Ceramah Master Cheng Yen: Segera Bertindak untuk Melindungi Bumi

Kita bisa melihat Amerika Serikat dilanda banjir sekaligus kebakaran. Saya sungguh merasa sangat panik dan khawatir. Sekitar sebulan yang lalu, kita melihat banjir besar melanda Perancis. Saat itu, ada seorang staf kita yang berasal dari Perancis pergi ke Ekuador bersama insan Tzu Chi dari AS. Saat menerima kabar dari orang tuanya bahwa kampung halamannya dilanda banjir besar, dia merasa sangat khawatir.

Saat melakukan telekonferensi dengan saya, dia berkata bahwa melihat dampak bencana yang begitu parah di Ekuador, dia tidak tega meninggalkan para korban bencana yang begitu menderita dan kekurangan. Dia merasa bahwa meski kampung halamannya juga tengah dilanda bencana, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa jika pulang ke sana. Setelah tahu bahwa keluarganya aman, dia merasa tenang dan berfokus menyalurkan bantuan di Ekuador. Hingga penyaluran bantuan di Ekuador berakhir, dia baru pulang ke rumah dan mengikuti insan Tzu Chi setempat untuk melakukan survei dan membagikan barang bantuan.

“Tzu Chi bisa datang menolong kami sungguh merupakan hal yang baik. Saat kita menangani masalah pascabanjir, para korban banjir juga membutuhkan perhatian. Saya bersyukur kepada Tuhan atas datangnya Tzu Chi yang segera memberikan bantuan dana kepada para korban banjir sehingga mereka dapat melewati masa-masa darurat pascabanjir. Curahan perhatian relawan Tzu Chi sangat penting bagi kondisi batin korban banjir. Warga Salbris selamanya tidak akan melupakan welas asih dan bantuan relawan Tzu Chi,” kata Walikota Salbris, Olivier Pavy.

Kini, di seluruh dunia, begitu dilanda bencana, tidak peduli kaya atau miskin, kuat atau lemah, semuanya merasakan penderitaan yang sama. Australia juga dilanda banjir besar. Saat melakukan survei bencana, insan Tzu Chi melihat lansia, perempuan, dan anak-anak. Kapan rumah mereka bisa selesai dibersihkan? Yang mereka butuhkan bukan bahan pangan, melainkan tenaga manusia. Karena itu, insan Tzu Chi pun bergerak untuk membantu mereka membersihkan rumah. Sungguh, di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi akan pergi ke sana.

Di seluruh dunia, saat satu negara dilanda bencana, insan Tzu Chi dari berbagai wilayah akan pergi ke sana untuk memberikan bantuan. Ini sungguh sangat menyentuh. Kita juga melihat di Provinsi Jiangsu, sambaran petir yang disertai hujan deras, hujan es, dan topan tornado yang berlangsung selama sekitar 20 menit. Akibatnya, sebuah pabrik besar di Yancheng rata dengan tanah, begitu pula dengan rumah warga. Ini sungguh membuat orang takut melihatnya. Insan Tzu Chi dari Suzhou, Nanjing, Shanghai, dan Kunshan yang berjumlah 16 orang segera menuju lokasi bencana. Saat mereka berangkat, hujan belum reda sehingga perjalanan mereka sangat sulit.

Melihat laporan yang dikirimkan insan Tzu Chi, saya merasa sangat kagum dan terhibur karena pemerintah setempat segera bergerak untuk menangani korban bencana. Akan tetapi, rumah sakit tidak memiliki begitu banyak ranjang pasien. Karena itu, korban luka-luka terpaksa berbaring di lantai lobi dengan beralaskan tikar dan menunggu dokter memberikan pengobatan. Melihat kondisi seperti ini, insan Tzu Chi pun menawarkan tempat tidur lipat. Sekitar pukul sembilan malam, relawan kita segera memuatkan tempat tidur lipat ke dalam truk. Saat tiba di lokasi bencana, sudah pukul tiga dini hari. Relawan kita menyerahkan tempat tidur lipat kepada warga setempat dan membantu mereka menyusunnya agar orang-orang yang tidur di lantai RS bisa tidur di atasnya dengan lebih tenang. Relawan kita juga memberikan selimut. Di tempat penampungan, kita juga memberikan tempat tidur lipat dan selimut. Jadi, kita mengirimkan lebih dari 400 buah tempat tidur lipat.

Jika dibutuhkan, kita akan mengirimkannya lagi. Pada saat seperti ini, tempat tidur lipat dan selimut paling bermanfaat dan paling dibutuhkan. Setiap hari, saya mengulas bahwa bencana alam ditimbulkan oleh aktivitas manusia dalam jangka panjang. Akibat kegelapan batin dan ketamakan yang tak berujung, manusia telah melukai bumi dengan mencemari tanah dan udara. Manusia mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan terus merusak wilayah pegunungan. Berhubung manusia telah menciptakan karma buruk kolektif dengan merusak gunung, sungai, dan tanah, maka kini alam mulai melakukan perlawanan.

Kini sudah waktunya bagi kita untuk bertobat. Kita harus mawas diri, berhati tulus, dan memperbaiki pola hidup kita. Lewat siaran berita Da Ai TV, kita bisa melihat masyarakat zaman sekarang selalu membeli segala sesuatu yang diinginkan. Lemari mereka penuh dengan pakaian dan sepatu. Berhubung lemari mereka sudah sangat penuh, mereka pun menyumbangkan pakaian mereka. Apakah ini termasuk berbuat amal? Kini, bahkan pihak pengumpul pakaian bekas juga berkata bahwa jangan menyerahkan pakaian bekas lagi.

Pikirkanlah, apakah perlu membeli sebanyak itu? Tidak perlu. Singkat kata, kita harus memahami bahwa dunia ini penuh dengan bencana. Jika manusia tidak mengubah tabiat buruk dan terus mempertahankan pola hidup boros, maka kerusakan bumi dan pemanasan global akan semakin parah. Singkat kata, kita harus berintrospeksi diri, mawas diri, dan berhati tulus.

Seorang staf Tzu Chi AS pulang ke Perancis untuk mengunjungi keluarga yang dilanda banjir

Mengantarkan tempat tidur lipat kepada korban bencana

Menghargai berkah, mengasihi sumber daya, dan mengubah pola hidup boros

Segera bertindak untuk melindungi Bumi


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Juni 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 1 Juli 2016

 

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -