Ceramah Master Cheng Yen: Senantiasa Berbuat Baik dan Menyebarkan Sukacita


“Saya sangat bersyukur kepada Master yang memberi saya kartu relawan empat tahun lalu. Saya sangat bersyukur. Setelah pensiun, saya memberikan pelayanan medis ke rumah warga. Kini, warga lansia sebatang kara sangatlah banyak. Adakalanya, saya berkunjung untuk memberikan pengobatan dan obat-obatan, tetapi itu tidak bisa mengatasi masalah mereka. Beruntung, saya bergabung dengan Tzu Chi. Saat mendapati orang yang mengalami kesulitan hidup, saya pun melaporkannya ke Kantor Tzu Chi. Setelah itu, ada relawan yang akan berkunjung untuk membantu mereka yang kekurangan dana dan makanan,”
kata Huang Cong-min relawan Tzu Chi.

“Pertama kali saya mendengar lagu Tzu Chi, ada lirik tentang memberikan pengobatan, obat-obatan, dana, dan makanan. Saat itu, saya hanya mengingatnya di dalam hati. Setelah memberikan pelayanan medis ke rumah warga dan membantu para pasien bersama relawan lain, saya baru mendapati bahwa warga lansia sekarang sungguh sangat membutuhkan Tzu Chi,” pungkas Huang Cong-min.

Saya sangat sukacita. Bisa duduk di sini saat ini, saya sangat sukacita. Namun, saya juga berpikir, "Apakah ada kunjungan berikutnya?" (Ada) Belum tentu.

Sungguh, demikianlah hukum alam. Saya teringat akan Buddha yang datang ke dunia ini dan hidup selama 80 tahun. Saya sering merenung tentang usia. Pada zaman Buddha, 80 tahun sudah termasuk panjang umur. Saya merasa bahwa saya telah menyia-nyiakan banyak waktu. Karena itu, saya harus lebih tekun dan bersemangat serta tak lagi menyia-nyiakan waktu.

Sesungguhnya, saya terus menguras energi untuk memberikan ceramah. Saya juga bersungguh hati dan berfokus mendengarkan. Saya mendengar para relawan kita bertekad dan bagaimana mereka melakukan praktik nyata. Apa pun yang ingin saya lakukan, semuanya dijalankan oleh mereka. Ini membuat saya sangat sukacita.


“Master, inilah yang kami buat. Hari itu, saya dan Dokter Hong mendorong keluar sepeda yang mengangkut tiga keranjang ini. Master, ini sangat berat. Karena itu, saya meminta ketua Heqi kami untuk menjaga ketiga keranjang tersebut agar tidak terjatuh. Master, keranjang kiri yang berisi sayuran melambangkan menerapkan pola makan nabati dan bersama-sama berbuat kebajikan demi melindungi Bumi, sedangkan keranjang kanan melambangkan menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk dengan keyakinan, ikrar, dan praktik,”
kata Chen Mei-hui relawan Tzu Chi.

“Ini terinspirasi dari Guru De Ci. Dahulu, demi menjaga kelangsungan hidup di Griya Jing Si, Guru De Ci mengendarai sebuah sepeda tua untuk menjual ubi jalar. Kami teringat akan masa-masa Badan Amal Ke Nan Tzu Chi dan tradisi Jing Si. Karena itu, saat tim perencana berdiskusi dengan saya, mereka berkata bahwa mereka ingin menggunakan sepeda,” kata Hong Qi-fen relawan Tzu Chi.

Melihat sepeda itu, saya teringat tentang bagaimana kita memulai Tzu Chi. Saat itu, De Ci mengendarai sepeda ke kota. Saat itu, ada toko kue ubi jalar di Hualien. Sebanyak apa pun ubi jalar yang kita bawa, mereka akan membeli semuanya. Kemudian, lewat interaksi dalam keseharian, para anggota komite kita juga menginspirasi para pemilik toko untuk menjalankan Tzu Chi.

“Master sering berkata bahwa kita harus terjun ke tengah masyarakat dan berbagi tentang Tzu Chi. Kita bahkan harus berbagi tentang kisah celengan bambu pada masa Badan Amal Ke Nan Tzu Chi dengan orang-orang agar mereka tahu bahwa dengan 50 sen saja, kita dapat menolong orang lain,” kata Xu Kun-long relawan Tzu Chi.

“Sejak bulan Agustus tahun lalu, kita mulai menggalakkan penaruhan celengan bambu di toko-toko di Taiwan Tengah. Para relawan dari Heqi Caotun datang untuk mengambil celengan bambu dengan antusias. Selain toko-toko yang telah dikenal baik oleh para relawan kita, kita juga pergi ke sekolah, termasuk TK. Orang-orang dari berbagai bidang merasa bahwa hal yang dilakukan Tzu Chi ini sangat bermakna,” pungkas Xu Kun-long.


Beberapa tahun belakangan ini, kita kembali memulai program celengan bambu. Para relawan kita telah membangkitkan tekad dan berbagi pengalaman dengan sukacita. Sesungguhnya, cara terbaik untuk menyebarkan Dharma ialah membagikan pengalaman sendiri. Dengan berbagi pengalaman masing-masing dan mendengarkan kisah satu sama lain, kalian akan makin merasa bahwa Tzu Chi dijalankan dengan mantap.

Kalian berbagi tentang aktivitas Tzu Chi di Nantou, Puli, dan sekitarnya dan banyak orang yang mendengarkan kalian. Mereka merupakan saksi terbaik. Intinya, ini adalah sebuah Jalan Bodhisatwa. Asalkan kita membuka jalan, orang-orang dapat melihat dan turut membuka jalan. Demikianlah kita menggalang Bodhisatwa dunia.

Menciptakan berkah dengan hati yang damai dapat menghalau bencana. Kita harus senantiasa mengingat hal ini. Kita tidak mengharuskan orang untuk menyumbangkan sesuatu. Asalkan memiliki hati yang tulus, dengan membawa sekeranjang sayuran untuk dijual dalam bazar saja, pahala yang diciptakan sudah tak terhingga. Ini adalah salah satu cara untuk menyerukan kebajikan. Demikian pulalah kita menggalang Bodhisatwa dunia.

Orang-orang bisa berdonasi sesuai kerelaan masing-masing. Kita cukup memperkenalkan Tzu Chi pada orang-orang dan memberi tahu mereka tentang berbagai penyaluran bantuan yang kita lakukan. Kita harus memberi tahu orang-orang agar mereka dapat berulang kali bersumbangsih. Bersumbangsih tak cukup sekali dan harus dilakukan dalam jangka panjang. Donasi 100 dolar NT per bulan sama dengan 3,3 dolar NT per hari. Dengan mendonasikan 3,3 dolar NT per hari, orang-orang dapat membangkitkan niat baik setiap hari. Jadi, dengan sebuah uang logam, baik 1, 3, maupun 5 dolar NT, kita dapat membangkitkan niat baik setiap hari.


Melihat sekeluarga bergabung dengan Tzu Chi, saya sangat sukacita. Keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah yang berlimpah. Orang-orang zaman dahulu berkata bahwa keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah yang berlimpah. Inilah pendidikan keluarga terbaik. Alangkah baiknya jika kita dapat mempromosikannya. Kita harus memulainya dari diri sendiri dan keluarga sendiri. Tentu saja, jika warga komunitas juga dapat demikian, orang-orang akan dipenuhi rasa sukacita saat bertemu. Ini disebut energi kebaikan. Ini juga disebut energi berkah.

Saya paling sukacita mendengar kalian menginspirasi keluarga demi keluarga untuk berbuat baik bersama. Jika orang-orang dapat mendonasikan 1 dolar NT per hari, saya sudah sangat tersentuh dan sukacita. Makin banyak orang yang memahami Tzu Chi dan makin banyak keluarga yang bergabung dengan Tzu Chi, makin banyak berkah yang diciptakan bagi orang-orang. Jadi, saya sangat gembira melihat kesungguhan hati dan cinta kasih kalian. Bagaimana kita memperbaiki kehidupan? Dengan menciptakan berkah bagi dunia setiap hari. Inilah yang saya inginkan.

Saya berharap kalian bisa bersumbangsih tanpa henti. Dengan bertutur kata baik setiap waktu, berarti kalian menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik setiap hari. Hari ini, kalian telah banyak bertutur kata baik dan membangkitkan tekad. Janganlah kalian merasa tertekan. Kalian hendaknya sukacita setiap hari. Pelajarilah Dharma setiap hari agar kalian dipenuhi sukacita dalam Dharma. Bangkitkanlah niat baik yang dilandasi rasa sukacita. Jangan merasa tertekan. Saya hanya berharap kalian bebas dari tekanan dan diliputi kebajikan dan berkah setiap hari. Inilah doa saya terhadap kalian. 
 
Tekun menumbuhkan jiwa kebijaksanaan tanpa menyia-nyiakan waktu
Menyambut semangat celengan bambu dengan hati yang tulus
Mewariskan kebajikan dalam keluarga dan menggalang Bodhisatwa dunia
Menciptakan berkah dengan sukacita dan mempertahankan cinta kasih hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 01 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 03 April 2024                                             
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -