Ceramah Master Cheng Yen: Meyakini Ajaran Buddha secara Mendalam

“Di Tzu Chi, kita dapat membantu orang-orang yang menderita. Kita harus bersyukur karena kita memiliki berkah untuk membantu orang lain dan berpartisipasi dalam pembagian beras. Inilah praktik Jalan Bodhisatwa,” petikan wawancara Cai Sheng-hang, relawan Tzu Chi.

“Kita harus senantiasa siap untuk membantu orang yang membutuhkan. Doa dan restu dari Master harus kita gunakan di tempat yang tepat. Kita harus mengingat ajaran Master dan menjadi orang yang dapat membantu orang lain. Saya sangat gembira ketika mendengar suara Master. Saya membayangkan seolah-olah Master berada di sisi kita dan membimbing kita. Kita tidak pernah melupakan segala kebajikan yang dilakukan Master. Kita harus membantu Master mengembangkan misi Tzu Chi untuk selamanya,” petikan wawancara Victoria Cutamora, relawan lokal.

Tekad Bodhisatwa untuk membangun ikrar agung dan terjun ke tengah masyarakat tak pernah tergoyahkan. Dalam waktu yang panjang, mereka melakukan praktik nyata dan membimbing orang lain untuk turut berbuat baik guna membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Mereka selamanya membantu Buddha untuk membimbing makhluk hidup.


Dari kehidupan ke kehidupan, mereka datang ke dunia untuk mendedikasikan diri sepenuh hati guna menapaki Jalan Bodhisatwa. Mereka disebut Bodhisatwa Agung. Ada juga orang yang baru mulai bertekad menjadi Bodhisatwa. Ada pula anak-anak yang masih kecil. Kita juga menyebut mereka Bodhisatwa cilik. Meski masih kecil, mereka berkesempatan untuk mengenal ajaran Buddha dan menginspirasi orang untuk berbuat kebajikan.

“Di rumah, orang yang lebih tua dan orang tua kami selalu memberi tahu kami untuk melakukan daur ulang. Kami juga selalu mengingatnya di dalam hati. Namun, hari ini kami dapat menyampaikan konsep pelestarian lingkungan yang kami pelajari sejak kecil kepada orang lain. Kami merasakan sebuah pencapaian karena pelestarian lingkungan sangat bermanfaat bagi bumi ini. Saat menggalakkan pelestarian lingkungan, lalu melihat orang lain membubuhkan tanda tangan pada daftar sukarelawan, saya pun merasa bahwa yang kami lakukan sangat bermakna,” petikan wawancara Wang Zeqi, relawan.

Relawan cilik melakukan apa yang diajarkan dengan polos. Mereka adalah Bodhisatwa cilik. Ada juga relawan yang berusia lebih tua. Setelah memahami Dharma yang mereka dengar dan pelajari, mereka memanfaatkan waktu untuk mempraktikkannya. Mereka memanfaatkan waktu untuk melatih diri sekaligus membantu orang lain. Di waktu yang sama, mereka mendapat dua manfaat sekaligus.

Dalam proses membantu orang lain, sesungguhnya kita semua sedang melatih diri sendiri. Pikiran kita harus terfokus. Setelah membangkitkan niat baik dan cinta kasih, barulah kita dapat bertindak untuk membantu orang lain. Saat membangkitkan niat baik dan cinta kasih, kita sudah mulai membawa manfaat bagi diri sendiri karena itu merupakan niat awal kita untuk melatih diri.


Di saat yang bersamaan, jika tindakan itu membawa manfaat bagi orang lain, bukankah itu berarti kita mendapat dua manfaat sekaligus? Dengan pemahaman dan keyakinan ini, kita mempraktikkan semangat Mahayana. Kita melakukan semuanya dengan hati yang paling tulus tanpa pikiran lain. Pikiran seperti inilah yang harus kita miliki selama hidup kita.

Mulai sekarang kita harus mempertahankan kesadaran untuk membangkitkan niat baik. Dengan hati yang tulus, kita mempelajari ajaran Buddha. Dari kehidupan ke kehidupan, kita terjun ke tengah masyarakat dan berada dekat dengan para mitra bajik. Dengan keyakinan dan pemahaman, kita melayani dan bersumbangsih.

Sebersit niat baik bisa membantu banyak orang. Jika di saat yang sama ada banyak orang yang membangun niat baik seperti itu, maka kekuatan akan terus terakumulasi. Inilah yang disebut "tanpa batas" yang sering saya bicarakan. Kita harus memahami konsep ini. Inilah cara kita mengembangkan keyakinan dan kesungguhan. Itulah mengapa kita harus memahami makna ajaran Buddha.


Jika kita memahami makna ajaran Buddha, maka Dharma yang kita dengar sekarang seakan-akan dibabarkan secara langsung oleh Buddha. Perkataan Buddha saat itu adalah Dharma yang kita kenal sekarang. Dharma tidak pernah berubah meskipun waktu telah berubah. Dharma selamanya tidak lapuk oleh waktu.

Mempelajari ajaran Buddha berarti mempelajari pengetahuan dan pandangan-Nya. Ajaran Buddha bertujuan agar kita dapat menyelami pengetahuan dan pandangan Buddha. Buddha membabarkan Dharma bagi kita agar kita mengetahui kebenaran hidup. Bukan hanya mengetahui, tetapi juga agar kita melihat secara nyata praktik Jalan Bodhisatwa sehingga dapat mempraktikkannya.

Selain melihat kebenaran hidup, kita juga diharapkan untuk melakukan praktik nyata dan melatih diri. Dengan praktik nyata inilah, kita dapat memahami dan melihat kebenaran secara mendalam. Kita telah merasakan kebahagiaan dalam bersumbangsih, lalu kembali membimbing orang lain sehingga mereka juga dapat merasakannya.


Dimulai dari niat baik yang kita bangkitkan, kita kembali menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Kita mempraktikkan ajaran, lalu merasakan manfaatnya. Orang lain ikut melakukan hal yang sama dan turut merasakan manfaatnya. Kita sama-sama merasakan manfaatnya. Kita sama-sama berjalan di Jalan Bodhisatwa. Inilah cara kita menyelami pengetahuan dan pandangan Buddha.

Kita memperoleh pengetahuan dan pemahaman lewat praktik nyata. Setelah melihat Dharma, kita mempraktikkannya. Inilah cara kita menyelami pengetahuan dan pandangan Buddha. Untuk mencapai hal ini, kita harus memiliki keyakinan dan pemahaman yang dalam terhadap Dharma. Kita harus sungguh-sungguh meyakini Dharma yang Buddha babarkan. Dengan meyakininya, barulah kita dapat memasuki ajaran Buddha dan melihat Dharma.

Setelah melihat Dharma, barulah kita dapat mempraktikkan dan merasakannya. Perasaan dan pemahaman yang kita dapatkan itulah yang disebut tubuh Dharma dari Buddha. Setelah merasakan dan memahami segala kebenaran dalam tubuh Dharma ini, dengan sendirinya kita akan memahami Jalan Agung.

Teguh mempertahankan tekad dan ikrar

Meyakini ajaran Buddha secara mendalam

Mewujudkan niat baik dengan tindakan nyata

Menapaki Jalan Bodhisatwa untuk menyelami pengetahuan Buddha

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 Juni 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  4 Juni 2018
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -