Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Semangat Bodhisatwa dari Generasi ke Generasi

Bodhisatwa sekalian, hari demi hari terus berlalu dan usia kita terus bertambah dari tahun ke tahun. Saat masuk ke sini dan melihat beberapa relawan kita, saya berkata pada mereka, “Mengapa saya tak bisa mengenali kalian?” Berhubung sudah lama tidak bertemu, saya tidak bisa mengenali mereka karena penampilan mereka berubah seiring berlalunya waktu.

Manusia bisa menua. Begitu pula dengan saya. Beruntung, kalian tetap mengenali saya karena melihat saya di televisi setiap hari. Meski demikian, kalian mungkin akan berkata, “Master dalam video lama itu terlihat berbeda dengan sekarang.” Saya juga merasa demikian.

Rekaman ceramah saya sepuluh tahun lalu kembali diedit oleh staf Da Ai TV untuk menunjukkan bahwa prinsip kebenaran  yang saya bagikan sekarang sama dengan sepuluh tahun yang lalu. Namun, melihat diri sendiri pada 10 tahun yang lalu dan membandingkannya dengan diri sendiri sekarang, penampilan saya sudah berbeda.  Saat itu, penglihatan saya masih sangat tajam. Sekarang, fungsi mata saya sudah menurun. Kita melihat Xiu-feng berbagi bahwa lebih dari 40 tahun yang lalu, dia dan relawan lainnya pergi ke Hualien untuk mengikuti retret tujuh hari. Mereka merupakan gelombang pertama.


“Empat puluh tahun yang lalu, jalinan jodoh membawa saya bertemu dengan induk ayam saya, Kakak Jing Zhi. Dia berkata pada saya bahwa dengan menyisihkan 50 sen setiap hari, kita bisa menolong orang lain. Saya pun turut berpartisipasi. Setelah itu, saya semakin mendalami Tzu Chi dan mulai berbagi dengan orang-orang tentang apa yang saya lihat dan dengar saat melakukan survei kasus dan apa yang Master lakukan. Kalian tahu apa yang terjadi? Buku donasi saya bertambah dari satu buku menjadi dua buku, hingga akhirnya 17 buku. Sesungguhnya, inilah yang Master katakan, “Merekrut donatur yang tak terhingga, menciptakan berkah yang tak terhingga.” Saat itu, anggota komite di Pingtung hanya berjumlah 30-an orang. Anggota komite kita terus bertambah dan sekarang jumlah anggota komite kita sudah lebih dari 1.600 orang,” cerita Lin Xiu-feng, relawan Tzu Chi.

Dalam foto pada masa-masa awal, semua orang masih terlihat muda. Benar, penampilan semua orang telah berubah seiring berlalunya detik dan menit. Karena itu, kita harus bersungguh-sungguh menggenggam waktu.

Dahulu, kondisi kita sangat sulit. Saat itu, saya bahkan harus secara langsung mengajari relawan kita cara berpakaian, cara merapikan rambut, cara memegang mangkuk dan sumpit, dan cara berjalan. Itu sudah 50 tahun lebih yang lalu dan kini sulit bagi saya untuk melakukannya. Dimulai dari sedikit relawan, kini kita memiliki banyak relawan. Kini insan Tzu Chi di Pingtung sudah lebih dari 1.600 orang.


Seiring waktu, usia kita terus bertambah, relawan kita juga terus bertambah. Kita memiliki relawan muda, relawan paruh baya, dan relawan lansia. Di antara relawan lansia, terdapat relawan senior, seperti Jing Li. Jing Li sangat merindukan saya, sedangkan Jing Xing, saya tidak bisa melihatnya lagi. Jika para Bodhisatwa lansia tidak mengunjungi saya, sulit bagi saya untuk melihat mereka. Kini ada para relawan yang lebih muda yang mencurahkan perhatian pada mereka dan memberi tahu mereka bahwa saya juga sangat merindukan mereka.

Semoga setelah memanfaatkan kehidupan sekarang untuk bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia, mereka dapat mempertahankan semangat Bodhisatwa ini dari kehidupan ke kehidupan.

“Pada tahun 1985, Master ingin membangun sebuah rumah sakit di Hualien. Saat itu, saya bertekad untuk mendukung Master. Namun, dengan kondisi ekonomi keluarga saya saat itu, saya tak bisa memberikan dukungan besar. Karena itu, saya merasa bahwa saya bisa melakukan daur ulang untuk mendukung Master membangun rumah sakit tersebut. Jadi, saya mulai melakukan daur ulang dan mengunjungi rumah demi rumah untuk mengajak mereka berpartisipasi. Saya terus melakukan daur ulang dan tanpa sadar telah melakukannya selama 33 tahun. Master tidak perlu khawatir. Saya akan terus menunaikan kewajiban saya,” ungkap Su A-mi, relawan Tzu Chi.


Tujuan perjalanan saya kali ini ialah mengingatkan kalian untuk tidak melupakan sejarah Tzu Chi. Kita melakukan daur ulang hingga kini demi menyelaraskan kondisi iklim dan mengurangi polusi udara. Demi melindungi bumi, saya menggalakkan kegiatan daur ulang sejak hampir 30 tahun yang lalu. Kini di seluruh dunia, terjadi banyak bencana besar, seperti banjir dan topan. Ini sangat menakutkan. Buddha juga mengatakan bahwa pada kalpa kerusakan, Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil akan kerap terjadi. Mengapa bisa terjadi bencana besar? Karena karma buruk kolektif semua makhluk. Kita harus mawas diri, menaati sila, menghindari pembunuhan, serta membangkitkan cinta kasih untuk melindungi semua makhluk.

Tahun ini, tema yang saya berikan ialah bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan; harmonis tanpa pertikaian... (Menciptakan berkah bersama) Jika kita bisa menyerapnya ke dalam hati, hati kita akan tenang setiap hari karena kita selalu bersyukur dan menghormati orang lain, orang lain pun bersyukur dan menghormati kita. Semua orang saling bersyukur dan menghormati.

Antarmanusia hendaknya hidup harmonis dan saling menghormati. Praktik Bodhisatwa mengajari kita untuk hidup harmonis dan saling menghormati, tidak perlu berebut dengan orang lain. Jika kita saling berebut, pasti akan timbul pertikaian. Pertikaian yang dimaksud di sini adalah pertikaian lewat ucapan karena tidak ada tutur kata baik yang keluar dari mulut kita. Jadi, kita harus harmonis tanpa pertikaian. Janganlah memfitnah orang lain. Berpikir bahwa orang lain salah dan diri sendiri benar, itu tidaklah benar.

Singkat kata, kita harus hidup harmonis tanpa pertikaian untuk mewujudkan masyarakat yang tenteram dan harmonis serta menciptakan berkah bersama. 

Uban bertumbuh seiring waktu berlalu
Mengenang kasih sayang relawan senior dalam kondisi serba sulit
Mengasihi gunung, bumi, dan lautan
Harmonis tanpa pertikaian, menciptakan berkah bersama  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Juli 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 Juli 2019

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -