Ceramah Master Cheng Yen: Pendidikan Penuh Cinta Kasih, Membentuk Hutan yang Lebat

 

Kemarin, kita telah membuka selubung nama baru Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Kita bisa melihat ayah dan ibu asuh Tzu Chi yang membentuk barisan panjang. Murid-murid kita juga sangat manis. Mereka terlihat rapi dan polos. Sungguh sangat indah. Kemarin, rektor dan para dosen berkata, “Master sudah tidak datang ke sini selama 4 tahun 3 bulan 8 hari.” Sungguh, selama ini, mereka menggelar banyak kegiatan. Namun, saya benar-benar tidak memiliki waktu untuk menghadiri kegiatan mereka. Meski demikian, mereka sangat pengertian. Mereka tahu bahwa saya sangat sibuk. Beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Agustus, Institut Teknik Tzu Chi resmi diubah namanya menjadi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Kali ini, rektor dengan sangat serius berulang kali mengingatkan saya dan berkata, “Master harus datang.” “Ini merupakan momen bersejarah bagi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi.” Ini memang merupakan momen bersejarah.

Kita bisa melihat pada 26 tahun yang lalu, Sekolah Keperawatan Tzu Chi mulai beroperasi. Saat itu, ada 108 anak yang mendaftar dan 107 di antaranya benar-benar masuk ke sekolah kita. Perlu diketahui bahwa orang yang datang untuk mendoakan mereka berjumlah lebih dari 20.000 orang. Banyaknya orang yang datang ke Hualien pada saat itu telah menjadi sejarah Tzu Chi. Selama 26 tahun ini, kisah yang menyentuh sangatlah banyak. Selain itu, insan berbakat yang kita bina juga sangat banyak. Sekolah kita telah menempuh perjalanan panjang. Kemarin, saat berjalan melewati perpustakaan, tiba-tiba saya mendengar suara dari jauh yang berkata, “Kakek Guru, kami mengasihi Kakek Guru.” Saya pun mengikuti suara itu untuk menemukan sumbernya. Ternyata, suara itu berasal dari sebuah ruang kelas yang jauh di lantai atas. Suara itu terasa akrab, tetapi juga terasa asing. Yang terasa akrab adalah kehangatan dan kepolosan dalam suara mereka. Suara yang saya dengar dahulu juga demikian. Setiap kali pergi ke sekolah, saat berjalan di koridor, saya bisa mendengar suara yang sama, baik di lantai atas maupun di lantai bawah. Setelah bertahun-tahun, budaya humanis seperti ini masih dipertahankan. Selain itu, juga ada banyak kisah tentang ayah dan ibu asuh Tzu Chi yang dengan penuh cinta kasih terus mendampingi anak-anak. Banyak kisah yang sangat menyentuh. Singkat kata, pendidikan yang penuh budaya humanis sungguh membuat orang tersentuh.

Misi pendidikan dijalankan dengan sepenuh hati. Saya juga mendengar tentang murid-murid suku asli. Kita juga membina warga suku asli di wilayah timur Taiwan. Selain memberikan pendidikan gratis, kita juga menyediakan makanan, tempat tinggal, dan uang saku bagi mereka. Pendidikan gratis ini telah membina lebih dari 1.000 murid menjadi insan berbakat. Saya sangat bersyukur dan tersentuh atas hal ini. Kita juga bisa melihat museum suku asli yang berisi peninggalan budaya mereka. Di sekolah kita, kita terus memberikan pendidikan tentang budaya dan kerajinan tangan suku asli agar budaya suku asli tidak terputus. Singkat kata, kemarin, usai pembukaan selubung papan nama dan pengguntingan pita museum, saya berbincang-bincang dengan para relawan dan dosen kita. Saat turun, saya mendengar bahwa hujan sudah berhenti dan lantai sudah kering. Jadi, kami bisa membuka selubung nama baru sekolah kita. Segala sesuatu terjadi tepat pada waktunya. Jadi, kami berjalan ke luar untuk menarik kain merah itu.

Institut Teknik Tzu Chi kini telah diubah namanya menjadi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Ini merupakan momen bersejarah bagi Tzu Chi. Saya sungguh sangat bersyukur. Meski perjalanan kita penuh rintangan, tetapi pendidikan yang kita berikan telah membuahkan hasil. Kita bisa melihat insan-insan berbakat yang kita bina mengembangkan potensi di berbagai tempat. Sekolah kita terkenal sebagai sarana yang baik untuk membina insan berbakat. Saya tidak bisa mengulasnya satu per satu.

Namun, lihatlah ke seluruh dunia, bencana yang terjadi tetap sangat banyak. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang bersumbangsih di berbagai negara. Untuk berterima kasih kepada Tzu Chi, pemerintah Malaysia menganugerahkan gelar Datuk Seri kepada saya. Ini semua berkat sumbangsih insan Tzu Chi di seluruh dunia. Pemerintah Malaysia berbuat demikian untuk mengungkapkan dukungan dan rasa hormat mereka terhadap insan Tzu Chi. Meski gelar tersebut dianugerahkan pada saya, tetapi saya hanya mewakili kalian menerimanya. Jadi, saya sangat berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi di setiap negara yang selalu bersumbangsih dengan kasih sayang yang tulus. Saya berterima kasih atas banyak hal yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Kita bisa memperoleh pengakuan dari orang lain berkat sumbangsih kalian yang penuh cinta kasih. Singkat kata, interaksi penuh cinta kasihlah yang bisa membawa kehangatan terbesar dan menciptakan kehidupan yang paling cemerlang dan indah di dunia ini. Semoga setiap orang dapat bekerja sama dengan harmonis, saling memperhatikan, dan saling menolong tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan kewarganegaraan.

Bukan hanya insan Tzu Chi di negara lain yang bersumbangsih seperti ini, insan Tzu Chi Taiwan juga melakukan hal yang sama. Kini, Tzu Chi sedang membantu pembangunan kembali lebih dari 20 gedung sekolah di Taiwan. Selain itu, kita juga membantu memperbaiki kamar kecil di 63 gedung sekolah dan memasang urinoir tanpa air di sana. Urinoir ini tidak perlu menggunakan air, cukup dilap saja. Jadi, tidak perlu disiram dengan air. Urinoir ini telah dipasang di 63 gedung sekolah. Kita membangun kembali gedung-gedung sekolah itu karena ingin mengurangi dampak bencana. Kita tidak ingin anak-anak belajar di dalam bangunan yang berbahaya. Jika anak-anak belajar di tempat seperti ini, maka saat terjadi gempa bumi, konsekuensinya sungguh tak terkira. Karena itulah, kita membantu membangun kembali gedung-gedung sekolah seperti ini. Singkat kata, inilah yang Tzu Chi lakukan di Taiwan. Semoga setiap warga Taiwan dapat hidup aman dan tenteram dan membangkitkan kekuatan cinta kasih untuk bersumbangsih.

Pendidikan penuh cinta kasih membentuk hutan yang lebat

Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi membina insan berbakat

Berterima kasih pada sumbangsih insan Tzu Chi yang membuat Tzu Chi memperoleh pengakuan

Membangun kembali gedung-gedung sekolah untuk mengurangi dampak bencana

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 7 November 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 November 2015

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -