Ceramah Master Cheng Yen: Sebutir Benih Dapat Membawa Dampak Besar
“Selama beberapa waktu, Master sering berkata bahwa sebutir benih dapat membawa dampak besar. Kita memiliki benih cinta kasih. Sesungguhnya, bagaimana Empat Misi Tzu Chi berdiri? Semua itu berkat adanya benih cinta kasih yang terus menghasilkan benih-benih yang tak terhingga. Master mengambil buah lengkeng dan lici sebagai contoh. Di bagian tengah buah, terdapat bijinya. Jika kita mengupas biji itu, terdapat inti kecil berwarna putih di dalamnya. Itulah yang disebut benih,” kata Hong Jing Yuan, Kepala Divisi Penyuntingan Sejarah.
“Benih itu sangatlah kecil. Setelah seseorang membangkitkan tekad, tidak peduli berada di Taiwan maupun luar negeri, setelah benih ini ditabur, seiring matangnya jalinan jodoh dan berjalannya waktu, pohon bodhi ini akan menghasilkan benih yang berlimpah. Namun, ini membutuhkan kesabaran,” pungkas Hong Jing Yuan.
Saya mendengar Jing Yuan berkata bahwa pohon besar berawal dari sebutir benih yang sangat kecil. Tzu Chi bermula dari Taiwan. Sebutir benih ini ditabur di Taiwan dan terus bertumbuh berkat berbagai kondisi pendukung. Berkat tanah, udara, embun, dan lain sebagainya, barulah benih ini bisa bertumbuh menjadi pohon besar. Setiap tahun, pohon ini terus berbunga, berbuah, dan menghasilkan benih yang berlimpah.
Setiap butir benih memiliki intinya. Jika benih dikupas, kita akan melihat seperti apa inti di dalamnya. Inti di dalamnya sangatlah kecil, bagai Dharma yang amat dalam, halus, dan menakjubkan. Sesuai hukum sebab akibat, jika pikiran menyimpang, akan menjadi apakah benih dan inti itu? Mengenai benih, sayuran dan beras juga berasal dari benih. Namun, benihnya berbeda-beda. Apakah beras bisa dijadikan benih? Tidak.

Padi bertumbuh dari benih padi. Benih padi bertumbuh menjadi tanaman padi dan tanaman padi kembali menghasilkan benih padi. Demikianlah siklusnya. Namun, jika hanya ada benih padi tanpa tanah, air, udara, dan sebagainya, benih-benih itu akan terbuang sia-sia. Setahun kemudian, benih-benih itu mungkin tak bisa bertumbuh lagi. Karena itulah, kita harus menggenggam jalinan jodoh.
Mari kita mendalami prinsip "sebutir benih dapat membawa dampak besar". Sebutir benih dapat menghasilkan benih yang tak terhingga. Karena itulah, disebut "dampak besar". Setiap kali kita mengadakan rapat, insan Tzu Chi di berbagai negara juga ikut mendengarkan dengan penuh perhatian untuk mengetahui bagaimana insan Tzu Chi Taiwan bersumbangsih dengan cinta kasih. Jadi, kita hendaknya menjadi teladan.
Setiap helai selimut kita berasal dari depo daur ulang kita. Depo daur ulang kita mengumpulkan botol plastik, lalu mengolahnya kembali. Kita bisa melihat serat-serat yang dihasilkan dari daur ulang botol plastik. Serat-serat itu sangat utuh. Tahap-tahap produksi selimut bisa dilihat dengan jelas. Dahulu, jika kita berkata bahwa sampah bisa didaur ulang menjadi selimut yang berkualitas, siapa yang akan percaya?

Kini, kita telah memberikan bukti nyata. Jika ada orang yang tidak percaya, kita bisa mengajak mereka untuk melihat secara langsung. Mereka bisa menyaksikan bagaimana sekelompok Bodhisatwa kita melakukan daur ulang. Mereka juga bisa melihat segulung besar selimut hasil produksi kita. Setiap hari, ada sekelompok relawan kita yang mengguntingnya menjadi sehelai demi sehelai selimut. Semua ini bisa disaksikan secara nyata.
Botol-botol plastik dikumpulkan, dipilah, diolah menjadi biji plastik, lalu diolah lagi menjadi serat dan kain. Kita bisa melihat Dharma dari sumbernya. Saya sangat bersyukur. Bagaimana mungkin saya tidak bersyukur? Saya sungguh sangat bersyukur. Pada masa-masa awal, kita belum memiliki selimut. Kini, kita bisa memproduksi selimut sendiri. Setelah memiliki selimut, kita harus membawa manfaat besar dengannya. Selimut kita telah disalurkan ke berbagai negara.
Perkembangan kita selama puluhan tahun ini sungguh tidak terbayangkan. Dari tidak ada hingga ada, dari ada hingga banyak, dan dari banyak hingga tak terhitung. Inilah yang sering saya katakan, yaitu jangan meremehkan sesuatu yang kecil. Meski sesuatu itu sangat kecil, kita tidak boleh meremehkannya. Karena itulah, saya senantiasa mengucap syukur. Terhadap sesuatu yang sangat kecil pun, kita harus bersyukur dan menaruh rasa hormat. Hal yang saya syukuri sangatlah banyak.

Saya telah mendengar tentang bantuan bencana internasional dan bagaimana insan Tzu Chi di berbagai wilayah bersumbangsih. Tzu Chi telah berusia 59 tahun dan memasuki usia ke-60 tahun. Saya bertanya pada diri sendiri, "Benarkah?" Lalu, saya menghitung usia sendiri. Benar, Tzu Chi sudah memasuki usia ke-60 tahun. Sebagian relawan yang hadir di sini telah bergabung sejak Tzu Chi berdiri. Kalian telah menyaksikan bagaimana saya menggalakkan praktik celengan bambu.
Saat ini, jalinan jodoh telah matang. Jika kita tidak mencatat semua sejarah ini sekarang, bagaimana kita membuktikannya kelak? Yang bisa kita dengar di sini bukan hanya kisah-kisah di Taiwan, tetapi juga jalinan jodoh yang menakjubkan di berbagai negara. Orang-orang yang berbeda agama dapat berpegang pada prinsip yang sama, yaitu cinta kasih. Ada welas asih, rahmat, cinta kasih agung, dan berbagai istilah lainnya.
Sesungguhnya, tujuan agama hanyalah membimbing orang-orang kembali pada hakikat yang bajik. Semua agama memiliki tujuan yang sama, memiliki tujuan yang sama, yaitu kebajikan dan cinta kasih. Jadi, sesungguhnya tiada perbedaan dalam agama karena semuanya menuju kebajikan dan cinta kasih. Baik kemurahan hati maupun cinta kasih tanpa pamrih, semuanya memiliki arah yang sama.
Sebutir benih dapat membawa dampak besar
Meneruskan cinta kasih dan menghasilkan benih yang tak terhingga
Mendaur ulang botol plastik dan membawa manfaat besar dengannya
Antarumat beragama saling merangkul dan membawa manfaat bagi orang banyak
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 29 Agustus 2025