan kalian dengan tulus. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa ini, kalian harus melangkah dengan mantap dan tekun.

Saling mendampingi dengan kebajikan dan cinta kasih dalam menapaki Jalan Bodhisatwa
Melenyapkan lima racun untuk melangkah keluar dari tataran awam menuju kesucian
Menjaga kelestarian lingkungan serta membina berkah dan kebijaksanaan
Mengalirkan aliran jernih dan menyebarkan keyakinan benar

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Januari 2021           
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Januari 2021
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -