Ceramah Master Cheng Yen: Para Bodhisatwa Berkumpul untuk Mengikuti Pelatihan

Kita sungguh harus melihat ke seluruh dunia. Kita bisa melihat banyak penderitaan. Dalam sehari, banyak negara yang dilanda bencana parah dan banyak orang yang terkena dampak bencana. Mereka melewati waktu dengan penuh penderitaan. Saya sungguh tak dapat menceritakan penderitaan mereka satu per satu.

Di banyak negara, ada banyak Bodhisatwa Tzu Chi yang mendedikasikan diri. Kita harus menyatukan kekuatan cinta kasih untuk membantu orang yang membutuhkan. Relawan kita melakukan perjalanan jauh ke wilayah yang terkena dampak bencana untuk memberikan bantuan. Bodhisattva menebarkan benih kebajikan di seluruh dunia.


Ada banyak cara untuk menebarkan benih. Petani yang pandai menabur benih dapat mengambil segenggam benih dan tanpa ragu menyebarkannya ke tanah. Tidak lama kemudian, bisa terlihat sehamparan tanah yang penuh dengan kehijauan karena benih yang ditabur telah berakar dan bertunas. Namun, ada benih yang perlu disemai satu per satu oleh petani. Contohnya, dahulu kita menanam kacang. Setiap melangkah satu langkah, kita menaburkan 2 butir benih ke tanah yang sudah dibajak. Kita mengikuti jalur tanah yang sudah dibajak dan melangkah selangkah demi selangkah untuk menaburkan benih. Itu adalah cara menanam kacang.

Untuk menanam padi, kita harus menyiapkan tunas terlebih dahulu, lalu berjalan selangkah demi selangkah untuk menancapkan tunas itu. Itu adalah cara petani menanam padi-padian. Padi-padian itu bisa mempertahankan kelangsungan hidup manusia, maka kita harus bersyukur karena setiap hari memiliki makanan yang berlimpah. Setiap kali makan, kita harus memegang mangkuk dan sumpit di tangan dengan penuh rasa syukur.

Ada orang yang mungkin akan bertanya, "Apa yang mereka pikirkan saat beranjali sebelum makan?" Dengan beranjali, kita berpikir untuk bersyukur karena setiap makanan didapat dengan tak mudah. Kita harus bersyukur dengan cuaca yang bersahabat dan berterima kasih kepada petani yang telah bekerja keras untuk menanam dan merawat tanaman. Karena tak mudah bagi kita untuk memiliki makanan yang cukup untuk menjaga kesehatan kita, bagaimana mungkin kita tak bersyukur?


Kita sungguh harus setiap saat memiliki rasa syukur. Saat berada dalam kondisi aman dan damai, kita juga harus bersyukur. Selain itu, kita juga harus selalu meningkatkan kewaspadaan dan tulus karena kita memahami bahwa pola cuaca telah menjadi tak menentu sehingga bencana bisa datang kapan saja. Saat berada dalam kondisi aman dan damai, orang-orang harus tekun dan bersemangat dan berkumpul bersama untuk mendengarkan Dharma.

Selain itu, kalian semua harus memahami apa yang telah Tzu Chi lakukan di dunia; bagaimana kehidupan relawan Tzu Chi dan bagaimana mereka melakukan pelatihan bersama serta memahami prinsip kebenaran. Mereka berkumpul bersama untuk mendengarkan Dharma, itu juga merupakan salah satu bentuk pelatihan diri. Mereka bersama-sama mendengarkan ajaran saya, bersatu hati, dan memahami arah kehidupan yang benar. Ini sangatlah penting.

Beberapa hari yang lalu, dengan bantuan teknologi, insan Tzu Chi dari 8 negara dapat mendengar dan mengikuti ceramah saya secara bersamaan. Berkat teknologi yang canggih, kita dapat menyebarkan ajaran Buddha ke mana pun dan bisa saling mendorong. Kita juga bisa melihat Meksiko. Ada sekelompok Bodhisattva dari Amerika Serikat, Argentina, dan Kanada berkumpul di sana untuk bersama-sama melakukan pelatihan.


Hampir setahun yang lalu, Meksiko diguncang gempa dan banyak orang di sana yang terinspirasi untuk menjadi relawan Tzu Chi. Untuk menjadi relawan Tzu Chi, mereka perlu memahami semangat Tzu Chi dan mengikuti pelatihan. Para biarawati Katolik dan pastor juga sangat setuju dengan semangat dan misi Tzu Chi. Singkat kata,  relawan kita mengadakan baksos kesehatan dan membagikan barang bantuan di sana karena pascabencana, masih banyak orang yang kehidupannya belum benar-benar pulih.

Banyak penderitaan di dunia. Kita bisa melihat di mana-mana ada relawan Tzu Chi yang berpakaian seragam biru putih yang memberi bantuan yang paling dibutuhkan oleh orang-orang. Relawan Tzu Chi memiliki cinta kasih dan empati terhadap semua makhluk. Kita harus membangkitkan cinta kasih semua orang dan harus bersungguh hati untuk menghimpun kekuatan cinta kasih. Kita harus lebih berhemat agar bisa membantu orang yang membutuhkan.

Banyak orang yang menderita akibat bencana.

Para Bodhisattva berkumpul untuk mengikuti pelatihan.

Bersama-sama melatih diri dengan tulus dan menyerap Dharma ke dalam hati.

Relawan Tzu Chi yang berpakaian seragam biru putih memberi bantuan di mana-mana.

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 September 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 8 September 2018

Editor: Stefanny Doddy

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -