Ceramah Master Cheng Yen: Para Bodhisatwa Memiliki Kesatuan Tekad dan Jalan


“Meski tubuhmu didera penyakit, Anda hendaknya tetap sering keluar untuk melakukan daur ulang,”
kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Saya menganggap ini sebagai fisioterapi. Membongkar barang perlu menggerakkan otak dan tangan. Makin sering digerakkan, tangan saya akan makin lincah dan makin jarang gemetar. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, semuanya berubah. Temperamen dan kebiasaan buruk saya, semuanya saya perbaiki,” kata Chen Xin-xiong, relawan Tzu Chi.

“Dia telah berhenti dari minuman keras dan judi. Saya sangat gembira. Ini berkat Master yang telah membuka pintu Dharma bagi kami. Jadi, saya sangat gembira dan bersyukur kepada Master,” kata Xie Jing, Istri Chen Xin-xiong.

Saya sering berkata bahwa siapa yang menabur benih, dialah yang akan menuai hasilnya. Dengan bersumbangsih, kita akan meraih pencapaian. Jika tidak, kita tidak akan meraih apa pun. Ada banyak orang yang berkata, "Master, doakanlah saya." Meski saya mendoakan kalian, jika kalian tidak bersumbangsih, itu pun percuma. Karena itu, setiap orang hendaknya sungguh-sungguh menjaga jiwa kebijaksanaan masing-masing.

Di kehidupan lampau, kita mungkin pernah menjalin jodoh buruk. Karena itu, di kehidupan sekarang, interaksi kita dengan sesama mungkin kurang harmonis. Itu karena kita menjalin jodoh buruk di kehidupan lampau. Kini, berhubung kita telah mempelajari kebenaran, jalinan jodoh buruk di masa lampau hendaknya kita terima dengan sukacita dan sukarela. Dengan demikian, jalinan jodoh buruk ini akan lebih cepat berlalu dan kita bisa menjalin jodoh baik. Artinya, kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.


Saat menghadapi hal yang tidak baik, kita hendaknya bisa mengalah dan melapangkan hati. Dengan demikian, jodoh buruk akan berlalu dan kita dapat menghimpun jalinan jodoh baik. Intinya, kita harus terus melangkah maju seiring waktu. Biarkanlah masa lalu berlalu dan lakukanlah perbaikan untuk masa depan. Dengan terus melangkah maju dan melakukan perbaikan, orang lain akan tersentuh dan mengikuti langkah kita. Ini disebut mengikis jodoh buruk dan menambah jodoh baik.

Biarkanlah jalinan jodoh buruk di masa lalu berlalu. Kita tidak perlu berputar kembali untuk menyenggolnya lagi. Jika kita terus melangkah maju dengan lancar, selain tidak akan menyenggol siapa pun, orang lain juga akan merasa bahwa langkah-langkah kita terlihat sangat indah dan terdorong untuk mengikuti langkah kita. Dengan demikian, jodoh buruk akan menjadi jodoh baik. Mereka akan mengejar dan mendukung kita.

Semua orang dapat menghimpun kekuatan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa bersama. Inilah prinsip kebenaran yang diajarkan oleh Buddha. Buddha datang ke dunia demi mengajari kita menapaki Jalan Bodhisatwa, mengikis jodoh buruk, menambah jodoh baik, dan membimbing semua makhluk. Inilah yang kita pelajari sekarang. Ini sangat sederhana dan dapat dipraktikkan asalkan kita memiliki mitra bajik yang dapat membawa manfaat bagi kita. Kalian juga merupakan mitra bajik saya.

Saya memulai pelatihan diri dari dini. Berkat jalinan jodoh dari kehidupan lampau, sejak kecil, saya telah membangkitkan tekad untuk bervegetaris dan melatih diri hingga sekarang. Saat menginventarisasi kehidupan sendiri, saya sangat bersyukur. Saya bersyukur di kehidupan sekarang, dengan tubuh yang diberikan oleh orang tua saya, saya dapat bersumbangsih bagi dunia dalam waktu yang tidak singkat, yakni sekitar 60 tahun. Tzu Chi telah berdiri hampir 60 tahun. Sebelum itu, saya juga berbakti pada orang tua.


Mengenang masa lalu, saat teman lama ayah saya berkunjung, beliau selalu bertanya, "Di mana putrimu yang berbakti?" Saat masih kecil, saya termasuk sangat patuh. Jadi, saat menginventarisasi kehidupan sendiri, saya masih mengingat istilah "putri yang berbakti". Kini, bagaimana hendaknya kita menjalankan Tzu Chi agar orang-orang dapat menapaki jalan yang sama? Para relawan dari berbagai negara yang jauh kembali ke Taiwan.

Tzu Chi adalah satu keluarga besar yang menginspirasi kita untuk berbuat baik dan memberi kita sebuah jalan yang sangat lapang, rata, dan penuh jalinan jodoh baik. Di sekeliling kita, juga terdapat mitra bajik. Kita semua berhimpun membentuk kelompok Bodhisatwa. Sekelompok Bodhisatwa menapaki Jalan Bodhisatwa dan menanam pohon. Kita tak hanya menapaki Jalan Bodhisatwa, tetapi juga menanam "barisan pohon permata" di sepanjang jalan. Inilah pemandangan di sekitar jalan ini. "Membentangkan emas di atas tanah."

Sesungguhnya, dengan tekun dan bersemangat, setiap langkah kita dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Membawa manfaat bagi masyarakat berarti menciptakan berkah. Kita membentangkan berkah di atas tanah. Ini disebut "membentangkan emas di atas tanah". Ini adalah jalan yang sangat bernilai. Jalan ini patut ditapaki. Singkat kata, Bodhisatwa sekalian, kehidupan kalian sungguh bernilai.

Kita telah maju selangkah demi selangkah. Sejauh apa kita bisa melangkah di masa mendatang, itu bergantung pada diri sendiri. Dengan adanya tekad dan ikrar, setiap langkah kita akan ada di jalan emas, jalan yang sangat bernilai ini. Jalan ini ada di hadapan kita. Apakah kita akan menapaki jalan ini? Apakah kedua kaki kita akan terus melangkah maju secara bergantian? Semua bergantung pada kita. Jika kedua kaki kita tidak melangkah secara bergantian, kita tidak akan bisa berjalan maju.


Di dunia ini, dalam interaksi antarmanusia, meski kita sama-sama berbuat baik, tetapi perbedaan pendapat tidak terhindarkan. Perbedaan pendapat akan memicu perdebatan. Janganlah kita menyimpan perdebatan ini di dalam hati. Kita hendaknya tetap tenang dan harmonis. "Ayo, kita coba jalan ini. Baiklah, saya akan mengikuti saranmu." Kita hendaknya saling mendukung dan mengalah.

Ketika kedua kaki melangkah secara bergantian, barulah kita bisa berjalan maju. Ini sangatlah sederhana. Jika kita bisa melakukannya, mempraktikkan Jalan Bodhisatwa sangatlah mudah. Inilah yang paling bernilai. Dengan guru, tekad, dan ikrar yang sama, kalian bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa hingga dipenuhi rasa sukacita. Inilah yang disebut kelompok Bodhisatwa.

Kita hendaknya membahas topik yang berkaitan dengan tekad dan jalan kita, bukan malah bergunjing tentang orang lain. Kita hendaknya lebih sering memotivasi satu sama lain. Ini disebut membimbing semua makhluk. Dengan mengajak orang menapaki jalan kebajikan, kita telah menjadi mitra bajik mereka.

Kini, kita dapat membimbing orang dan memiliki sekelompok mitra bajik. Bukankah kita sangat bahagia di kehidupan sekarang? Dengan jodoh dan benih baik di kehidupan sekarang, kita hendaknya memupuk jodoh baik untuk kehidupan mendatang. Demikianlah kita menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.

Melindungi jiwa kebijaksanaan dengan sukarela dan sukacita
Memupuk berkah untuk mengikis jodoh buruk dan menambah jodoh baik
Mitra bajik mendukung pencapaian satu sama lain
Para Bodhisatwa memiliki kesatuan tekad dan jalan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 Mei 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 24 Mei 2025                         
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -