Ceramah Master Cheng Yen: Mewujudkan Hati Buddha dan Tekad Guru


“Hari ini adalah hari libur di Nepal. Selagi anak-anak tidak sekolah, kami datang ke sini untuk berbagi Kata Renungan Jing Si dan konsep pelestarian lingkungan. Kami ingin mengajarkan kepada mereka tentang bagaimana merapikan rumah. Hari ini, kami juga berbagi kepada mereka tentang kisah awal mula Tzu Chi dengan semangat celengan bambu. Kami menceritakannya lewat sebuah drama. Ketika pementasan selesai, hal yang tidak terbayangkan ialah semua penduduk desa sangat senang dan antusias untuk memasukkan koin ke celengan bambu,”
kata Liao Yue-hong relawan Tzu Chi Malaysia.

“Kalian datang ke sini untuk membantu orang-orang yang kurang mampu. Saya merasa sangat senang. Saya ikut bernyanyi dan menari. Saya sangat senang. Saya juga turut berdonasi,” kata Kismati Harijan Warga.

“Proyek harapan yang Master katakan ialah memberikan pendampingan jangka panjang. Kami menggunakan metode yang sangat ringan untuk terjun ke desa dengan suasana yang harmonis. Kami berharap dapat mengenal satu sama lain dan membangkitkan cinta kasih mereka. Kami berharap cinta kasih penduduk desa ini sedikit demi sedikit dapat terakumulasi hingga membentuk lautan pahala,” kata Liao Yue-hong relawan Tzu Chi Malaysia.

Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi Malaysia dan Singapura. Mereka telah mendengarkan ajaran saya dengan sangat tekun dan bersemangat. Setiap hari, ketika saya membabarkan Dharma, mereka selalu mendengarkannya secara daring. Setiap kali saya menyampaikan sesuatu, mereka akan segera melakukannya.


Saya pernah mengatakan bahwa untuk mengubah kehidupan di Nepal, satu-satunya cara ialah meningkatkan kualitas pendidikan di sana sehingga semangat budaya humanis mereka juga meningkat serta memberikan arah keyakinan yang benar. Jadi, untuk mengubah kehidupan mereka, semua tidak terlepas dari misi amal. Kita harus terus menggalang donatur di sana. Inilah yang disebut menggalang Bodhisatwa.

Kita telah melangkah dan meninggalkan jejak selama 50 tahun lebih. Tzu Chi dimulai dengan kisah 50 sen. Dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit dana, Tzu Chi secara perlahan mulai meningkat. Bodhisatwa sekalian, begitulah semangat Tzu Chi. Tetesan air dapat membentuk sungai dan butiran beras dapat memenuhi bakul. Ketika butir demi butir beras dikumpulkan, akan membentuk segenggam beras yang pada akhirnya memenuhi bakul. Jadi, janganlah kita meremehkan setiap butir beras. Begitu pula, kita jangan meremehkan 50 sen saat itu.

Saat ini, insan Tzu Chi di seluruh dunia harus mempraktikkan semangat celengan bambu. Saya berharap Taiwan dapat menjadi teladan. Saya sangat berharap Taiwan dapat menjadi teladan bagi seluruh dunia. Hendaknya kita menyebarkan semangat Tzu Chi. Setelah menjalani pelatihan, hendaknya insan Tzu Chi bertekad untuk berlindung pada Buddha. Berlindung pada Buddha berarti bertekad untuk membimbing semua makhluk di dunia ke arah yang benar, yaitu Jalan Bodhisatwa. Inilah ikrar yang harus kita bangun.

Kita bukan berlatih demi pencapaian pribadi, melainkan membawa manfaat bagi dunia dengan membangkitkan tekad Bodhisatwa dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Bodhisatwa harus memiliki metode. Metode Bodhisatwa ialah memikul bakul beras bagi dunia dengan sepenuh hati. Semua makhluk di dunia adalah setara. Hendaknya kita membuka pikiran kita dan membangkitkan kebijaksanaan untuk membimbing semua makhluk untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa berarti membawa manfaat bagi semua makhluk. Hendaknya kita membina berkah dan kebijaksanaan di Jalan Bodhisatwa.


Pikiran dan semangat Buddha adalah Dharma. Dharma tidaklah terbatas. Hendaknya para anggota Sangha memikul tanggung jawab untuk membimbing semua makhluk di dunia ke arah kebajikan sesuai ajaran Buddha dan keyakinan benar. Saat ini, keyakinan adalah hal yang rumit. Hendaknya kita memiliki keyakinan atas ajaran Buddha. Keyakinan benar ini harus disebarkan oleh para anggota Sangha. Jadi, tanggung jawab saya ialah menyebarkan ajaran Buddha beserta tata caranya.

Saya selalu berusaha menyebarkan Dharma dan membimbing semua orang untuk mengarah pada ajaran yang benar dan kembali pada pemikiran Buddha untuk bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah yang disebut berlindung pada Buddha, Dharma, dan Sangha. Jika dapat benar-benar memahami hal ini, inilah yang disebut sebagai telah berlindung pada Buddha. Setelah berlindung pada Buddha, kita harus tahu tujuan dari mempelajari ajaran Buddha.

Saat ini, kita semua sudah mengerti dengan jelas bahwa kita mempelajari ajaran Buddha untuk mencapai kebuddhaan. Namun, sebagai makhluk awam, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa terlebih dahulu. Mulai hari ini, kalian semua adalah Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa dunia hendaknya terus menggalang Bodhisatwa lainnya. Mulai hari ini, kalian harus memikul tanggung jawab menyebarkan Dharma dan menggalang Bodhisatwa. Kita harus menjalankan praktik nyata demi agama Buddha dan demi semua makhluk. Inilah misi dari insan Tzu Chi.


Hendaknya semua orang memikul semangat Buddha dan memikul misi Bodhisatwa di dunia. Selain itu, kita harus menunjukkan citra insan Tzu Chi yang bekerja demi agama Buddha dan demi semua makhluk serta membangun keteladanan di dunia. Apakah kalian mengerti? (Mengerti.) Jadi, citra dan etika insan Tzu Chi harus selalu kita bawa. Inilah praktik sila Bodhisatwa Tzu Chi. Saya mendoakan kalian agar dapat mewujudkannya.

Terima kasih kepada semuanya yang telah menjadikan tekad saya sebagai tekad kalian sendiri dan menjadikan hati Buddha sebagai hati kalian sendiri. Hendaknya semua orang menapaki Jalan Bodhisatwa untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. Inilah yang disebut membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Saya berharap semua orang dapat menghayati semangat ajaran Buddha dan bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa. Semuanya dapat melihat bahwa usia saya sudah lanjut. Kalian sebagai bagian dari generasi pertama Tzu Chi yang hidup sezaman dengan saya hendaknya mewariskan semangat Bodhisatwa ini kepada generasi selanjutnya.

Kita semua sangat dipenuhi berkah karena dapat mempraktikkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Hendaknya kita dapat menjadi teladan bagi masa depan. Apakah semua bisa melakukannya? (Bisa.) Baik. Saya mendoakan kalian semua senantiasa menapaki Jalan Bodhisatwa serta membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Terima kasih. 
 
Mendengarkan Dharma dengan tekun dan bersemangat serta membina berkah dan kebijaksanaan
Mengubah kehidupan lewat pendidikan budaya humanis
Menjadi teladan melalui semangat celengan bambu
Mewujudkan hati Buddha dan tekad Guru 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 08 Maret 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 10 Maret 2024
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -