Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Keindahan dan Kebajikan di Ladang Pelatihan Bodhisatwa

Melihat para insan Tzu Chi, terlebih para Bodhisatwa lansia yang melindungi bumi dengan melakukan daur ulang, saya dipenuhi sukacita. Aula Jing Si Tainan telah berdiri 20 tahun lebih. Bapak Zhuang merupakan pemilik lahan ini. Beliau menyumbangkan lahannya pada Tzu Chi dengan hati yang tulus.

Suatu pagi, beliau berkata pada saya, “Master, saya sangat tulus. Tiga hari sebelum saya datang, saya menaruh sertifikat tanah ini di atas altar Buddha dan berdoa dengan tulus semoga saya bisa menyumbangkan lahan ini kepada Master dan Master bisa menerimanya dengan penuh sukacita.”

Mendengar ketulusan beliau, saya sangat bersyukur. Beberapa waktu kemudian, saya berkunjung ke sini dan melihat banyak murid TK yang sangat menggemaskan. Di bawah bimbingan para guru kita, anak-anak sangat ceria dan menggemaskan. Saya sangat tersentuh. Ini semua berkat jalinan jodoh. Tanpa lahan yang beliau sumbangkan, hari ini saya tidak bisa duduk di sini untuk memberikan ceramah,kalian juga tidak bisa duduk di sini untuk mendengarkan ceramah saya. Ini berkat adanya lahan ini.

Setelah mendirikan Aula Jing Si ini, kita telah melakukan banyak kebaikan di dalamnya. Ini merupakan ladang pelatihan Bodhisatwa. Ada banyak relawan yang mengikuti pelatihan dan dilantik di sini. Mereka mengikuti pelatihan dan menyempurnakan semangat Bodhisatwa mereka di sini. Mereka pun telah terjun ke masyarakat dan melakukan banyak kebaikan. Contohnya saat bencana Topan Morakot.

Kita bisa melihat 10 tahun yang lalu, Pingtung, Kaohsiung, dan Yujing terkena dampak bencana. Kita menyalurkan bantuan di wilayah selatan Taiwan yang dilanda banjir besar. Para relawan bersumbangsih bagi korban bencana di wilayah Yujing.  Kita harus mengenang sejarah Tzu Chi. Pada tahun, bulan, dan tanggal tertentu, di mana dan apa bencana alam yang terjadi, semuanya didokumentasi dengan jelas.


Tainan juga pernah diguncang gempa bumi. Gempa terjadi menjelang Tahun Baru Imlek. Meski demikian, insan Tzu Chi segera bergerak untuk membantu tanpa ragu dan merasa mereka harus berkontribusi. Inilah yang disebut Bodhisatwa. Saat bencana terjadi, mereka selalu bersumbangsih. Meski cuaca sangat dingin dan saat itu adalah tengah malam, mereka tetap segera bergerak untuk menghibur dan merawat untuk menghibur dan merawat para penyintas.

Berhubung ada warga yang terluka dan dilarikan ke rumah sakit, insan Tzu Chi pun pergi ke rumah sakit untuk mencurahkan perhatian hingga anggota keluarga ataupun kerabat mereka tiba. Relawan kita juga menghibur kerabat dan teman mereka. Meski Tahun Baru Imlek telah tiba, insan Tzu Chi tetap memberi pendampingan di rumah duka. Melihat kontribusi relawan kita, saya sangat tersentuh.

Saat itu, saya berada di Hualien. Setiap hari, staf Da Ai TV dan relawan dokumentasi kita merekam kondisi bencana dan perkembangan penyaluran bantuan kita, lalu mengirimkannya kepada saya. Saya sungguh sangat tersentuh oleh para insan Tzu Chi. Saya juga kagum dan bersyukur pada mereka. Saya kagum pada mereka yang bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia.

Bodhisatwa sekalian, dengan ladang pelatihan yang agung ini, kita bisa menginspirasi banyak Bodhisatwa di komunitas dan masyarakat kita. Ini merupakan harapan Bapak Zhuang. Beliau sangat tulus dan penuh welas asih. Jadi, dengan penuh sukacita, beliau menyumbangkan lahan ini dengan harapan kelak lahan ini dapat membawa manfaat bagi warga setempat. Ladang pelatihan ini bisa bertahan selamanya asalkan kita bisa mewariskan kebajikan dari generasi ke generasi.


Saya juga melihat sekelompok relawan muda. Seorang anggota Tzu Cheng memberi tahu saya bahwa ada seorang relawan muda yang kedua orang tuanya pun sudah dilantik. Saya memberi tahu relawan muda itu, “Kamu harus ingat untuk mewariskan kebajikan pada generasi penerusmu.” Keluarga yang mengakumulasi kebajikan akan dipenuhi berkah. Kebajikan harus diwariskan dari generasi ke generasi. Daripada mewariskan harta kekayaan, lebih baik mewariskan nilai luhur dan kebajikan.

Saat mengembangkan karier, kalian tetap bisa menjalankan misi Tzu Chi. Semua orang adalah bagian dari masyarakat. Jika semua orang membangkitkan cinta kasih dan berbuat baik, barulah masyarakat bisa tenteram. Jika masyarakat tenteram dan cuaca bersahabat, barulah setiap keluarga bisa tenteram.

Saya sangat bersyukur para insan Tzu Chi terus menginspirasi Bodhisatwa yang tak terhingga. Insan Tzu Chi sangat berani. Sungguh, dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kalian harus teguh, berani, tekun, dan bersemangat. Saya sangat bersyukur di zaman sekarang, insan Tzu Chi bisa terus bersumbangsih dengan sepenuh hati dan tekad selama setengah abad lebih.


Nilai kehidupan bergantung pada bagaimana kita menjalaninya. Kita melangkah dengan mantap dan melakukan hal yang bermakna. Jika tidak bergabung dengan Tzu Chi, kalian mungkin akan sibuk mengurus keluarga sendiri, bergunjing tentang orang lain, bersikap perhitungan dengan suami, dan marah pada anak sendiri.

Setelah bergabung dengan Tzu Chi, meski sangat sibuk, tetapi kalian bisa mengembangkan karier sekaligus menjalankan misi Tzu Chi. Misi Tzu Chi tetap harus dijalankan. Kalian hendaknya mewariskan kebajikan dalam keluarga masing-masing. Semoga kalian bisa menapaki Jalan Bodhisatwa dengan langkah-langkah yang mantap.

Bodhisatwa sekalian, saya mendoakan kalian. Setengah tahun kemudian, saya baru akan berkunjung ke sini lagi. Semoga semua orang bisa bekerja keras. Saya juga akan bekerja keras. Saat kita bertemu setengah tahun kemudian, itu sudah menjelang tahun baru dan sudah waktunya bagi kalian untuk menerima angpau berkah dan kebijaksanaan. Saya mendoakan kalian semoga kalian bisa saling menyemangati saat bertemu setiap hari.

Apakah kalian paham? (Paham)

Setelah pulang, kalian harus berbagi dengan para relawan daur ulang bahwa saya mendoakan kalian semua. Semoga semua orang sehat dan tenteram. Terima kasih.

Berkontribusi dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Mendirikan ladang pelatihan Bodhisatwa
Segera bergerak untuk memberikan bantuan tanpa ragu
Berbuat baik dan mewariskan nilai luhur dari generasi ke generasi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Juli 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Juli 2019

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -