Ceramah Master Cheng Yen: Saling Mendukung dengan Kebajikan dan Cinta Kasih

Dalam menyambut Tahun Baru Imlek, tadi malam lebih dari 2.000 orang makan bersama di Griya Jing Si. Keluarga Tzu Chi sungguh besar. Namun, begitu masuk ke ruangan, saya segera menanyakan kondisi di Tainan. Saya sangat berharap para keluarga korban gempa yang menunggu kabar di lokasi bencana dapat memiliki sebuah tempat yang penuh kehangatan untuk makan malam bersama di malam Tahun Baru Imlek.

Setiap orang sangat mengkhawatirkan kondisi anggota keluarga mereka. Yang lebih membuat orang tersentuh adalah regu penyelamat yang tetap memprioritaskan upaya penyelamatan korban. Mereka merelakan acara makan malam bersama keluarga demi tetap bekerja di lokasi bencana.

Di Aula Jing Si juga terdapat belasan keluarga korban. Relawan kita membawa mereka ke Aula Jing Si untuk memberikan penghiburan. Yang paling dibutuhkan manusia adalah cinta kasih. Di dunia yang besar ini, terdapat sebuah "rumah" yang tak berwujud. "Rumah" ini bisa sangat besar, juga bisa sangat kecil. "Rumah" yang besar dapat menampung puluhan ribu, puluhan juta, bahkan ratusan juta orang. "Rumah" yang dimaksud adalah kesatuan hati dan cinta kasih setiap orang.

Kita semua hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Lihatlah, dalam upaya penyaluran bantuan kali ini, setiap orang sangat bersatu hati. Kini anggota keluarga yang masih menunggu kabar dipenuhi kekhawatiran dan kecemasan. Mereka masih menunggu di lokasi bencana.

Regu penyelamat masih tidak berani menggunakan bantuan alat berat karena khawatir akan membuat reruntuhan bangunan semakin roboh. Tadi malam, regu penyelamat sudah berencana untuk menggunakan bantuan alat berat, tetapi karena terdeteksi adanya tanda-tanda kehidupan di bangunan lantai atas, mereka pun tak berani menggunakannya. Regu penyelamat sangat berhati-hati. Bagaimana mereka melakukan upaya penyelamatan? Ini sungguh berbahaya.

Inilah ketidakkekalan hidup. Guncangan yang terjadi dalam sekejap dapat meruntuhkan seluruh bangunan hingga seperti itu.Bumi ini pun sangat rentan. Kita juga melihat relawan Tzu Chi yang tidak beristirahat. Mereka terus mendampingi regu penyelamat dan menghibur anggota keluarga korban. Secara bergilir, mereka memberi dukungan. Ada pula pihak rumah sakit yang mengungkapkan rasa syukur karena relawan Tzu Chi datang untuk memberi pendampingan dan penghiburan.

Berbagai kalangan di masyarakat turut berusaha segenap tenaga untuk membantu. Kita juga mendengar bahwa personel militer, polisi, serta tim pemadam kebakaran terus berada di lokasi bencana. Beberapa personel militer yang masih muda dan membantu di sana mulai mengalami gejala stres pascatrauma. Dalam upaya penyelamatan itu, hati mereka juga merasa cemas. Karena itu, saya berharap relawan Tzu Chi dapat berinteraksi dengan regu penyelamat yang masih muda itu. Sungguh, regu penyelamat juga membutuhkan dukungan mental. Relawan Tzu Chi perlu mencurahkan penghiburan kepada banyak orang, termasuk kepada regu penyelamat.

Selain di posko induk di lokasi bencana, kita juga perlu mencurahkan perhatian di beberapa tempat agar anggota penyelamat dapat beristirahat sejenak. Setiap orang sudah sangat lelah. Sepanjang siang hingga malam, banyak dari mereka yang tidak tega meninggalkan lokasi bencana. Berhubung sudah sangat lelah, mereka perlu beristirahat sejenak sebelum berganti sif. Selain itu, berhubung cuaca sangat dingin, kita juga harus membantu menjaga stamina mereka.

Saya melihat banyak orang yang bersumbangsih dengan penuh cinta kasih, bahkan merelakan acara makan malam bersama keluarga. Mereka terus berada di lokasi bencana untuk memberi bantuan. Di lokasi bencana juga ada relawan Tzu Chi yang mencurahkan perhatian bagi regu penyelamat.Ini semua menunjukkan kehangatan masyarakat kita. Sungguh, kebajikan dan cinta kasih merupakan permata Taiwan.

Banyak kelompok relawan yang bergerak untuk membantu. Banyak pengusaha yang mendonasikan uang juga menyatakan kesediaan mereka untuk ikut menjadi relawan kali ini. Selain kelompok relawan,  banyak anak muda yang juga ikut membantu. Dari sini terlihat bahwa masyarakat kita sungguh penuh kehangatan.

Bagaimanapun, kita masih sangat mencemaskan para korban yang masih terperangkap di tengah reruntuhan. Semoga setiap orang dapat mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan. Kembangkanlah kebijaksanaan dan kekuatan. Jangan takut bekerja keras dan jangan menyerah agar dapat menyelamatkan lebih banyak orang. Dengan demikian, orang yang terselamatkan akan lebih banyak. Ini merupakan harapan dan doa kita yang paling tulus.

Hari ini adalah Tahun Baru Imlek. Tahun Baru Imlek adalah awal dari musim semi. Semua orang memiliki harapan baru. Saat bertemu, setiap orang juga hendaknya saling mendoakan. Tadi, pagi-pagi sekali, saya sudah mendengar suara orang-orang yang saling mendoakan. Doa ini harus bersumber dari ketulusan di dalam hati dan bukan hanya ucapan semata. Ia harus berasal dari ketulusan di dalam hati. Ketulusan jalinan kasih sayang antarsesama dapat membawa kebaikan bagi dunia. Asalkan setiap orang memiliki ketulusan di dalam hati, maka kebaikan akan terus menyebar dari ruang lingkup yang kecil hingga ke seluruh masyarakat, negara, bahkan ke seluruh dunia.

Seperti yang saya katakan tadi bahwa cinta kasih bisa sangat kecil, juga bisa sangat besar. Dimulai dari cinta kasih di dalam keluarga, ia terus meluas dan menyebar ke seluruh masyarakat. Lalu, dari masyarakat, cinta kasih ini terus meluas hingga memenuhi seluruh negara di dunia. Ini membutuhkan kesatuan hati dan cinta kasih setiap orang.

Mengadakan acara makan bersama dalam rangka Tahun Baru Imlek

Menyatukan hati untuk menghibur para keluarga korban gempa

Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan untuk menyelamatkan kehidupan

Saling mendukung dengan kebajikan dan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Februari 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Februari 2016

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -