Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Dharma lewat Sumbangsih Nyata


Bodhisatwa sekalian, saya sangat sukacita dalam perjalanan kali ini, saya mendengar para relawan kita berbagi pengalaman masing-masing. Semua orang berbagi tentang kisah masa lalu mereka dan jalinan jodoh yang membuat mereka mengenal Tzu Chi, menjalankan Tzu Chi, dan membantu satu sama lain. Kisah yang mereka bagikan sungguh membuat orang tersentuh dan terinspirasi. Kehidupan mereka sungguh bernilai.

Dalam pementasan adaptasi Sutra di Stadion Changhua selama beberapa hari ini, saya melihat semua orang memasuki lokasi dengan tertib. Setiap orang berdiri atau duduk di posisi masing-masing yang telah ditentukan untuk membentuk formasi. Saat kamera merekam seluruh formasi dari jauh, pemandangan yang terlihat sangatlah menakjubkan dan indah. Setiap relawan mengenakan warna pakaian sesuai kebutuhan formasi. Mereka mengenakan seragam dan berdiri di posisi yang telah ditentukan.

Perlahan-lahan, mereka membentuk formasi yang sangat indah. Ada lingkaran kecil, lingkaran menengah, dan lingkaran besar. "Tiga lingkaran" terdengar mirip dengan "tiga ribu" dalam bahasa Mandarin. Formasi tiga lingkaran itu melambangkan Tiga Ribu Sistem Seribu Dunia Besar. Saya bisa melihat para relawan kita membentuk lingkaran demi lingkaran. Pemandangan itu sungguh sangat indah.


Pencahayaan di atas panggung juga sangat teratur. Cahaya menyoroti orang-orang yang tampil dalam pementasan tersebut. Saya sungguh sangat tersentuh. Terlebih lagi, setelah pementasan adaptasi Sutra Makna Tanpa Batas dimulai, layar di atas panggung juga menampilkan pemandangan yang nyata di Nepal, tanah kelahiran Buddha. Kini, para relawan kita pun telah menjangkau tanah kelahiran Buddha. Relawan Tzu Chi dari Malaysia dan tim dokumentasi kita telah pergi ke sana. Mereka juga merekam tanah kelahiran Buddha dari udara dan menjangkau Desa Sujata.

Selama bertapa, Buddha pernah kelaparan dan kekurangan gizi sehingga jatuh pingsan di desa tersebut. Melihat Buddha yang jatuh pingsan, seorang gadis gembala segera membantu-Nya bangun dan mempersembahkan susu kambing. Susu kambing ini memulihkan stamina-Nya sehingga diri-Nya perlahan-lahan sadar. Setelah stamina-Nya pulih dan beristirahat, pikiran-Nya menjadi sangat jernih. Jadi, Buddha menenangkan pikiran di sana dan terus bertapa.

Suatu hari, Buddha perlahan-lahan membuka mata-Nya. Seketika itu juga, hati dan pikiran-Nya menyatu dengan alam semesta, bagai listrik yang tiba-tiba terhubung. Setelah hati dan pikiran-Nya menyatu dengan seluruh alam semesta, Buddha pun memahami semua prinsip kebenaran. Jadi, ajaran Buddha mencakup segala sesuatu di alam semesta.


Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Hati, Buddha, dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus menjaga pikiran dengan baik. Berhubung telah memahami kebenaran, kita hendaknya tidak menyimpang sedikit pun. Demikianlah hendaknya kita meneladan Buddha.

Buddha Sakyamuni telah mencapai pencerahan, sedangkan kita para makhluk awam masih diliputi delusi. Dalam meneladan Buddha, kita harus terus menyesuaikan arah tujuan kita hingga searah dengan Buddha. Ini tidaklah mudah.

Bodhisatwa sekalian, insan Tzu Chi sungguh dipenuhi berkah. Kita meneladan Buddha untuk menuju arah yang benar, lalu menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita menapaki Jalan Bodhisatwa selangkah demi selangkah dengan mantap. Selain itu, kita juga harus tekun dan bersemangat. Kita terus melangkah maju di jalan ini selangkah demi selangkah dengan mantap.

Bodhisatwa sekalian, saya menaruh harapan pada kalian. Kini, dunia ini sangat membutuhkan Anda, saya, dan dia. Kita harus menjaga tekad pelatihan orang lain, juga harus menjaga arah tujuan kita. Untuk itu, kita harus memotivasi dan membantu satu sama lain. Bodhisatwa sekalian, inilah yang disebut mewariskan Dharma. Jangan merasa bahwa kalian tidak menyebarkan Dharma. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, semua orang menyebarkan Dharma dengan bersumbangsih. Kehidupan kalian sebelum mengenal Tzu Chi dan setelah bergabung dengan Tzu Chi sangatlah berbeda.


Belakangan ini, saya terus mengimbau orang-orang untuk menyosialisasikan vegetarisme. Mungkin ada orang yang akan berkata, "Dahulu, Master tidak pernah mengimbau untuk menyosialisasikan vegetarisme. Mengapa kini mengimbau demikian?" Dalam setiap ceramah saya, saya mengimbau untuk menyosialisasikan vegetarisme demi membangkitkan cinta kasih orang-orang.

Demi ajaran Buddha dan semua makhluk, kita harus tekun dan bersemangat melatih diri serta membawa manfaat bagi orang banyak. Asalkan kita memiliki arah yang benar serta tekun dan bersemangat melatih diri, kita bisa membawa manfaat bagi dunia. Jika kita hanya berfokus melatih diri tanpa memedulikan dunia ini, itu tidak termasuk tekun dan bersemangat, melainkan hanya membawa manfaat bagi diri sendiri dengan egois. Kita hendaknya membawa manfaat bagi semua makhluk. 

Menampilkan formasi yang menakjubkan dalam pementasan adaptasi Sutra
Memahami dan mempraktikkan kebenaran untuk mewariskan Dharma
Menyosialisasikan vegetarisme untuk membangkitkan cinta kasih dan menjaga tekad pelatihan
Tekun membawa manfaat bagi orang banyak dengan praktik Bodhisatwa

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 01 Agustus 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 03 Agustus 2023
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -