Ceramah Master Cheng Yen: Saudara se-Dharma Menciptakan Berkah Bersama-sama

Bodhisatwa sekalian, saya sangat senang melihat kalian semua begitu sehat. Saya sangat bersyukur. Tidak hanya bersyukur, saya juga sangat tersentuh. Namun, saya melihat ada sebagian orang sudah mengalami penuaan. Rambut mereka sudah beruban dan tubuh mereka sudah melemah. Saya merasa sangat sedih. Saya merasa mereka seperti sebuah cermin bagi saya dan saya melihat diri saya di dalamnya.

Mereka sudah tua, saya juga sudah tua. Mereka sudah berusia lanjut, saya juga sudah berusia lanjut. Melalui mereka, saya melihat diri saya sendiri. Para Bodhisatwa lansia sepenuh hati melakukan daur ulang. Mereka dengan teguh menggenggam waktu mereka yang sangat berharga untuk mengasihi orang-orang dan bumi ini. Mereka telah membina berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Mereka tidak meminta saya memberi berkah agar mendapat berkah. Itu tidak benar.

Untuk menciptakan berkah, kita harus bersumbangsih. Berkah adalah sukacita yang diperoleh dari bersumbangsih. Kebijaksanaan adalah kedamaian batin yang diperoleh dari sikap penuh pengertian. Jika tidak bersumbangsih, bagaimana kita bisa mendapat berkah? Jadi, bersumbangsih dengan sukacita berarti menciptakan berkah bagi dunia. Orang-orang membuang berkah, kita memungutnya.


Relawan daur ulang selalu memungut berkah untuk didaur ulang. Banyak orang yang berikrar untuk terus bersumbangsih hingga tarikan napas terakhir. Ya, melakukan hingga tak bisa melakukannya. Sebenarnya, kita pasti bisa melakukannya jika kita mau. Jika kaki kita tak bertenaga, kita bisa menumpang kendaraan relawan lain. Kita masih bisa bersumbangih selama tangan dan otak kita masih berfungsi. Sebenarnya, jika kaki tak lagi bertenaga, kita malah harus lebih banyak bergerak.

Sebelum perjalanan kali ini, saya terus berusaha keras untuk berjalan lebih jauh. Saya terus berkeliling Griya Jing Si untuk menguatkan kaki saya. Jadi, kali ini, sebisa mungkin saya tidak naik lift. Saya berusaha untuk naik turun tangga. Saya memanfaatkan kegiatan ini untuk melatih fisik saya.

Para Bodhisatwa daur ulang dan anggota komite senior, jalan yang telah kalian lalui lebih bernilai dari saya. Saya hanya berjalan ke sana kemari, sedangkan kalian melakukan praktik nyata dengan mantap. Kalian menggunakan tangan kalian untuk melakukan pemilihan sampah. Apa yang saya katakan, kalian telah melakukannya secara nyata. Kalian telah melakukan perbuatan baik dan membentangkan jalan.


Kita harus mengenal dengan jelas ajaran Buddha tentang hukum sebab akibat. Jika kita benar-benar percaya, barulah kita dapat menciptakan berkah di tengah masyarakat. Kita melakukannya demi siapa? Demi diri sendiri. Kita tak boleh melewati hidup dengan sia-sia dan memenuhi kesadaran pikiran kita dengan sikap perhitungan dan kemelekatan. Jika kita menjalani hidup dengan pikiran seperti ini, berarti kita masih menjadi makhluk awam.

Kita harus mendengar Dharma dan menyerapnya ke dalam hati, lalu mengubahnya menjadi kebijaksanaan. Ketika menemui masalah, kita harus berpikiran terbuka. Buddha menjelaskan kepada kita bahwa penderitaan kita saat ini disebabkan oleh karma yang telah kita ciptakan di masa lalu. Kita harus menerimanya dan tidak menciptakan karma buruk baru.

Kita harus menciptakan berkah dan menghimpun kebijaksanaan di kehidupan sekarang agar bisa dibawa ke kehidupan berikutnya. Jika bisa berpikir seperti itu, setiap hari kita akan bisa menjalani kehidupan dengan gembira. Berkah adalah sukacita yang diperoleh dari bersumbangsih. Dengan bersumbangsih setiap hari, berarti kita sedikit demi sedikit mengakumulasi berkah. Sampah yang terakumulasi sedikit demi sedikit akan menjadi gunung. Demikian pula, jika kita melakukan perbuatan baik, kita dapat mengakumulasi berkah sedikit demi sedikit.


Pada kehidupan ini, kita memiliki tubuh sehat dan berjodoh untuk bergabung dengan Tzu Chi. Jika tidak bergabung dengan keluarga Tzu Chi, kita mungkin kesepian seorang diri. Sekarang banyak lansia yang membutuhkan bantuan jangka panjang. Mereka tinggal di rumah sepanjang hari dan tak ada yang menemani. Mereka tak memiliki kesempatan untuk bertemu orang. Mereka melewati hari-hari seorang diri, sedangkan kita di Tzu Chi, ada banyak orang yang memberi perhatian. Kita dapat bersumbangsih sesuai dengan kemampuan kita.

Tzu Chi adalah sebuah keluarga besar dan semua orang saling mengenal. Semua orang adalah saudara se-Dharma. Di dalam Dharma Tzu Chi, kita bersumbangsih untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Kita bersama-sama menjalankan misi Tzu Chi dan mengasihi semua makhluk di dunia. Inilah cinta kasih saudara se-Dharma.

Dengan bergabung dengan keluarga besar Tzu Chi, kita akan menemukan orang-orang yang peduli dengan kita. Jadi, kita harus mendengar Dharma dan menyerapnya ke dalam hati. Ketika menemui masalah, kita harus berpikiran terbuka. Di sekitar kita ada begitu banyak orang yang mendampingi kita. Inilah keistimewaan Tzu Chi. Di satu sisi kita menciptakan berkah, di lain sisi mendapat berkah.


Bodhisatwa sekalian, jika memiliki berkah, kita harus selalu bersyukur dan menciptakan berkah kembali. Ketika menemui masalah apa pun, kita harus menggunakan ajaran Buddha untuk bersikap pengertian guna menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan kita. Karma buruk yang diciptakan di masa lalu, kita harus mengikisnya setiap hari. Dengan demikian, kebijaksanaan akan bertumbuh. Yang paling penting adalah kita harus mendengar Dharma untuk menumbuhkan kebijaksanaan.

Seiring berjalannya waktu, waktu kehidupan kita terus berkurang dan usia kita terus bertambah. Usia kita terus bertambah, jiwa kebijaksanaan kita juga harus ikut bertumbuh. Seiring berjalannya waktu, waktu kehidupan kita terus berkurang. Jadi, kita harus menggenggam waktu untuk mengembangkan potensi kehidupan kita. Dengan bersumbangsih, kita akan mendapat berkah.

Dengan berkah dari kehidupan ini, kelak kita juga akan memiliki jalinan jodoh untuk menciptakan berkah di kehidupan mendatang. Kita harus meneruskan kekuatan cinta kasih kepada generasi muda. Bodhisatwa sekalian, kita harus sungguh-sungguh menghimpun cinta kasih. Kita harus menjaga para lansia bagaikan permata. Bodhisatwa daur ulang bersumbangsih demi keluarga, masyarakat, dan bumi.


Mereka sangat berharga bagi saya. Saya berharap kalian membantu saya menjaga mereka. Kalian harus saling menjaga. Inilah keluarga besar Tzu Chi. Apakah kalian mengerti? (Ya) Kalian harus saling memberi perhatian antarsesama saudara se-Dharma. Dalam mewariskan semangat Tzu Chi, kita juga harus mendampingi. Semoga semua orang menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan setiap hari. Terima kasih.

Mewariskan pengalaman untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan

Tekun dan bersemangat untuk menciptakan berkah

Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan

Sesama saudara se-Dharma bersama-sama menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 22 Juli 2018
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -