Ceramah Master Cheng Yen: Relawan Lansia dengan Semangat Muda

Bodhisatwa sekalian, saya sangat gembira. Meski saya datang tiba-tiba tanpa rencana, saya melihat ketekunan kalian semua. Begitu masuk kemari, saya melihat banyak relawan lansia. Mereka terlihat sehat. Mereka mengulurkan tangan untuk menggandeng tangan saya. Di dalam hati, saya mendoakan mereka dengan gembira. Saya juga sangat terharu karena meski tangan mereka kasar, tetapi itu menunjukkan bahwa mereka telah melakukan hal-hal yang bermakna. Mereka melakukan banyak hal dengan tangan. Mereka dapat mengurus keluarga, memperhatikan masyarakat, memperhatikan dunia ini, serta melestarikan lingkungan. Semua orang melakukannya dengan baik.

“Terima kasih, Master. Saya menjalankan Tzu Chi dengan gembira dan senang hati. Saya juga ikut mendoakan orang yang meninggal. Saya sangat bahagia. Tiga puluh persen ditentukan oleh takdir Tujuh puluh persen ditentukan oleh usaha. Kerja keras membuahkan kemenangan Master, kami akan mencintai kegiatan daur ulang demi menyelamatkan Bumi. Kami pasti melakukannya dengan baik,” kata Chen Lü-xiang relawan daur ulang.

 

Benar, kerja keras membuahkan kemenangan. Terlahir di dunia ini, semua orang harus berjuang untuk memperoleh pencapaian agar kehidupan kita tidak berlalu sia-sia. Waktu kita kecil, orang tua membesarkan kita. Setelah dewasa, giliran kita yang menyokong keluarga serta membesarkan dan merawat anak. Kini anak-anak kita sudah besar, juga sudah bekerja dan berkeluarga. Kini saatnya kita bersumbangsih bagi masyarakat dan dunia. Kita hendaknya mengerahkan kekuatan kita untuk melayani masyarakat dan dunia. Jadi, setelah lanjut usia, kekuatan cinta kasih kita harus semakin besar. Jangan menganggap diri sudah tua.

Ingatkah pesan saya agar semua orang "menitipkan" 50 tahun di "bank usia"?

Kini berarti saya baru berusia 30-an tahun. Para relawan lansia juga tidak jauh berbeda. Kita jangan berpikir tentang tua. Lupakan itu. Saat bertemu orang yang lebih tua dari kita, kita kerap merasa, "Dia terlihat lebih muda dari saya." Dengan begitu, semangat kita terpicu. Inilah yang dirasakan oleh para relawan lansia yang memberi perhatian bagi sesama lansia. Kita selamanya harus menjadi lansia yang memperhatikan sesama lansia. Benar, kita harus berikrar untuk itu.


Hukum alam memang ada. Namun, kapankah kita menjadi tua?

Belakangan ini, sering kali saya tiba-tiba merasa berlalunya setiap hari dan setiap detik telah membawa pergi masa muda saya, demikian pula dengan masa paruh baya saya. Kini, masa tua saya juga hampir dibawa pergi. Ini adalah hukum alam. Menghadapi hukum alam ini, kita harus berjuang untuk meningkatkan nilai kehidupan kita.

Di sini saya mendengar banyak kisah. Sejak perjalanan saya dimulai hingga kini, setiap hari entah berapa banyak kisah yang orang-orang bagikan. Setiap orang berbagi tentang yang dilakukan pada tahun dan hari tertentu. Meski melakukannya secara bersama-sama, tetapi perasaan setiap orang berbeda-beda. Meski kegiatan dan ceritanya sama, saya tetap harus mendengarkannya. Mengapa cerita yang sama harus tetap saya dengarkan berkali-kali?

Untuk menjadi saksi bagi zaman ini dan mengukir sejarah bagi umat manusia. Setiap orang dari kita yang lahir ke dunia memiliki jejak langkah yang bernilai di dunia ini. Jangan sampai keberadaan kita tidak bermakna. Sulit untuk terlahir sebagai manusia. Kini, sebagai manusia, kita harus menjadi Bodhisatwa dunia yang sesungguhnya.


“Bisakah saya melanjutkan sekolah? Saya mungkin merisaukan apakah besok saya bisa menyisihkan uang untuk biaya sekolah,” kata Adik Lin di Nantou.

“Kami terus memberi dorongan baginya. Kami juga menghubungi Divisi Pembangunan untuk segera memperbaiki dan mengecat rumahnya. Kami juga memberi bantuan biaya hidup untuk memperbaiki kondisi kehidupan mereka,” kata Peng Xiu-zhen relawan Tzu Chi.

“Terima kasih, Kakek Guru, Paman, Bibi, dan Tzu Chi yang selalu menjaga keluarga saya. Saya akan terus tekun belajar agar kelak dapat masuk jurusan IPA. Saya juga ingin cepat dewasa dan menjadi orang yang bisa membantu orang lain”  lanjut Adik Lin.

Ya, inilah pewarisan dari generasi ke generasi. Cinta kasih yang tak terhingga disebarkan kepada banyak orang di masyarakat. Saya pernah menceritakan perumpamaan tentang sebuah sumur. Sumur ini memiliki mata air. Orang yang ingin menggunakan air itu membawa ember untuk mengambil air. Setelah diambil, air di dalam sumur itu tidak berkurang. Dibandingkan dengan waktu sebelum diambil, permukaan airnya tidak menurun. Ia tidak bertambah, juga tidak berkurang.

Namun, air yang telah diambil bisa digunakan oleh banyak orang untuk minum dan melepas dahaga. Orang yang haus bisa meminumnya. Orang yang memerlukannya bisa menggunakannya. Begitu pulalah kesungguhan insan Tzu Chi yang bersumbangsih tanpa pamrih. Saya sering berkata bahwa kita membutuhkan lebih banyak Bodhisatwa di dunia. Kita menghadapi orang-orang yang menderita. Tanpa makhluk yang menderita, tiada Bodhisatwa. Jadi, kita harus selalu memiliki rasa syukur. Setiap tetes sumbangsih kita berikan dengan penuh kesungguhan dan cinta kasih.

 

Bodhisatwa sekalian, sejak kita bertekad untuk menjadi Bodhisatwa, bersumbangsih bagi  semua makhluk yang menderita adalah ladang pelatihan kita. Semoga kalian semua di ladang pelatihan ini dapat saling berbagi dan saling mendukung. Semoga di hati kalian semua ada saya. Jika kalian setiap hari mendengar Dharma, maka Dharma akan ada di hadapan kalian. Saya pun ada di hadapan kalian. Lebih bagus jika kita bisa menyaksikan Lentera Kehidupan. Saya juga menyaksikan kembali episode-episode yang lebih awal. Saat itu saya sungguh terlihat lebih muda.

Singkat kata, tetap menjadi muda adalah yang terbaik. Namun, kita harus ingat bahwa kita selamanya tetap muda. Kita akan tetap merasa muda jika "menyimpan" 50 tahun usia kita. Dengan demikian,  ada yang baru berusia belasan tahun, dua puluhan tahun, tiga puluhan tahun, atau empat puluhan tahun. Masa-masa itu adalah masa-masa produktif.

Saya mendoakan kalian semua. Semangat masa muda dan potensi kehidupan yang kita miliki tidak boleh disia-siakan. Kalian paham? (Paham)

Kita harus menyebarkan keteladanan yang baik kepada generasi penerus. Dengan begitu, barulah masyarakat kita akan harmonis. Mengerti? (Mengerti)

Baik, saya ingin mengucapkan sampai jumpa. Namun, jika kalian mengikuti ceramah saya setiap hari, kalian akan bertemu saya setiap hari. Asalkan kalian "membuka pintu" lewat Da Ai TV, saya akan "datang" ke rumah kalian. Terima kasih.

Tidak menyia-nyiakan potensi meski sudah lanjut usia
Mewariskan jejak langkah Bodhisatwa
Semua makhluk yang menderita adalah ladang pelatihan
Ketekunan mendekatkan diri pada Dharma

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Juli 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 5 Juli 2019

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -