Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Melatih Diri di Jalan yang Sama


Saya sangat bersukacita melihat para anggota Tzu Ching yang berasal dari belasan negara. Selama beberapa hari ini, mereka berkumpul di Aula Jing Si Hualien untuk mengikuti pelatihan bersama. Meski menggunakan bahasa yang berbeda-beda, mereka berkumpul di ladang pelatihan yang sama dan mengejar filosofi yang sama, yaitu cinta kasih. Semoga mereka dapat tekun melatih diri di Tzu Chi dan lebih memahami kebenaran tentang cinta kasih. Dengan demikian, arah para relawan muda mudi ini akan semakin jelas dan jalan mereka akan lebih rata dan bermakna.

Pada zaman sekarang, setiap orang harus tersadarkan. Berkat kecanggihan teknologi, kita bisa memandang lebih luas. Dalam waktu singkat, kita dapat mengetahui hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Lewat ponsel, kita bisa melihat hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Saat mengetahui bahwa orang-orang hidup tenteram dan harmonis, kita turut bersukacita dan tenang. Saat mengetahui bahwa ada negara yang dilanda bencana, semua orang akan membantu dengan kesatuan hati.

Setiap orang mengembangkan cinta kasih dan menggunakan ponsel mereka untuk menghimpun kekuatan. Dengan mengajak satu sama lain, kita bisa menghimpun kekuatan besar untuk menolong banyak orang. Kita bisa menyelamatkan orang-orang dari kesulitan dan penderitaan. Dengan menjalin jodoh baik, kita bisa menghimpun kekuatan besar untuk menolong orang yang membutuhkan.


Hari ini, kita melihat para anggota Tzu Ching kita. Sebelumnya, mereka tidak saling mengenal dan memiliki kendala bahasa. Mereka jarang bisa berkumpul di Taiwan. Saya berharap mereka dapat menggenggam waktu untuk saling mengenal. Meski dunia ini sangat luas, tetapi kita bisa mempererat hubungan kita dengan sesama agar semua orang bisa saling membantu untuk menolong orang yang menderita. Inilah harapan terbesar saya.

Kemarin, dalam rapat divisi kerohanian yang rutin diadakan setiap hari Senin, kita mendengar para staf muda kita memberikan laporan tentang hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Saya sangat tersentuh mendengarnya. Yang membuat saya tersentuh adalah para staf muda kita yang setiap hari memperhatikan kondisi alam dan umat manusia. Saat terjadi bencana di tempat yang terdapat insan Tzu Chi, mereka harus segera mencari tahu apakah relawan kita selamat dan bagaimana menyalurkan bantuan.

Contohnya di Indonesia. Letusan sebuah gunung api memicu terjadinya tsunami. Berhubung merupakan tempat wisata, korban bencana mencakup wisatawan dan warga setempat. Berhubung merupakan tempat wisata, korban bencana mencakup wisatawan dan warga setempat. Pascabencana, lokasi bencana porak poranda dan ratapan terdengar di mana-mana.

Bencana seperti ini sangat menakutkan. Ini merupakan akibat dari karma buruk kolektif semua makhluk. Karena itu, di dunia ini, janganlah kita berbuat sesuka hati. Karena itu, di dunia ini, janganlah kita berbuat sesuka hati. Jangan hanya mengejar nafsu keinginan. Kita harus meningkatkan kebijaksanaan dan mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan.

Waktu terus berlalu. Bagi umat Katolik dan Kristen, hari ini merupakan hari besar, yaitu hari Natal. Mereka sangat memandang penting hari ini. Setelah Tahun Baru Masehi, selanjutnya adalah Tahun Baru Imlek. Saya sangat bersyukur. Kemarin, saya mendengar para bhiksuni Griya Jing Si dan para Qingxiushi mendiskusikan bagaimana merayakan Tahun Baru Imlek saat insan Tzu Chi kembali ke Hualien agar mereka dapat menyerap Dharma saat merayakan Tahun Baru.

Demikianlah tradisi Jing Si, merayakan Tahun Baru Imlek dengan kegiatan yang penuh makna. Mendengar diskusi mereka, saya sangat tersentuh dan bersyukur. Karena itu, saya bisa melakukan perjalanan dengan tenang. Para murid Jing Si dapat mengemban tanggung jawab untuk mewariskan Dharma. Selain itu, setiap orang berikrar untuk giat mempraktikkan jalan kebenaran.


Para Qingxiushi juga berikrar untuk giat mempraktikkan jalan kebenaran dan melindungi mazhab Tzu Chi di dunia. Tentu saja, umat perumah tangga juga membangun tekad dan ikrar. Lihatlah Tiongkok. Di musim dingin seperti ini, insan Tzu Chi harus bekerja keras untuk mencurahkan perhatian di berbagai kabupaten dan provinsi.

Para Bodhisatwa ini sering mengunjungi para lansia yang hidup di pegunungan. Mereka tahu barang bantuan apa yang dibutuhkan oleh setiap keluarga. Saat ada orang yang tidak bisa keluar untuk mengambil barang bantuan, relawan kita akan mengantarkannya ke rumah. Kita bisa melihat di Tiongkok, insan Tzu Chi di berbagai provinsi bekerja sama dengan kompak untuk memberikan bantuan di kabupaten dan provinsi masing-masing.

Mereka mendedikasikan diri tanpa takut lelah. Mereka sungguh menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Bodhisatwa adalah makhluk berkesadaran. Lihatlah kekuatan cinta kasih yang penuh kehangatan ini. Saya bersyukur atas kesungguhan hati dan cinta kasih para relawan kita. Kita harus membuat perencanaan yang matang tentang penyaluran bantuan tahun depan. Selain bersiap-siap menyambut Tahun Baru Imlek, kita juga harus mulai membuat perencanaan bagi hidup kita.

Tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah dengan mantap, inilah arah tujuan kita tahun depan. Tahun baru sangatlah penting karena merupakan kesempatan untuk melakukan perencanaan bagi hidup kita. Saya sangat bersyukur. Saya mendoakan kalian semua. Semoga di tahun baru ini, semua orang memperoleh ketenteraman,kebahagiaan, kesehatan, dan berkah. Terima kasih.

 

Merencanakan kegiatan Tahun Baru Imlek sesuai tradisi Jing Si

Mewariskan tradisi Jing Si dan melindungi mazhab Tzu Chi

Relawan muda mudi berikrar untuk mengemban misi Tzu Chi

Menyambut tahun baru dengan arah tujuan yang jelas

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Desember 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 27 Desember 2018

Editor: Stefanny Doddy

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -