Ceramah Master Cheng Yen: Tekun dan Bersemangat Membasahi Batin dengan Air Dharma

Tidak membiarkan sedetik pun berlalu dengan sia-sia. Ini yang disebut tekun dan bersemangat. Selain itu, kita juga harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mewujudkannya lewat tindakan. Ya, untuk menyerap Dharma ke dalam hati dan mewujudkannya lewat tindakan, kita harus meneladani hati Buddha dan tekad Guru.

Melihat kalian begitu tekun dan bersemangat, saya sungguh gembira. Tiada yang lebih membahagiakan dari ini. Seumur hidup ini kita terus sibuk bekerja, sesungguhnya demi apa? Saya juga sering bertanya kepada diri sendiri,  “Sesungguhnya demi apa?” Setiap hari, saya terbangun pada pukul 3 pagi. Saya harus merasa berpuas diri dan bersyukur karena dapat terbangun sendiri.

Saat pukul 3 pagi, mungkin masih ada orang yang belum pulang ke rumah dan mungkin masih ada orang yang masih bersenang-senang di luar. Saya sering mendengar relawan Tzu Chi bercerita bahwa dahulu mereka selalu bermain di luar hingga tengah malam. Kini mereka telah keluar dari kebiasaan hidup seperti itu. Kini mereka telah bergabung dalam barisan anggota Tzu Cheng.

Saya sangat gembira mendengar kisah-kisah orang yang tersadarkan, berhenti berjudi, dan kembali pada hakikat murni. Inilah hal yang paling membahagiakan bagi saya. Banyak orang yang sejak mudah hingga tua, mereka bekerja dengan baik dan bertanggung jawab kepada keluarga. Mereka adalah orang yang baik. Saat orang-orang baik seperti ini mendengar tentang Tzzu Chi, mereka selalu berpartisipasi dengan penuh sukacita. Ini lebih membuat orang terhibur.

 

Meski memiliki kehidupan yang berbeda-beda, tetapi kita memiliki satu tujuan yang sama. Kita harus meneladani hati Buddha dan memiliki tekad Guru. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, maka kita akan memiliki satu tujuan yang sesuai dengan Dharma. Jika setiap orang dapat bersatu hati, memiliki arah yang sama, dan mengambil langkah yang sama, maka akan terbentuk barisan Bodhisatwa yang panjang.

Jalan Tzu Chi adalah tempat pelatihan para Bodhisatwa. Semangat dan nilai-nilai dalam ladang pelatihan Bodhisatwa adalah ajaran Jing Si. Ajaran Jing Si adalah  giat mempraktikkan jalan kebenaran. Kita harus senantiasa giat. Janganlah kita bermalas-malasan. Kita harus menggenggam erat semangat dan nilai-nilai kita, yakni tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh.

Kita harus terus melatih diri hingga memiliki Empat Ikrar Agung Bodhisatwa. Empat Ikrar Agung adalah tekad yang agung. Kita harus memiliki Empat Ikrar Agung, yakni bertekad untuk membimbing semua makhluk yang tak terbatas, melenyapkan noda batin yang tiada akhir, mempelajari metode Dharma yang tak terhingga, dan mencapai kebuddhaan yang tiada banding.

Ya, saudara sekalian, inilah ajaran Jing Si. Sebagai murid Jing Si, kita harus mempraktikkan ketulusan,  kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati untuk membangun tekad luhur. Ini bukan hanya sekadar dilafalkan terus dilupakan. Jika hanya melafalkannya tanpa menuangkannya ke dalam tindakan, maka tidaklah berguna.

Jadi, setelah melafalkannya, kita harus melakukan secara nyata dengan tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh. Kita harus menjalankan ikrar dengan tulus, benar,  yakin, dan sungguh-sungguh. Inilah ajaran Jing Si. Kita juga mempraktikkan mazhab Tzu Chi dengan penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.

 

Kita harus menjalankan mazhab Tzu Chi dengan Empat Sifat Luhur, yakni mencurahkan cinta kasih tanpa penyesalan, memiliki welas asih tanpa keluh kesah, membangkitkan sukacita tanpa kerisauan,

serta bersumbangsih tanpa memiliki pamrih. Ya, tidak ada penyesalan, keluh kesah, kerisauan, dan tanpa pamrih adalah semangat yang harus selalu kita miliki dalam bersumbangsih bagi Tzu Chi, masyarakat, dan umat manusia. Saya berharpa semua murid saya dapat memiliki semangat dan nilai-nilai ini.

Saya tidak meminta apa-apa dari kalian, hanya berharap kalian dapat sejalan dengan semangat dan nilai-nilai Tzu Chi. Kita harus menjalankan misi dengan berpegang pada semangat dan nilai-nilai tzu Chi. Bodhisatwa dunia bagaikan petani di dunia; keyakinan, kesungguhan, ketulusan, dan kebenaran bagaikan ladang batin kita.

Ladang batin kita haruslah yakin, sungguh-sungguh, tulus, dan benar. Kebijaksanaan bagaikan air jernih. Kita harus senantiasa menggunakan kebijaksanaan untuk membasahi ladang batin kita. Kita harus menggarap ladang dengan keyakinan, kesungguhan, ketulusan, kebenaran, dan kebijaksnaan.

Apakah satu orang saja bisa menggarap ladang yang luas ini? Tidak bisa. Kita harus menjadi petani untuk menggarap ladang batin sendiri. Kita harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati. Kita harus menjadi petani untuk menggarap ladang di dunia. Kita harus menanamkan ketulusan,  kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati di dalam hati kita.

 

Kita juga harus menggunakan air Dharma untuk menyucikan dunia ini dan mengajak lebih banyak orang untuk bersama-sama menggarap dunia ini. Intinya, Bodhisatwa sekalian, untuk menjalankan mazhab Tzu Chi, kita harus terjun ke tengah masyarakat. Hubungan antarmanusia sangatlah rumit.

Sungguh, jika tidak menyerap Dharma ke dalam hati dan tidak berjalan selaras dengan Dharma, maka hati kita pun bisa ikut tercemar. Bukan hanya tidak dapat menyucikan hati sesama, tetapi malah tercemar oleh orang lain. Jadi, kita harus selalu mempertahankan tekad pelatihan kita.

Saya sering berkata bahwa usia kehidupan kita terus berkurang setiap hari. Di saat usia kehidupan terus berkurang, jika kita tidak bersungguh hati, maka noda batin akan terus bertambah. Jika kita bersungguh hati, maka meski usia kehidupan terus berkurang, tetapi jiwa kebijaksanaan kita malah bertambah. Jika tidak bersungguh hati, maka noda batin kita akan terus bertambah.

Waktu dapat mendukung pencapaian seseorang, tetapi juga dapat menambah karma buruk. Apakah kita menggunakan waktu untuk menciptakan karma buruk atau menumbuhkan jiwa kebijaksanaan? Semua ini tergantung pada diri sendiri.

Saya membimbing kalian masuk, tetapi pelatihan diri bergantung pada pribadi masing-masing. Di tengah waktu yang terus berlalu, saya tetap berharap kalian dapat tekun dan bersemangat setiap hari, dan bekerja sama dengan harmonis di dalam komunitas masing-masing. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

Meneladani hati Buddha dan tekad Guru untuk menuju arah yang sama
Melihat barisan Bodhisatwa yang panjang
Melatih diri denngan tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh
Menjalankan mazhab Tzu Chi dengan Empat Sifat Luhur

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 Oktober 2019
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -