Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Dharma, Menghimpun Kebajikan, dan Menyucikan Hati Manusia
“Serial drama ‘Rambut Perak’ ini menampilkan kisah 6 relawan di masa awal Tzu Chi. Sosok di tengah adalah Kakak Gao Ai yang banyak dikenal. Demi pembangunan rumah sakit, beliau rela menyumbangkan uang hasil kerjanya menyapu Jembatan Huazhong selama 9 tahun. Kami berkesempatan membawa calon pemeran untuk bertemu langsung dengan Kakak Gao Ai,” kata Gao Zheng-ping, Kepala pusat kreatif konten drama Da Ai TV.
“Saat itu, beliau bertanya kepada sang pemeran, ‘Apakah Anda seorang anggota komite Tzu Chi?’ Pemeran itu menjawab, "Saya bukan anggota komite Tzu Chi, tetapi saya sering ikut serta dalam kegiatan penggalangan dana Sahabat Da Ai. Sejak peristiwa Gempa 921 dan adanya Proyek Harapan, saya mulai aktif mengikuti kegiatan penggalangan dana.’ Kakak Gao Ai berkata, ‘Baik, itu sangat bagus’,” lanjut Gao Zheng-ping.
Gao Zheng-ping melanjutkan “Belakangan ini, karena Master berharap dapat membangun sekolah di kampung halaman Buddha, Kakak Gao Ai berkata, ‘Saya sudah berusia 93 tahun dan tidak sanggup seperti dahulu yang bisa langsung membeli tiket kereta dan kembali ke Hualien. Hendaknya Anda menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung dengan Tzu Chi.’ Saat mendengar kata-kata itu, mata saya dipenuhi air mata. Kesungguhan hati Kakak Gao Ai begitu nyata. Beliau sepenuhnya menaruh Tzu Chi di dalam hidupnya, di dalam hatinya, bahkan di dalam kesadarannya. Inilah yang disebut dengan gen Tzu Chi.”
“Harapan terbesar kami membuat serial ‘Rambut Perak’ ialah agar melalui drama ini, relawan Tzu Chi masa kini dapat mengenal anggota komite Tzu Chi senior, menyerap gen Tzu Chi yang mereka miliki, dan kemudian mampu mewariskan semangat itu ke generasi berikutnya,” pungkas Gao Zheng-ping.


Terima kasih karena kita semua memiliki satu tekad dan ikrar yang sama. Bagi Empat Misi Tzu Chi, Da Ai TV sungguh menjadi sarana yang bisa mewakili suara Tzu Chi, serta menampilkan tekad kita untuk bersumbangsih bagi dunia. Memang banyak hal yang bisa kita lakukan dengan memanfaatkan kekuatan Da Ai TV. Sebagian besar staf kita berada di usia paruh baya yang memiliki pengalaman dan pemahaman luas terhadap kehidupan bermasyarakat dan budaya humanis. Jadi, hendaknya kita semua menggenggam jalinan jodoh, waktu, dan nilai kehidupan. Inilah yang sering saya katakan.
Hendaknya kita menginventarisasi kehidupan. Saat ini, kita memiliki jalinan jodoh yang mempertemukan kita dengan Tzu Chi dan berjalan seiring dengan Empat Misi Tzu Chi. Di dalamnya terdapat catatan sejarah yang menyampaikan cita-cita kita tentang apa yang hendak dilakukan demi dunia. Semuanya memiliki kekuatan untuk mewujudkannya demi membawa manfaat bagi masyarakat dan menyucikan hati manusia. Hari ini juga dibahas tentang proyek peningkatan keamanan rumah.
Kini, jumlah lansia makin banyak, sementara anak-anak muda sebagian besar merantau dan sibuk berjuang dengan pendidikan dan pekerjaan mereka masing-masing. Para lansia pun sering kali merasa tidak berdaya. Setiap hari, saya berjalan mengelilingi ruang kecil ini seorang diri. Setiap kali saya mengangkat kaki kanan untuk melangkah ke depan, lalu kaki kiri menyusul, setiap langkah terasa sangat berat.
Saat kaki bergerak, pikiran pun berputar memikirkan kehidupan manusia dan dunia secara global. Makin banyak yang diketahui, makin besar pula rasa khawatir. Perasaan di dalam hati ini sungguh berat dan langkah terasa penuh kekhawatiran. Namun, inilah kenyataan yang harus diterima. Saya sering berkata bahwa ada begitu banyak hal yang perlu dilakukan, tetapi ada pula keadaan di mana meski ada tekad, kita tetap tidak berdaya. Namun, terkadang saya berpikir jika kekuatan semua orang terhimpun, tentu akan menciptakan kekuatan yang besar.


Hendaknya kita terus bertutur kata baik. Kata-kata baik akan menciptakan energi yang baik. Langit, bumi, dan manusia memiliki energi. Hendaknya misi budaya humanis kita dapat memikul tanggung jawab ini agar setiap orang memiliki energi positif untuk berbuat baik, bertutur kata baik, dan melangkah di jalan yang baik. Bila arahnya sudah tepat, banyak orang akan berkumpul menjadi satu kekuatan.
Saya percaya bahwa saat kebajikan dan orang baik memenuhi dunia, bukankah itu adalah dunia Bodhisattva? Bodhisattva adalah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Saat ini, setiap orang memiliki pengetahuan. Jika pengetahuan itu terus ditambahkan sedikit demi sedikit, ia akan bertumbuh menjadi kebijaksanaan. Cinta kasih yang dilandasi kebijaksanaan, inilah yang paling bermanfaat bagi dunia dan dapat menyucikan hati manusia.
Saat ini, kita hidup di era kemunduran Dharma. Jumlah penduduk makin banyak, orang cerdas pun makin banyak, tetapi nafsu keinginan juga makin tinggi. Jika keinginan itu diarahkan untuk mencari ajaran Buddha dan mitra bajik, itu akan benar-benar bisa menyucikan hati manusia. Sebaliknya, jika keinginan diarahkan pada ketamakan, maka ketamakan tidak akan ada habisnya dan melahirkan perebutan tanpa akhir. Bukankah belakangan ini dunia memang demikian?
Setiap hari melihat berita internasional, saya merasa sangat khawatir. Kondisi dunia ini memang sulit untuk diungkapkan dan ada hal-hal yang tak bisa dikatakan. Oleh karena itu, sering timbul rasa tak berdaya. Hal yang bisa kita lakukan sekarang ialah berusaha agar kita benar-benar menghargai dan memanfaatkan jalinan jodoh yang ada. Kita memiliki Da Ai TV, rumah sakit, dan misi amal yang sudah tersebar ke seluruh dunia. Di banyak negara pun sudah ada relawan Tzu Chi. Hendaknya kita sungguh-sungguh memikirkan cara untuk menyebarkan Dharma dan mengembangkan kebajikan melalui misi budaya humanis.

Lihatlah, sejak awal, di dalam buletin Tzu Chi, baik donasi 5 atau 10 dolar Taiwan pun akan saya catat dalam laporan. Keyakinan adalah sumber dari segala pahala yang menumbuhkan segala akar kebajikan. Kita harus mengedepankan keyakinan ini. Kita harus bekerja dengan benar sehingga orang percaya bahwa berita yang kita sampaikan itu benar. Kebajikan yang kita sebarkan akan sangat menyentuh hati dan membuat orang percaya. Di balik setiap peristiwa, ada kisah yang bisa ditulis.
Saya sering membicarakan tentang mewariskan harta karun di dalam keluarga. Setiap anggota komite Tzu Chi menjalankan misi dengan segenap kehidupannya. Sejak awal, Tzu Chi tumbuh dari para ibu rumah tangga yang sederhana. Saya sering berbicara tentang kunang-kunang. Meski kecil, ia tetap bisa memancarkan cahaya. Dahulu, saya juga membantu menuliskan kisah dan setiap donasi mereka. Saya sangat menghargai setiap kisah mereka. Jika kalian menoleh kembali, di dalamnya masih banyak yang bisa dilengkapi. Inilah sejarah yang sesungguhnya.
Misi budaya humanis menjadi saksi Dharma di dunia
Menyumbangkan kekuatan diri dan menghimpun cinta kasih
Memberitakan kebenaran, membimbing ke arah yang benar, dan menghimpun energi kebajikan
Menjadi teladan bagaikan cahaya kunang-kunang
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 29 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 31 Agustus 2025